"Ayolah, kau harus mau bermain bersama lelaki sebayamu. Jangan jadi anak rumahan terus."
Tsukishima menganggap ucapan Akiteru sebagai angin lalu. Menjawab ucapan sang kakak dengan wajah datar.
"Aku bukan bocah yang mau bermain bersama mereka," ujar Tsukishima.
Akiteru menggelengkan kepala, tanda maklum dan lelah akan sikap sang adik yang cuek terhadap banyak hal. Adik lelakinya benar-benar tak mau bersosialisasi dengan orang banyak seumurannya. Akiteru jadi bertanya-tanya, darimanakah sifat yang ada dari sang adik? Padahal kedua orangtua mereka tidak sulit dalam bergaul dengan orang lain.
"Ibu sedang pergi ke rumah temannya. Jadi, kalau kau mau makan tinggal ambil saja di dapur. Kalau Ayah, dia masih ada di kantor."
Tsukishima melangkahkan kedua kakinya menuju depan rumahnya, tak mempedulikan ucapan sang kakak. Ia berdiri sambil menatap langit sore. Menunggu kehadiran rekan satu kelompoknya yang sedaritadi belum tiba di rumahnya.
Jangan bilang ... dia lupa alamat rumahku.
Kemudian Tsukishima menggelengkan kepalanya agar tak memikirkan Hitoka yang sampai sekarang belum menunjukkan batang hidungnya.
Mengapa dia jadi teringat akan gadis itu?
"Maaf, aku terlambat," ujar seorang gadis sambil berlari kecil ke arahnya.
Saat berada di hadapannya, gadis itu menundukkan kepala karena merasa bersalah seraya berkata. "Maafkan aku, Tsukishima."
"Masuk," ujar lelaki berkacamata tanpa mempedulikan permohonan Yachi.
Yachi mengangguk pelan lalu menyusul lelaki berambut pirang yang berjalan di depannya. Sampailah keduanya di ruang keluarga, Yachi melihat seseorang lelaki yang nampaknya sedikit lebih tua dari Tsukishima tengah duduk di salah satu sofa sambil menonton drama di televisi.
"Oh. Siapa yang kau bawa?" tanya Akiteru karena menyadari Tsukishima bersama seorang gadis mungil.
Lelaki yang lebih tua dari Tsukishima dan Yachi itu mengalihkan pandangan dari televisi ke arah mereka berdua.
"Wah, baru kali ini aku melihatmu membawa seseorang selain Tadashi. Seorang gadis imut, pula," ujar Akiteru lalu menyeringai.
Yachi yang merasa dilihat oleh Akiteru hanya bisa menenguk salivanya susah karena takut dan malu dalam waktu yang bersamaan.
"Siapa namamu, gadis imut?" tanya Akiteru.
"Ya-Ya-Yachi Hito ... ka."
"Aah! Hitoka," balas Akiteru, "Bolehkah aku memanggilmu dengan nama Hitoka saja?"
"Ten-tentu saja!"
Akiteru tersenyum, "Namaku Tsukishima Akiteru, kakaknya Kei."
"Kak, Akiteru ..." lirih Yachi sambil menunduk karena malu.
Akiteru yang melihat betapa malunya gadis mungil itu tertawa lalu berkata, "Ya, aku lebih senang jika kau memanggilku 'Kak Akiteru' begitu."
Merasa menjadi lalat di antara makanan Tsukishima memecahkan keasyikan kedua insan tersebut.
"Ehem. Pulang atau mengerjakan tugas?"
Tentu saja Yachi sadar bahwa perkataan Tsukishima ditujukan untuknya. Yachi menunduk hormat kepada Akiteru kala Tsukishima pergi meninggalkannya. Lalu cepat-cepat menyusul lelaki berkacamata tersebut. Sedangkan, Akiteru kembali menonton drama yang ditayangkan di televisi.
Yachi tercengang ketika dirinya berada di kamar Tsukishima. Gadis itu bingung, mengapa Tsukishima malah ke kamar? Tapi gadis mungil tersebut mencoba berpikir dengan logikanya. Mungkin saja Tsukishima hendak mengambil pulpen atau kertas kosong untuk mengerjakan tugas kelompok.
KAMU SEDANG MEMBACA
You (TsukiYachi)
FanfictionIni hanya tentang seorang gadis bernama Yachi Hitoka yang jatuh cinta dengan seorang lelaki yang menjadi teman sekelasnya, Tsukishima Kei.