12.

89 18 3
                                    

  Yachi tidak yakin bahwa ia telah resmi berteman dengan Tsukishima dan Yamaguchi. Berteman hanyalah status tetapi sifat Tsukishima masih sama seperti sebelumnya.

Yachi pertama kali pergi ke kantin, sebab ia malas membuat bekalnya hari ini. Sedari jam pelajaran pertama perut gadis tersebut berbunyi, walau tidak nyaring. Makanya saat ini Hitoka berjalan agak cepat menuju kantin.

Saat masuk ke dalam salah satu kantin yang menyediakan makanan dan minuman. Gadis itu ingin sekali memakan kari. Padahal di apartemen ia sering mengonsumsi makanan itu bersama Madoka.

"Hei Yachi!"

Seorang lelaki memanggil nama gadis bersurai kuning tersebut. Dilihatnya lelaki berambut oranye berjalan menuju dirinya melambaikan tangan sambil tersenyum lebar. Di belakangnya seorang lelaki bersurai hitam, oh itu Kageyama.

"Hinata."

"Kita bertemu lagi, Yachi," kata Hinata, "Eh baru kali ini aku melihatmu berada di kantin."

Yachi menyentuh lehernya sebentar lalu berkata dengan canggung, "Haha, aku jarang ke kantin."

"Oh begitu," balas Hinata, "Lebih baik kita makan bersama-sama saja! Pasti menyenangkan! Iya, kan Kageyama?"

"Ya, sepertinya menyenangkan."

Hitoka tersenyum lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pesan makanan kita."

***

"Kau ikut klub voli, Kageyama?"

Kageyama menganggukkan kepalanya, "Iya, dari 1 minggu yang lalu."

"Astaga! Aku baru tahu!"

"Kenapa memangnya?"

"Aku hanya bertanya. Namun kenapa aku tidak pernah melihatmu di ruang latihan, ya?"

"Kau kan selalu pulang duluan."

"Wah, kalau begitu aku akan rajin mengikuti kegiatan klub voli."

Hitoka terdiam saja sembari mengunyah satu suapan terakhir karinya. Jujur saja gadis itu tidak paham dan tidak mau ikut bergabung dalam obrolan kedua lelaki tersebut.

"Kalau Hitoka--eh Yachi?"

Tiba-tiba Kageyama bertanya dan menyebutkan nama panggilan dari gadis bersurai kuning tersebut. Ini merupakan momen langka bagi sahabat Kageyama yaitu Hinata, karena lelaki itu dikenal sebagai lelaki yang jarang berbicara bahkan jarang bertanya kepada orang lain. Jika lelaki itu mulai membuka pembicaraan atau memberikan pertanyaan kepada lawan bicara maka besar kemungkinan Kageyama mulai tertarik untuk dekat dengan seseorang tersebut.

Hitoka tentu terkejut. Lelaki berwajah lempeng itu memberikan pertanyaan kepadanya.

"Kenapa?" tanya gadis tersebut.

"Kau ikut kegiatan klub apa?"

"Aku tidak mengikuti kegiatan klub apapun. Entahlah, aku masih bingung mau ikut klub apa."

"Kalau masalah bingung sih bisa diatasi. Kau cek saja dirimu sendiri. Apa hobimu dan bakatmu. Begitu," celetuk Hinata.

Hitoka menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Itu Yachi, maaf karena aku telah menyebut nama panggilanmu," ujar Kageyama.

"Kau tidak perlu minta maaf Kageyama. Tak masalah kau memanggil namaku dengan nama panggilan."

"Tidak dulu, masih terlalu awal," ucap Kageyama lalu memandang ke arah kanan sebentar, seperti membuang raut malu pada wajahnya.

"Hm  ... iya juga. Lebih baik kita panggil dia Hitoka saja," kata Hinata, "Itu terdengar lebih baik."

Kageyama menganggukkan kepala, "Iya, kau benar."

"Baiklah, mulai hari ini kita pakai nama panggilan saja biar akrab."

"Heee. Berkumpul bersama teman-temannya, ya? Tumben ke kantin."

Suara seorang lelaki menganggu momen bahagia ketiga insan tersebut. Hitoka dan Hinata memandang lelaki berkacamata yang saat ini mengambil posisi duduknya di kanan Hitoka. Lantas gadis itu merasa sedikit canggung dan malu dalam waktu yang bersamaan.

"Aku habis membeli makanan ringan, tidak sengaja aku melihat mu bersama mereka di sini."

"Dia teman sekelasmu, Hitoka?" tanya Hinata karena bingung.

"Woah, kalian akrab ya?"

"Iya, Shoyou dia teman sekelasku. Namanya Tsukishima Kei."

Gadis itu lebih memilih tidak terlalu peduli dengan kehadiran Kei, salah sendiri lelaki itu tiba-tiba datang dan menganggu mereka bertiga. Walau disisi lain Hitoka senang akan kehadiran lelaki yang ia sukai.

"Oh, senang berkenalan denganmu, Tsukishima. Namaku Hinata Shoyou dan ini sahabatku Kageyama Tobio."

Kei menyeringai, "Ya, senang berkenalan denganmu."

Hitoka merasa aneh dengan Kei. Tsukishima Kei yang ia kenal itu tidak suka sok akrab seperti ini, tidak suka menyapa orang lain dan tidak suka tersenyum kepada lawan bicara. Apakah barangkali karena Hitoka dan Kei baru memulai hubungan pertemanan mereka lelaki itu berusaha untuk mengakrabkan diri kepada Hitoka dan orang-orang di sekitarnya?

"Apa-apaan senyuman mu itu kacamata? Membuatku sebal saja!" seru Kageyama yang mengalihkan pandangan dari Kei yang sesekali menyeringai ke arah mereka.

Walau terlihat tenang, Kageyama merupakan lelaki yang cepat terpancing amarahnya, sekalipun itu hal-hal kecil.

"Memang salah ya kalau aku tersenyum begini? Apa itu menganggumu?"

"Sangat sangat menganggu!"

"Sudahlah Kage--Tobio. Jangan terlalu direspon," kata Hitoka seraya tersenyum paksa, merasa tidak enak karena pertama kalinya melihat Kageyama tersulut emosi, "Kita bicarakan hal lain saja, ya. Yang seru."

Jujur saja, Tsukishima Kei merasa lelah karena ia bertingkah seperti sekarang. Sungguh ini diluar dirinya. Ia lebih suka berdiam sambil memasang raut datar dan memperhatikan orang-orang sekitarnya.

Entahlah. Sejak dirinya mengatakan bahwa ia dan Hitoka berteman ada perasaan aneh yang ia sendiri tidak tahu pasti. Tidak, lebih tepatnya ini perasaan yang sempat dirinya kubur sejak beberapa bulan yang lalu. Kini muncul lagi ke permukaan.

Pikirnya ia harus membuang perasaan itu sejauh-jauhnya. Namun karena perasaannya ia kembali merasakan rasa penasaran itu. Ya, Kei penasaran dengan Hitoka. Karena itulah ia ingin berteman dengan Hitoka. Tidak menjadi diri sendiri demi dekat dengan Hitoka.

Oh, ada apa dengan Tsukishima Kei?

***

You (TsukiYachi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang