| |
| |
| |
Semuanya tengah berkumpul diruang tengah sembari melempar candaan, membuat suasana ruang menjadi ramai.
"Udah Yah, Ananta jadi malu tuh!" tegur Syifa sembari menyenggol lengan suaminya membuat seluruh orang tertawa.
"Nggak kok Bund,"
Pipi Ananta merona malu membuat gadis itu langsung menyembunyikan wajahnya didada bidang sang suami yang juga ikut menertawainya.
"Udah Yah, Bund! Ananta jadi malu ni!" goda Daffa sembari tersenyum geli menatap punggung sang istri yang masih saja bersembunyi dibalik dada bidangnya.
Semuanya masih saja tertawa geli, hingga sebuah ketukan di pintu membuat semuanya terdiam.
"Bentar Bunda liat," ujar Syifa sembari beranjak dari duduknya berjalan pelan menuju pintu rumah.
Saat membuka pintu, Syifa tersenyum saat melihat Mita tengah berdiri disana yang juga tengah membalas senyumannya.
"Ah, Bu silahkan masuk!"
Memang beberapa menit yang lalu Syifa sempat menghubungi Mita untuk berkumpul bersama dengannya.
"Ah iya Nak!" jawab Mita sembari berjalan masuk mendahului Syifa yang terlebih dahulu menutup pintu.
"Assalamualaikum!"
Semuanya menatap bahagia Mita apalagi Ananta, gadis itu langsung berlari menghampiri sang Nenek yang akhir akhir ini sangat ia rindukan.
"Waaalaikumusalam! Nenek, Ananta sangat merindukan mu," ucap Ananta sembari memeluk erat Mita yang juga membalas pelukan sang cucu.
"Nenek juga sangat merindukan mu Ananta, cucu kesayangannya Nenek!" seru Mita membuat Ananta melepas perlahan pelukannya menatap sang Nenek.
Daffa beranjak dari duduknya, menghampiri kedua wanita itu saling melepas rindu setelah beberapa bulan berpisah.
"Apa kabar Nek?" tanya Daffa sembari mencium punggung tangan Mita yang sudah keriput.
Mita tersenyum menatap Daffa, "Alhamdulillah baik nak,"
"Silahkan Bu, duduk dulu!" selah Roni membuat Mita mengangguk, kemudian berjalan dengan Ananta yang terus menggenggam tangannya.
"Kenapa Nenek tidak mengatakan jika ingin kesini, kalau tadinya Nenek mengatakannya, aku dan Mas Daffa pasti akan menjemput Nenek,"
Mita tersenyum, menatap cucunya yang begitu bahagia melihat kedatangannya.
"Nenek, hanya ingin memberikan kejutan, jadi tidak menghubungi mu nak!" jawabnya yang membuat Ananta tersenyum manis.
"Ngomong ngomong, apakah kau sudah berisi?" tanya Mita yang membuat Ananta mengerjapkan matanya beberapa, sedangkan Daffa tersentak kaget namun mencoba menetralkan wajahnya.
"Ah, mungkin secepatnya Nek! Doakan saja yah!" kata Daffa sembari menggenggam erat tangan Ananta yang terasa bergetar.
"Semoga bulan ini sudah terisi!" sambar Syifa yang langsung diangguki oleh Roni dan Mita.
"Aamiin,"
Daffa mencium pipi Ananta membuat gadis itu tersenyum canggung dibuatnya.
"Ah iya, Ibu mau nginap?" tanya Roni menatap Mita yang langsung menganggukkan kepalanya.
Semuanya kembali saling berbincang dan bercanda hingga waktu sudah menunjukkan hampir memasuki tengah malam.
"Ya sudah semuanya tidur, Bunda mau nganter Ibu dulu," ucap Syifa yang langsung diangguki oleh semua orang.
Daffa dan Ananta pun langsung berjalan menuju kamar mereka yang berada dilantai atas.
"Udah belajar Sayang?" tanya Daffa saat memasuki kamar, membuat Ananta langsung menggeleng.
"Belum Mas," jawabnya sembari melirik tas punggung miliknya yang berada diatas meja kerja Daffa.
"Ya udah belajar dulu yah, meski cuma sebentar yang penting kamu paham,"
Ananta mengangguk, kemudian berjalan meraih tas miliknya membawanya ke tengah tengah kasur, disusul Daffa yang juga beranjak menuju kasur.
"Mas temenin yah,"
Ananta menganggukkan kepalanya sembari tersenyum dengan tangan yang memegang sebuah buku.Daffa memperhatikan Ananta dari samping, gadis itu nampak begitu fokus pada buku dihadapannya. Membuat Daffa dibuat gemas sendiri.
"Jangan ganggu deh Mas!" kata Ananta saat Daffa memberikan kecupan singkat di pipinya.
Daffa terkekeh, masih melanjutkan aktivitasnya dengan memberikan kecupan singkat ke Ananta, yang malah membuat gadis itu menatap tajam suaminya.
"Mas mau Ananta pukul," ancamnya yang membuat Daffa menggeleng sembari menggulum bibirnya menahan tawa.
"Ya udah diam! Ganggu aja! Entar nilai jelek juga pasti dicermahin," cerocos Ananta membuat Daffa langsung memeluk istrinya itu.
"Jangan ngomel, nanti Mas nambah cinta tau," godanya yang membuat Ananta menatapnya horor.
"Udah deh, Mas bosan tau denger gombalmu yang basi itu," gerutu Ananta yang membuat Daffa langsung memeluk gemas istrinya.
Ananta hanya bisa melirik tajam Daffa yang makin hari makin manja, menurutnya dialah yang seharusnya manja, kenapa harus Daffa coba.
"Udah deh, besok aja belajarnya! Aku mau tidur aja deh!" seru Ananta yang langsung menggeser bukunya ke arah Daffa membuat lelaki itu melepas pelukannya. Menatap tubuh Ananta yang sudah berbaring di atas kasur.
"Loh belum juga 10 menit, udah mau tidur aja," kata Daffa yang membuat Ananta menjulurkan lidahnya.
"Siapa suruh ganggu!"
Daffa terkekeh, kemudian beranjak turun dari kasur, berjalan pelan menuju meja kerjanya, menaruh buku milik Ananta.
Dan kembali berjalan menuju tempat tidur menyusul Ananta yang sudah terlebih dahulu terlelap dalam tidurnya.
•••
Pagi datang, seperti biasanya Ananta dan Daffa akan bersiap siap kesekolah, berangkat bersama tentunya.
"Bunda, Ayah dan Nenek! Daffa sama Ananta pergi dulu yah!" ucap Daffa sembari memberikan kecupan singkat dipunggung tangan ketiga orang tua itu, disusul Ananta dibelakangnya.
"Hati hati dijalan yah," ucap Mita yang membuat Daffa dan Ananta mengangguk
Mereka berdua pun berjalan keluar rumah setelah berpamitan.
#BERSAMBUNG
#JANGAN LUPA VOTE
INSTAGRAM: @_shantisudrn03
@wattpad.shantis
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Dan Pak Daffa (SELESAI)
Novela Juvenil(FOLLOW MAKCE DULU YAHH 🖤) "Bapak Siapa?!" Ananta Zalynda "Hey Saya Ini Suami mu! Bukan Bapakmu!" Daffa Alfarizi Pertemuan yang tak terduga membawa Ananta menikahi seorang guru yang bernama Daffa, meski awalnya tak berjalan mulus tapi lama kelamaan...