Teachers? Or Husband? (35)

7.2K 431 0
                                    

| |

| |

| |

S

eminggu sudah ujian akhir sekolah pun sudah selesai, tinggal menunggu nilai dan pengumuman kelulusan.

"Besok lusa udah pengumuman kan?" tanya Daffa sembari mendongak menatap Ananta yang terlihat begitu serius memijat kepalanya.

"Iya Mas, emangnya kenapa?" tanya Ananta balik dengan tangan yang masih aktif berkeliaran dikepala Daffa.

"Nggak, cuman nanya aja," ucapnya kemudian berbalik memeluk erat perut sang istri, membuat Ananta terkekeh kecil.

Ananta mengambil melanjutkan aktivitas, membiarkan Daffa yang terus mengendus ngendus diperutnya.

"Andai kamu hamil," gumam Daffa yang masih bisa didengar oleh Ananta membuat gadis itu sedikit tersentak kaget.

"Apa Mas?" tanya Ananta yang membuat Daffa kembali mendongak menatapnya.

"Ahh, nggak kok!" jawabnya membuat Ananta tersenyum paksa. Ia tahu pasti Daffa menginginkan anak darinya, tapi sampai saat ini ia belum merasakan apapun yang berhubungan tentang kehamilan.

Daffa yang menyadari Ananta tengah melamun langsung mengangkat sedikit kepalanya, mengecup pelan bibir Ananta membuat gadis itu mengerjap lucu.

"Jangan bengong terus, nggak baik!"

Daffa terkekeh geli menatap wajah Ananta yang memerah menahan malu.

"Apa sih Mas!" ucapnya yang malahan  membuat Daffa semakin menertawainya.

"Oh iya Yang, kamu mau kuliah dimana?" tanya Daffa sembari bangkit dari posisinya dengan memilih duduk didekat Ananta.

"Nggak tau Mas, tapi kalau Mas mau Ananta pikir Mas bisa nyariin kampus yang bagus menurut Mas," jawab Ananta sembari tersenyum lebar membuat Daffa gemas.

"Hmm, boleh boleh! Nanti Mas cariin!"

Ananta langsung memeluk Daffa, namun belum beberapa menit dalam pelukan suaminya, Ananta langsung mendorong Daffa mundur.

"Dah, Mas aku enek deh Deket sama Mas," ujar Ananta yang membuat Daffa mengerjapkan matanya polos, bertanya dalam hati kenapa istirnya bisa tiba-tiba berkata seperti itu.

"Jadi?"

"Jadi Mas pergi deh, jauh dari Ananta!"

Daffa menggeleng polos, ia sama sekali tak ingin jauh dari Ananta saat ini, dirinya hanya ingin berdekatan dengan istrinya ini.

"Keluar Mas, enek tau liatnya!" pekik Ananta sembari mendorong pelan tubuh Daffa hingga terhuyung ke belakang.

"Tapi Yang, aku nggak mau jauh dari kamu!" ucap Daffa kekeh sembari menekuk wajahnya membuat Ananta menjadi jijik melihatnya.

"Apaan sih Mas! Dah sana keluar!" kata Ananta yang langsung menatap tajam Daffa membuat lelaki itu langsung berjalan keluar kamar dengan wajah ditekuk.

Ananta hanya bisa menatap punggung Daffa, memang ia akui akhir akhir ini ia selalu saja merasa risih jika terlalu lama dengan Daffa.

Sedangkan Daffa yang kini tengah berdiri didepan pintu dengan pemikiran entah kemana.

"Udah boleh masuk nggak nih?!" teriak Daffa sembari menempelkan telinganya dipintu kamar.

"Nggak boleh!"

Daffa mendengus kesal, karna Ananta begitu menyebalkan akhir akhir ini, lain dengan dirinya yang ingin terus dimanja.

"Ayolah Yang! Aku masuk yahh!!"

Mas Dan Pak Daffa (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang