Prolog

557 84 5
                                    


Walaupun sekelas, keduanya sama sekali tidak pernah bertegur sapa. Sekadar mengucapkan "Hai" saja keduanya enggan.

Atau lebih tepatnya ...

Belum pernah?

Namun sebenarnya Yachi mempunyai keinginan untuk berbicara kepada lelaki jangkung tersebut. Yah walaupun hanya dua kata terucap pada bibirnya, yang penting gadis berambut pendek tersebut berinteraksi dengan si jangkung.

Sudah dua minggu dirinya menjadi siswi SMA Karasuno. Yang ia dapat lakukan terhadap si jangkung hanyalah memandangnya dari kejauhan.

Tapi yang menjadi masalahnya adalah si lelaki jangkung bernama Tsukishima itu terlihat sangat irit bicara. Dan sama sekali tak pernah menyapa anak seangkatan lainnya. Hm, mungkin dia juga jarang bertegur sapa dengan para kakak kelas.

Yang lebih anehnya lagi, lelaki itu tak pernah tertawa dan mengulas senyum. Wajah lelaki itu terlalu datar.

Hal itulah yang membuat Yachi tak ingin berbicara kepada lelaki tersebut. Bukan karena itu saja, Yachi juga malu.

Bel tanda istirahat telah berbunyi sedetik yang lalu, seluruh murid SMA Karasuno salah satunya murid-murid kelas 1-5 keluar dari kelas menuju ke kantin untuk menghilangkan lapar. Termasuk lelaki jangkung berkacamata, Tsukishima tentu saja.

Yachi yang pada dasarnya malu ditengah kerumunan orang, apalagi ia tahu betul bagaimana suasana di kantin lebih memilih duduk dibangkunya ia tak ingin keluar dari kelas. Lalu mengambil kotak bekal yang berada di dalam tasnya kemudian meletakkan kotak bekal berwarna merah muda tersebut di meja.

Sekarang hanya ada dirinya sendiri saja di kelas.

Ia membuka tutup kotak bekal lalu menghela napas panjang.

Entah mengapa, ia tidak berselera makan sekarang. Padahal pada saat ia berada di rumah tadi Yachi sangat antusias membuat bekal untuk ia bawa ke sekolah.

"Setidaknya kau harus makan roti ini, Kei."

Yachi mengalihkan perhatiannya dari makanan ke arah dua lelaki yang baru saja masuk ke dalam kelas.

Oh, Tsukishima dan Yamaguchi, ternyata.

Agak lama ia memandang kedua lelaki tersebut--lebih tepatnya memandang Tsukishima--akhirnya Yachi menyadari dengan apa yang ia lakukan tadi. Dengan segera ia memfokuskan diri kepada makanannya lalu mengambil sebanyak satu suap makanan yang ia buat dari rumah.

Oh, jangan sampai dia tahu jika aku memperhatikannya.

Jantung Yachi berdetak tak karuan, gadis mungil itu takut ketahuan jika selama ini ia selalu memperhatikan Kei.

"Pantas saja badanmu kurus begitu, makan saja tidak mau!" omel Yamaguchi, "Jadi, mengapa kau ke kantin jika akhirnya tidak mau makan juga?''

"Diam."

Ya ampun, Tsukishima benar-benar irit bicara. Dan apa-apaan aura aneh ini? Terasa begitu dingin dan menusuk seluruh kulit Yachi.

Lama-kelamaan Yachi merasa tidak nyaman berada di situasi sekarang. Kedua lelaki itu seperti tidak mengganggap Yachi ada. Huh, sedih sekali.

Yachi berharap jika suasana dingin ini sirna.

Yah, seperti itulah yang Yachi alami selama berada di sekolah. Yachi belum terlalu akrab dengan teman-teman sekelasnya karena dirinya yang terlalu malu untuk membuka pembicaraan kepada orang lain.

Termasuk kepada Tsukishima.

***

Ini cerita pertamaku. Jadi maklum agak aneh.

Jadi cerita ini dilanjutkan atau di hapus aja?

You (TsukiYachi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang