Selepas masalah Joonghwa atau Hongjoong dan Seonghwa, Mingi mengajak Yunho keluar melepas penat akibat kedua kakaknya itu. Hanya jalan-jalan saja, menghirup angin sore.
Kaki panjang membawa mereka sampai di pantai, apartemen milik Hongjoong dekat pantai jadi tak perlu menghabiskan waktu, bensin. Lumayan menghemat sekaligus menyehatkan badan.
Yang baca nih ff juga terapin ya😄
Tangan saling bertautan mengiri perjalanan menginjak pasir pantai yang terlihat lembut dan halus. Debaran ombak saling mengejar satu sama lain untuk menghampiri daratan menjadi alunan ketenangan. Suara gaduh kendaraan yang begitu terasa memekakkan telinga lenyap begitu saja, menyisakan ketenangan.
Mingi memeluk Yunho dari belakang tanpa melepaskan tautan tangannya. Memeluk sang Submisvise begitu erat seakan takut di bawa ombak. Saling memejamkan mata merasakan suasana tenang ini.
Yunho terkiki geli kala merasakan air dingin laut menyentuh kakinya. Mingi yang mendengarnya tersenyum senang.
"Jangan main april mop-an ya?"
"Hm? Kenapa?" Yunho bertanya menanggapi Mingi dengan mata terpejam
"Karna aku belum siap berantem atau pun pisah sama kamu,"
Yunho tak menjawab melainkan membalikkan tubuhnya memeluk erat Mingi.
"Yunho sayang Mingi,"
"Mingi juga,"
"Juga apa?" Yunho mendongakkan wajanya menatap Mingi dari bawah yang bertambah kadar ketampanannya.
"Sayang,"
Mingi mencium sekilas bibir milik Yunho kemudian memeluknya erat.
Kedua pasangan ini memang bucin satu sama lain. Jadi jangan heran jika keduanya mengumbar keromantisannya di sembarang tempat.
.
."Mingi"
"Apa?"
"Nggak jadi"
Mingi mengernyit bingung tapi tak mempermasalahkannya. Biarkan Yunho berfikir terlebih dahulu, mungkin lupa.
Memilih menyuapkan sesuap desert buatan mamanya. Sesekali menyuapi Yunho yang tengah bermain game di hpnya.
"Mingi,"
Mingi menoleh dan mendapat gelengan kepala dari Yunho.
Aneh aja gitu, Yunho minta ditemenin di perpustakaan kota sekalian baca baca gak perlu beli, ambil aja yang penting. Lumayan budget nya berkurang, -Yunho.
"Ming, Mingi,"
"Hmm?"
"Gak jadi. Kamu jelek,"
Mingi menganggukan kepalanya beralih mencubit pipi Yunho. Gemes dia dari tadi tuh di panggil terus.
Sementara Yunho hanya menatap sebal Mingi.
Bergandengan tangan mengelilingi supermarket yang bergabung menjadi satu dengan mall. Sesekali mencubit pipi salah satunya.
"Tadi mama kamu mau beli apa?"
"Sirup,"
Yunho menjawabnya singkat. Disebelahnya Mingi tengah mendorong trolley yang belum terisi penuh, hanya beberapa saja.
"Terus? Tahu, sayur, susu, nggak pakek?"
"Hmm,"
Keduanya berjalan ke arah rak tahu, kemudian bergilir ke sayur dan terakhir susu.
Dirasa sudah semua, mereka berdua menuju kasir akan membayar total semua belanjaannya.
"Lucu nggak?" Tunjuk Yunho di atas kepalanya.
"Kamu mau? Beli?" Lantas Yunho meletakan kembali bando lucunya sedikit kasar
Mingi lantas mengejar Yunho setelah membayar dan berpesan kepada kasir untuk menyimpan belanjaannya.
"Yun, Yunho sayang!"
"Hey, hey. Berhenti dong! Gak capek apa?" Menarik lengan Yunho
"Gak!" Mingi tersentak kaget mendengar nada bicara Yunho
"Ayo minum dulu,"
Yunho tak banyak bicara, menuruti Mingi. Memang dirinya haus padahal bukan lari, hanya berjalan cepat saja.
Melihat botol disodorkan ke arahnya lantas dengan cepat dan ketus Yunho mengambilnya, membuka serta meminumnya. Mingi juga melakukan hal yang sama dengannya.
"Aku mau putus,"
"Uhukk!!"
Banyak pasang mata melihat ke arahnya juga Yunho. Sebenarnya Yunho tidak tega melihat Mingi tersedak karena ucapannya.
Memang begitu besar pengaruhnya?
Masih dengan tenggorokan dan dada yang sedikit sakit, Mingi menoleh menatap Yunho yang jhga menatap dirinya. Menggenggam tangan besar kurus milik Yunho sesekali di usap pelan.
"Ini april mop kan?" Yunho menggeleng
"Aku salah apa? Cerita, jangan diem aja," ucapnya penuh ketulusan
"Gapapa,"
"Yunho, aku ini pacar kamu loh-"
"Otw mantan pacar, ralat," Yunho mengoreksi perkataan Mingi
"Aku berhak tau kejadian yang menimpa kamu selama menjadi pacar,"
"Gue juga berhak memutuskan hubungan," Mingi terdiam, tangannya masih di atas tangan Yunho
"Dan mulai sekarang kita putus. Terserah mau ngomong apa, intinya berakhir sudah mantan tak ikhlas," di akhir kalimat, Yunho melirihkannya. Jiwanya menginginkan untuk tidak memutuskan hubungan dengan lelaki berjangkun ini.
"Kasih aku alasan kenapa kamu mau putus?"
"Karena lo tuh tolol banget tau gak?! Mantan lo yang body goals, cantik, imut ngedempet lo, lo ladenin. Gimana gue yang krempeng gini??"
"Stop, berhenti, cukup. Gue gak mau lanjutin hubungan ini, udah gak sehat. Kenapa? Karena semuanya lo tutupin dengan baik!
"Dan jangan pernah ngehubungin gue lagi. Atau lo nerima rasa sakit yang mendalam,"
Yunho pergi meninggalkan Mingi duduk terdiam. Sebetulnya dia juga masih sayang sama Mingi, tapi Mingi sudah terlanjur mengecewakannya.
Biarkan Tuhan yang mengatur dan membalasnya, cukup Yunho dan alam semesta yang melihat.
-END-
Lanjut YeoJong, bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
hilang?✔
Fiksi PenggemarJangan di BACA. Udah dibilangin loh ya😌 penuh ke anehan, tuangan imajinasi author. .. "Apa? Lo bilang apa?! Hah?! Mop??" . "Lo tau kan kalau lo dilahirin buat dimatiin?" . "Maaf udah ngehilangin sesuatu yang berharga" .. ~.~.~.~.~ B × B ATEEZ + B...