07 - Konsekuensi

83 22 0
                                    

“Kita hanya manusia yang memiliki hati rapuh.”
__________________

🍁🍁🍁🍁

Samar-samar dari atas tangga terdengar suara ribut di lantai bawah Fakultas Psikologi, sepertinya benar Oh Sera sedang terlibat masalah.

"... begini jadinya kalau kau tidak dibesarkan oleh seorang ibu!" Jaemin menggeram rendah, kata-kata jahat itu lagi.

Tangan Sera mengepal kuat, dia tahan dirinya sebisa mungkin untuk tidak menampar lelaki tua yang katanya ayah si Yoo Jina. Oh sialan, kenapa reputasinya sebagai mahasiswa baru harus seburuk ini.

Kacau! Satu Universitas tahu kalau Sera tidak punya ibu. Yang paling menyedihkan adalah, gosip Sera anak gelap itu sudah tersebar lebih dulu dari dugaannya. Memang benar yah, rumor lebih cepat beredar daripada sebuah kebenaran.

"Yak! Berani-beraninya kau menyentuh Anakku!"

Jaemin yang hendak melerai, menghentikan langkahnya begitu suara berat seseorang mengintrupsi langkahnya untuk terhenti. Para Mahasiswa yang sibuk berbisik pun bungkam.

Untunglah, Sera punya banyak orang yang sudi melindunginya.

"Hey Kakek tua, lepaskan tangan kotormu dari ponakanku!" Itu Jung Hana, mereka datang tanpa pernah Sera undang.

Tapi si Yoo Jina ini benar-benar anak manja dan memalukan, jadi Sera tidak punya alasan untuk mengusir orang tersayangnya yang datang tanpa diundang.

"Oh—siapa kau! Berani-beraninya mengataiku kakek tua! Mau membela ponakanmu yang anak seorang pelacur ini." Hana tersenyum miring, tampak menyeramkan.

"Jaga mulutmu, Tuan Yo! Ternyata pegawai di perusahaanku tidak sopan sekali, mengatakan kata-kata primitif seperti itu. Pelacur? Kau bilang anakku yang cantik dan baik itu pelacur?" Satu bogem mentah mendarat di wajah keriput lelaki, yang sudah membuat rambut Sera rontok.


"Kau mengenalku, Tuan bermulut sampah?" Sehun menginstrupsi rendah, desas desus perlahan mereda begitu suara lembut pun berat milik Sehun mendominasi ruangan yang dipenuhi manusia yang penasaran.

"Kau pernah lihat aku yang dulu seorang idol bulak balik club, hanya untuk menyewa seorang wanita? Kau tidak tahu, ya? Pekerjaanku dulu lebih mulia daripada kau, tikus berdasi yang senang menyimpan dana gelap perusahaan." Telak tepat sasaran, sudah dikatakan jangan main-main dengan Oh Sera.

Lihat saja si Yoo Jina yang dengan angkuhnya tadi datang lalu menyeret Sera sampai sikutnya berdarah, kini tengah merengek agar ayahnya membuat Sera tunduk padanya.

"Ayah, katakan sesuatu! Anak itu dan wanita tua gila di sampingnya, dia menyiramku dengan alkohol dan menamparku. Bahkan senior yang dulu dia goda pun ikut menyiramku." Lucu sekali, Yoo Jina belum sadar rupanya. Dia bahkan tidak mempedulikan ayahnya yang sekarang sedang merunduk malu.

"Kau pantas mendapatkannya," kata Sehun, benar-benar masih terlihat tampan di usianya yang sudah tidak lagi muda, tidak masuk akal kalau ketampanannya masih terlihat sama seperti di masa jayanya dulu.

"Anakku memang tidak pernah melihat bagaimana Ibunya, dia tidak pernah tahu bagaimana rasanya dipeluk seorang Ibu, tidak pernah tahu bagaimana rasanya kasih sayang seorang Ibu. Tapi anakku cukup mengerti, apa yang harus, dan tidak harus dia lakukan, dan katakan. Dia mengerti bagaimana cara dunia bekerja, tidakkah kau berpikir dia lebih dewasa dari gadis seumurnya?" Semuanya terdiam cukup lama, mungkin tertampar dengan ucapan Sehun barusan.

Little Slice Of Heaven Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang