15 - Teman Makan Siang

39 14 0
                                    

“Debar yang hadir karena kamu si cantik itu nyata, atau memang aku sedang jatuh cinta?”
_________________


Berulang kali menghembuskan napas kasar, Na Jaemin kembali membuka tirai yang menjadi sekat antara satu brankar dengan brankar lainnya. Mengusap kasar wajah mulus tanpa tumbuh satu jerawat pun, Jaemin mengingat ucapannya pada Sera tadi.

"Dasar labil," gerutu Jaemin mengatai dirinya sendiri.

"Kau bodoh Na Jaemin! Dasar laki-laki labil! Apa mau mu astaga!" Belum berhenti menasehati diri sendiri, Jaemin membeku mendapati Hwang Wonwoo tengah duduk dengan bosan menatapinya yang merutuk tidak jelas.

"Kau sakit, Na Jaemin?" Tentu saja sebagai dokter yang selalu berjaga di ruang kesehatan, Wonwoo sudah hafal betul dengan wajah Jaemin.

Lelaki yang selalu membawa lolipop di saku baju yang dia kenakan, lalu ketika malas menghadiri kelas, Jaemin punya dua ruangan untuk tinggal. Ruang kesehatan, atau ruang klub. Daripada kembali ke rumah bertemu ayahnya dan bertambah bosan, Jaemin lebih memilih dua tempat ini sebagai tempat istirahat.

Lalu, saat Oh Sera si mahasiswi baru yang dulu dia lihat tergeletak di bawah tangga, gadis yang dengan berani mengatakan kalau dia menyukainya. Saat itu rasanya Jaemin punya pilihan lain untuk istirahat selain dua tempat ini. Yaitu, berada di dekat Oh Sera.

Menyenangkan saja rasanya berada disekitar gadis cantik, suka berisik, yang tidak jarang membuat ubun-ubun kepalanya hampir pecah.

"Hyung—" saking seringnya ke sini hanya untuk tidur, Jaemin jadi lebih nyaman memanggil Wonwoo dengan hyung, alih-alih memanggil dengan gelar dokternya itu. "Apa kau punya semacam alat pendeteksi kelainan jantung?"

"Oh tunggu, kau benar sakit?" Beralih khawatir, Wonwoo lekas menghampiri Jaemin lebih dekat lalu Jaemin hanya menatapnya datar seperti takjub melihat orang bodoh seperti Wonwoo itu ada.

"Kau sering kelelahan? Atau ada gejala khusus lain yang membuat jantungmu berdebar kencang?" Menarik sudut bibirnya tinggi-tinggi, Jaemin mengingat kapan dan bagaimana jantungnya bisa berdebar kencang.

"Ya, ada saat tertentu yang membuat jantungku berdebar kencang—" Wonwoo menunggu kalimat Jaemin dengan was-was, "Setiap kali di dekat gadis merepotkan itu, jantungku berdebar kencang."

Bahu Wonwoo jatuh merosot, sia-sia sudah khawatir. "Aku sakit—"

"Kau sedang jatuh cinta, bodoh!" putus Wonwoo, tidak lagi mau dibodohi. "Sudah jelas, kalau jantungmu berbedar karena seorang gadis, itu artinya kau sedang jatuh cinta."

"Tapi bagaimana kalau memang aku punya penyakit jantung?" Kalau sudah bersama Wonwoo, Jaemin akan sedikit tersentil untuk berbicara lebih banyak.

"Kau mau memangnya? Tunggu sebentar, ada yang lebih aneh daripada kau punya penyakit jantung? Siapa gerangan gadis yang membuatmu jatuh cinta?" tanya Wonwoo seolah baru sadar, beruang kutub yang senang hibernasi ini jatuh cinta.

"Aku tidak jatuh cinta! Aku hanya— aku, ya aku hanya berdebar saat bersama dengannya. Debar yang tidak pernah aku rasakan saat wanita mana pun datang dan memberiku sebatang cokelat." Mulut Wonwoo refleks membentuk huruf O, ini pengakuan yang lebih mengejutkan dari apa pun.

"Astaga, Jaemin yang suka tidur sekarang sudah dewasa!" Jaemin menggerling malas, ingin sekali memukul Wonwoo kalau dia bukan seorang mahasiswa di sini.

"Ngomong-ngomong siapa gadis merepotkan itu aku— ehey jangan bilang!" Wonwoo sampai tidak bisa berkata-kata kalau sampai dugaannya benar.

"Ya dia, gadis yang dulu aku titipi lolipop padamu. Bagaimana? Apa lolipop itu berhasil membungkam mulutnya?" Wonwoo sedikit terkejut mendengarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Little Slice Of Heaven Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang