P a r i s ~ Yeojong

120 12 0
                                    

Jongho datang menemui Yeosang di sebuah gedung milik ayah Yeosang. Udah jam makan siang sebenernya, Jongho mau bawain makanan tapi Seorang nolak. Gak usah repot repot, katanya.

"Kak, permisi. Ruangan Kak Yeosang dimana ya?" Jongho bertanya ke salah satu resepsionis

Jongho cuman dua kali masuk ke dalam gedung ini, jadi harap maklum kalau dia lupa.

"Di lantai tiga kak," tunjuknya ke sisi kirinya yang berarti kanan Jongho

"Makasih,"

Setelah menanyai dan berterima kasih, Jongho berjalan ke kanan, terdapat vas besar juga orang berlalu dengan telpon diapit antara bahu dengan telinga, juga tak jarang beberapa karyawan membawa lembaran kertas penting.

Jongho terlalu memperhatikan sekitar tak sadar bahwa di depannya adalah Yeosang.

Duk

"E-eh? Maaf,"

Jongho menunduk meminta maaf, karena itu kesalahannya mengapa tidak memperhatikan depannya.

Tiba-tiba sebuah tangan menghampiri dagunya, mengangkatnya untuk bertatap mata.

"Kau fokus melihat apa, hm? Sampai tak melihat calon suamimu ini?" Tatapan Yeosang benar-benar menjadi sumber ke-alay-an beberapa karyawan wanita disini

Lihatlah kalau tidak percaya,

"Aduhh bisa mati gue ditatap kayak gitu,"

"Tampan banget.."

"Itu siapa sih? Deket banget sama Pak Yeosang,"

"Denger-denger sih jalangnya,"

"Bener lo? Bukannya calon istri?"

"Jalang ih!"

Rahang milik Yeosang mengeras begitu juga tangan kirinya, tapi tidak untuk tangan kanannya yang menjadi tumpuan dagu Jongho. Terlalu manis dan imut untuk di sakiti, mending para manusia gak tau diri aja. Memang begitu faktanya

Sorot pandang matanya menajam melirik orang kepercayaannya juga para manusia pembuat kotoran di kantornya. Bola mata mengerling menatap semua karyawan satu persatu dan kembali menatap tangan kanannya yang mengangguk pelan.

Sebelum kembali berbicara, Yeosang menutup matanya menetralkan amarahnya. Dirasa sudah, Yeosang membuka matanya dan tersenyum menatap Jongho yang juga menatapnya bingung.

"Ayo kita berlibur,"

Tak banyak omong Yeosang menggenggam tangan Jongho. Melupakan deretan kertas yang seharusnya tadi diurus.

Sampai di depan gedung, keduanya menaiki mobil yang sudah disiapkan.

"Kak, kita mau kemana?"

"Kemana pun. Ke pelaminan bisa,"

Pipi Jongho memerah mendengar ucapan Yeosang yang lolos begitu saka dari belahan bibirnya.

"Emang mau kemana?"

Yeosang menggapai tangan Jongho dan menggenggamnya selagi ia menyetir. Intinya Jongho tidak boleh jauh-jauh dengannya. Rindu itu berat dan menyusahkan. Cukup kemarin saja Seonghwa membawanya pulang.

"Kok nggak dijawab Ho?"

Bagaimana bisa menjawab kak! Hoho kehilangan kata-kata!! -Jongho masih dengan pipi bersemu

"Ya udah kita ke Paris,"

"Ngapain?? Jangan aneh-aneh deh kak,"

"Nggak aneh-aneh. Nanti juga orang tuamu kesana,"

hilang?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang