Teachers? Or Husband? (16)

8.8K 567 14
                                    

PLISS VOTE DULU YAHH🙏
| |

| |

| |

Subuh subuh Ananta sudah bangun untuk membantu para pembantu menyiapkan sarapan. Meski tahu kalau Daffa mungkin akan memarahinya karena bergerak dengan kondisi luka jahitnya yang belum sepenuhnya kering.

"Ananta! Sayang!" Mendengar suara Daffa melengking mengisi penjuru rumah membuat Ananta langsung berlari masuk kedalam kamar.

"Darimana?" tanya Daffa sembari mengatur nafasnya, mengumpulkan semua nyawa nya dengan perlahan.

"Dari dapur," jawab Ananta enteng yang membuat Daffa langsung membulatkan matanya.

"Ngapain? Jangan bilang kamu masak?" Daffa menjedah ucapannya membuat Ananta mengangguk mengiyakan ucapan sang suami.

"Kan ada pembantu Sayang, kok malah masak sih? Atau pembantunya kurang banyak yah? Mas perlu nambahin lagi yah? Berapa banyak?" tanya Daffa bertubi-tubi yang membuat Ananta bingung harus menjawab yang mana.

"Mas ih! Nyerocos terus tuh mulut! Nggak pegel apa!" Daffa menggeleng polos membuat Ananta menjadi gemas ingin memukul Daffa.

"Ananta nggak perlu pembantu yang banyak! Kan kata Mas Ananta harus jadi istri yang baik, yang bisa ngurus rumah!" kata Ananta sembari duduk didekat Daffa yang kini menatap kagum kepada sang istri.

"Tapi Mas nggak maksa kamu kok, buat ngelakuin itu," Ananta menggeleng pelan, kemudian sedikit beringsut mendekati Daffa.

"Emang, tapi Ananta yang mau. Kalau ada niat yah kenapa nggak!" kata Ananta sembari memberikan senyuman manis kepada Daffa yang membuat laki laki itu berdecak kagum kepada istri kecilnya ini.

"Ihh, jadi pengen makan deh!" ujar Daffa sembari menarik gemas pipi istrinya, mencuri satu ciuman di pipi gadis itu.

"Mas ihh.. mandi sana! Bau tahu!" seru Ananta mencoba menutupi wajah malunya karna perlakuan Daffa.

Daffa terkekeh geli, kemudian mengangguk mengiyakan permintaan Ananta. Beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan bersiap Daffa langsung turun ke bawah lebih menuju meja makan yang kini menyambutnya dengan begitu banyak hidangan menggugah selera.

"Buatan kamu, hmm?" tanya Daffa sembari melirik Ananta yang tengah menuangkan air putih kedalam gelas milik Daffa.

Ananta mengangguk mengiyakan, "Dibantu sama yang lain," kata Ananta sembari mendongak menatap beberapa pembantu yang sempat membantunya didalam dapur tadi subuh.

Daffa menganggukkan kepalanya, "Kalau ada sisa, buat bekal aja yah! Nanti kita makan bareng disekolah!" seru Daffa yang mendapat anggukan antusias dari Ananta.

Daffa menggeleng tak percaya bagaimana Ananta si gadis aneh bisa memasak makanan seenak ini. Sulit dipercaya dan di yakini.

"Wahh enak banget! Sumpah!" kata Daffa dengan senyuman lebar menatap Ananta yang membalas senyumannya dengan senyuman manis, membuat Daffa rasanya tak ikhlas jika Ananta harus tersenyum ke orang lain.

"Jangan senyum!" kata Daffa dengan wajah ditekuk, membuat Ananta langsung mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Kenapa?" tanya Ananta.

Daffa menggeleng lamban, "Manis banget! Ntar orang lain jatuh cinta sama kamu!"

Wajah Ananta seketika memerah mendengar penuturan Daffa yang jelas jelas memujinya meski dengan nada ketus. Sedangkan Daffa yang melihat Ananta bullshing hanya bisa terkekeh geli, senang sekali jika ia harus melihat wajah memerah malu khas Ananta.

"Mas tadi malam itu kenapa?" tanya Ananta sembari mencoba untuk menatap mata Daffa yang masih menunjukkan kejahilannya disana.

Daffa menggeleng pelan sembari menyuapi dirinya, "Ah tidak hanya saja Mas ingin menunjukkan itu,"

Ananta semakin bingung, kenapa Daffa seperti menutupi sesuatu darinya, "Tapi Mas..

"Sudahlah! Habiskan makananmu! Jika tidak kita akan terlambat," ucap Daffa lembut yang membuat Ananta mengurungkan niatnya kembali bertanya dan memutuskan akan bertanya lagi jika ia melihat peluang yang bagus.

•••

Ananta memandang kagum kepada murid baru ini. Pasalnya murid baru itu sangatlah tampan, ia juga membenarkan ucapan Zifanya tenang Lucas sang murid baru, ah tapi jika dipikir pikir Daffa jauh lebih tampan darinya.

"Nama saya, Lucas Aditya! Kalian bisa panggil saya dengan Lucas!" ucap Lucas sembari menebar senyum manis yang membuat para kaum hawa meleleh, namun tidak dengan kaum Adam yang kini memandang tak suka ke arah Lucas, pasalnya saingan mereka bertambah lagi untuk mendekati gadis gadis incaran mereka disekolah ini, setelah adanya Daffa kini bertambah dengan adanya Lucas.

"Baiklah Lucas! Kamu bisa duduk dibelakang Ananta! Ananta angkat tanganmu!" perintah Bu Sofia yang membuat Ananta langsung mengangkat tangan kanannya.

Lucas kini berada dibelakang, Ananta yang kini lebih fiksi menatap kedepan, pasalnya dua sudah berjanji kepada Daffa untuk tetap fokus dalam belajar, dan meninggalkan sifat malasnya.

"Hai Ananta," sapa Lucas yang membuat Ananta menoleh sembari tersenyum.

"Hai juga!"

Lucas membalas senyuman Ananta gadis yang mampu memikat hatinya saat pertama kali bertemu, dan itu tak ia rencanakan sama sekali, ia hanya melihat Ananta tersenyum kecil membuat hatinya bergetar hebat. Tapi tidak dia harus urungkan niatnya itu, karna tujuan utamanya kesini bukanlah itu melainkan hal yang sangat penting.

•••

Jam istirahat kini tiba, semua murid memenuhi kantin demi mengasih perut mereka yang meronta ingin diisi, begitu pula dengan Ananta yang kini tengah menikmati bakso sapi kesukaannya.

"Hai Na!" sapa Lucas yang membuat Ananta menghentikan kegiatan makannya, kemudian mendongak menatap wajah Lucas.

"Hai!" Ananta kembali melanjutkan aktivitasnya mengabaikan Lucas yang kini mengambil posisi duduk dihadapannya.

"Sendiri? Nggak punya temen yah?" tanya Lucas

"Ada kok!" Ananta membersihkan pinggir bibirnya dengan tisu sembari menatap Lucas, yang terlihat menunggu jawaban.

"Cuman, dia lagi ada urusan! Makanya nggak kesekolah," Lucas mengangguk anggukan kepalanya sembari menyantap nasi goreng dihadapannya.

Membahas soal Zifanya membuat Ananta ingat bahwa sahabatnya itu meminta tolong agar meminta Wa dan Username Ig Lucas.

"Ah iya, Aku boleh minta Wa sama Ig kamu nggak?"

Lucas tersedak, ia langsung menyambar minumannya setelah mendengar penuturan Ananta yang meminta nomornya? Apakah tidak salah!, Gadis yang ia sukai apakah juga menyukainya? Ah tidak mungkin. Dia tidak boleh terlalu berpikir seperti itu, itu bukan tujuan utamanya.

Ananta menggeleng saat melihat tatapan penuh arti dari Lucas,"Ini buat temen aku! Dia pengen kenal banget sama kamu! Makanya nyuruh aku minta itu," kata Ananta menyengir lebar membuat harapan Lucas hancur.

Lucas tersenyum terpaksa sembari menganggukkan kepalanya, "Entar gw kasih,"

Ananta tersenyum lebar akhirnya ia bisa mendapatkan sesuatu yang sangat diingkan oleh sahabatnya.

Tanpa Ananta sadari Daffa sedang memperhatikan gerak geriknya, dengan tatapan yang tak bisa dipastikan. Entah Daffa mendengar darimana percakapan keduanya yang jelas Daffa menatap Ananta dan Lucas penuh arti.






#BERSAMBUNG
#JANGAN LUPA VOTE
INSTAGRAM: @_shantisudrn03

Mas Dan Pak Daffa (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang