"Perasaanmu, bukan urusanku."
__________________
...
Koridor berlantai putih itu terdengar menggema, begitu kaki yang terbalut sepatu converse berukuran empat puluh dua-nya menapaki lantai putih pada bangunan Fakultas Kedokteran. Jaemin mendengarnya, desas desus asing apa yang mereka gumamkan ketika dia lewat, anak lelaki ini sama sekali tidak peduli. Karena sudah pasti mereka membicarakan kejadian kemarin, saat dia berjalan santai lalu makan berdua dengan Sera melewati pelataran kampus yang panas.
Langkahnya mendadak berhenti, mata elangnya menangkap sosok gadis cantik yang hari ini mengenakan jeans hitam yang dipadukan dengan hoodie kebesaran, berwarna sama dengan jeansnya. Berani sekali dia menggunakan topi hitam yang kemarin Jaemin pinjamkan padanya, sambil mengobrol dengan Seniornya yang lain. Mereka terlihat asyik mengobrol, di antara bangku-bangku tempat mahasiswa beristirahat di lobi.
What the hell! Muncul keinginan dalam diri Jaemin, untuk membubarkan mereka berdua yang tampak asik--mereka serasi. Selain itu, ada urusan apa pula mahasiswa dari fakultas seni itu mampir ke fakultas kedokteran?
"Cih." Lalu Jaemin melanjutkan lagi sisa langkahnya, mencoba tidak peduli tapi hatinya sudah dongkol setengah mati.
Apa-apaan, kenapa dia kesal begini?!
"Senior!" Panggilan itu sukses membuat tubuh Jaemin memutar tiga ratus enam puluh derajat, ingin rasanya Jaemin memukul dirinya sendiri begitu merasa kecewa kalau orang yang memanggilnya bukan Oh Sera.
"Ini ...." Dengan senang hati Jaemin menolak sebungkus coklat dan secarik amplop, yang dapat dipastikan kalau itu adalah surat cinta.
"Makan saja suratmu, aku tidak butuh surat apalagi pengakuan cintamu." Begitulah cara Na Jaemin membuat beberapa gadis dipukul mundur, dia kejam dan tidak dapat memelihara kata-katanya dengan baik.
Efek yang ditimbulkan, ketika terlalu sering bergabung dengan Hwang Renjun.
"Sadar, Na Jaemin!" rutuk Jaemin dengan kesal menaiki anak tangga menuju ruang klub musik dengan kesal.
Jangan bilang dia cemburu! Demi Tuhan, itu tidak lucu.
¶∆¶
2 Jam sebelum Jaemin datang, Sera yang datang kepagian memilih pergi ke ruang klub. Tepat saat kakinya masuk ke dalam ruangan pemusik itu—begitu tahu yang masuk adalah dirinya, Hwang Renjun dengan segera bangkit menyodorkan kertas berisi rentetan kata dari tinta hitam yang padat memanjang ke bawah.
"Bantu kami pergi ke Paris." Lagi-lagi si tukang nyinyir ini membuat dahi Sera yang ingin beristirahat, berkerut banyak.
"Senior memintaku untuk membiayai pergi ke Paris, begitu?" Suara kekehan terdengar lirih dari mulut Lee Jeno.
"Lihat dulu kertas itu, kamu akan tahu kalau ini emm—ah sudahlah kamu baca saja! Ini semacam hubungan simbiosis mutualisme antara kamu dan kami." Kalau begitu, ini menguntungkan untuk ke dua belah pihak.
Oke! Tidak ada salahnya Sera ambil kertas tadi, sedikit tidak percaya ketika mereka bisa membuat hal-hal seperti ini. Sedangkan masuk kelas selalu semaunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Slice Of Heaven
Fanfiction{Spin Off - Couple Or Trouble} Tumbuh besar setelah ditelantarkan oleh Ayahnya, Oh Sera mencoba menuruti semua yang Oh Sehun katakan. Dia tidak punya pilihan untuk jatuh cinta, dia tidak punya pilihan untuk berteman, semuanya terbatasi. Ia hanya tak...