1.

367 76 7
                                    


Tsukishima memandang nanar ke arah beberapa anak lelaki yang mungkin seumurannya tengah bermain sepak bola.

Sebenarnya tujuan si lelaki jangkung pergi ke lapangan sepak bola adalah hanya ingin menghilangkan rasa bosan ketika berada di rumah. Namun nyatanya kala ia berada di tempat tujuan, rasa jenuh si Kei malah bertambah berkali-kali lipat.

Ah mungkin salah Tsukishima juga, sih. Mengapa dirinya malah ke lapangan sepak bola? Padahal masih banyak tempat lain yang dapat membuat Tsukishima tak bosan. Pasalnya lelaki itu malas pergi ke tempat lain. Hanya lapangan sepak bola yang jaraknya begitu dekat dengan rumahnya. Mengingat bahwa Kei adalah seseorang kaum rebahan dan anak rumahan. Dan satu lagi, kaum pemalas.

"Hoi, manusia tiang listrik! Mengapa kau hanya berdiri saja di situ hah?!"

Tsukishima tak terkejut mendengar teriakan dari salah satu lelaki yang ikut serta bermain sepak bola.

Lelaki berkacamata tak merespon, dia lebih tertarik untuk melangkahkan kedua kakinya dan pergi meninggalkan lapangan sepak bola.

"Hm, aku tidak mengenal mereka," lirih si Kei, "Lagipula berkenalan dengan banyak orang membuatku bosan."

"Ya ampun, lelaki itu sombong sekali!"

Tsukishima tak tuli. Dia dapat mendengar dengan jelas bahwa salah satu anak lelaki yang berada di lapangan sepak bola tengah mengata-ngatainya.

Ah biarlah, Tsukishima tak peduli.

Hatinya berkata bahwa berada di rumah jauh lebih baik dibanding berada di luar rumah.

Tak lama, lelaki berambut pirang tersebut sampai di rumah. Kei di sambut dengan pemandangan sang kakak yang tengah asyik bermain bola voli.

Uh, melihatnya saja sudah membuat Tsukishima bosan.

"Kei tadi pergi ke mana?" tanya sang kakak lelaki Tsukishima yang bernama Akiteru tersebut. Lelaki yang lebih tua masih memfokuskan diri pada bola voli yang ia lambungkan ke atas.

"Tidak ke mana-mana."

Akiteru menghentikan kedua tangannya untuk melambungkan bola ke atas lebih lanjut, membawa bola voli di kedua tangannya sembari mendekati sang adik.

Ia menggelengkan kepala sebentar, sangat merasa ganjal akan jawaban aneh yang terucap di belah bibir Kei.

"Kei tidak mau berteman dengan yang lainnya?"

Tsukishima mengerutkan kening, "Kurasa, Yamaguchi saja cukup."

"Kau selalu menjawab seperti itu," balas Akiteru sembari terkekeh kecil, "Ya sudah, kita masuk saja. Sebentar lagi matahari akan terbenam."

"Hm."

Kedua saudara itu pun kemudian masuk ke dalam rumah.

***

Sudah dua minggu Tsukishima resmi menjadi murid SMA Karasuno. Di mana SMA Karasuno adalah sekolah yang ia incar sejak SD. Walau ia masih berstatus sebagai murid kelas 1.

Ia berada di kelas 1-5.

Setibanya di dalam kelas, kedua mata Kei disuguhkan dengan pemandangan insan-insan berbeda jenis kelamin yang ia anggap belum menjadi temannya.

Dilihatnya juga bahwa sang sahabat, yakni Yamaguchi telah duduk santai dibangkunya.

Tsukishima memilih bangku dan meja yang letaknya berada di belakang sang sahabat, bagian tengah.

You (TsukiYachi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang