"Ini cokelat untukmu, dari Kak Akiteru."
Hitoka memandang bingung ke arah lelaki berkacamata yang memberikan cokelat batangan. Demi menghargai pemberian dari orang lain, gadis itu menerima cokelat dari tangan Kei.
"Tolong sampaikan ucapan terimakasih ku kepada Kak Akiteru."
Kei berdeham sambil memperbaiki kacamatanya yang sedikit longgar, "Ya."
Hitoka terdiam sembari merenung. Mengapa Kakaknya Kei memberikan cokelat batangan kepadanya? Dan ini terjadi 2 kali.
Mengapa harus cokelat? Apa Kak Akiteru tahu bahwa aku menyukai cokelat dan es krim rasa cokelat?
Hitoka belum menyadari bahwa Kei masih berdiri dihadapannya sambil memandang datar gadis tersebut. Hitoka mendengus panjang sambil menutup kedua matanya sejenak lalu membuka kedua matanya lagi.
Dengan suara lirih gadis itu berkata, "Aku berharap kau yang memberikan cokelat ini."
Kei yang mendengar perkataan Hitoka barusan terkejut. Dia tidak ingin menerka-nerka secara berlebihan, ia takut dirinya salah.
Kei menyeringai lalu berkata, "Heeh apa maksudmu dengan 'Aku berharap kau yang memberikan cokelat ini' apa kau berharap aku memberikan cokelat kepadamu?"
Hitoka tersadar bahwa Tsukishima Kei masih berada di hadapannya. Hitoka mengutuk dirinya yang bodoh karena telah berkata sembarangan.
Aduh, kenapa aku keceplosan begini sih? Bagaimana jika Tsukishima tahu bahwa aku menyukainya?
BAGAIMANA?!?!
MATILAH AKU!!!
Rasanya Hitoka ingin menyeburkan wajahnya di akuarium ikan hias, dia terlampau malu atas apa yang ia katakan beberapa menit yang lalu.
"Ti-tidak! Tsukishima salah! Aku tidak berharap ..." Hitoka tidak melanjutkan perkataannya karena telah kehabisan kosakata dan sulit merangkai kalimat yang masuk akal untuk membohongi Tsukishima.
Kedua pipi si gadis memerah, segera ia memalingkan wajahnya dari si lelaki.
"Kau tidak pandai berbohong, katakan saja sejujurnya. Oke?"
Setelah berkata demikian, Kei melayangkan senyuman lebar.
Hitoka sempat terkesiap melihat senyuman si lelaki. Baru kali ini ia melihat senyuman yang terkesan tulus dan manis dari Tsukishima Kei. Ini adalah suatu hal yang langka!
Setelah itu Tsukishima pergi meninggalkan Hitoka dan duduk dibangkunya kembali berbincang bersama Yamaguchi.
***
"Apa suatu hari nanti aku akan jatuh cinta?" tanya Kei sembari memandang ke arah langit-langit kamarnya.
Akiteru yang sejak tadi berbaring di samping sang adik terkekeh kecil lalu bertanya, "Mengapa kau bertanya seperti itu?"
Tersadar dengan pertanyaannya Kei mendengus panjang lalu berkata, "Lupakan. Dan bisakah kau pergi dari kamarku?"
"Ah, aku mengerti," ujar Akiteru lalu tersenyum geli, "Adikku yang imut ini mulai dewasa rupanya."
"Kau menyukai Hitoka ya?"
Tsukishima Kei berdecak sebal. Ia terlalu kesal karena Akiteru memanggil nama panggilan gadis itu. Padahal keduanya tidak terlalu sering bertemu.
"Kau berkata begitu seolah-olah tahu saja," ujar Kei dengan maksud mengejek.
"Saranku sih akui saja perasaanmu terhadap gadis itu. Yah asal kau tahu jatuh cinta itu tidak mengenal waktu. Dan kuperhatikan beberapa hari ini kau agak berbeda, Kei."
"Berbeda?"
"Kau agak banyak bicara denganku dan terkadang tersenyum tanpa sebab yang jelas. Apa kau sering memikirkan Hitoka?"
"Tidak."
"Kita lihat saja. Aku berani bertaruh bahwa kau mulai tertarik dengan Hitoka. Buktinya--
"Apa buktinya?"
"Buktinya adalah cokelat. Untuk apa cokelat yang kau beli itu hah? Bukankah kau dan Yamaguchi tidak menyukai cokelat? Kau pasti memberikan cokelat itu kepada seseorang dan seseorang itu adalah Hitoka."
Kei terkesiap. Sial! Kakaknya mengetahui hal itu.
"Jangan asal menebak. Bukan hanya Yachi yang menyukai cokelat. Ada teman sekelasku yang menyukai cokelat jadi aku belikan."
"Hah, sejak kapan kau peduli dengan teman sekelasmu dengan membelikan cokelat? Bukankah kau belum akrab dengan teman sekelasmu selain Hitoka dan Yamaguchi?"
Sialan, aku tidak bisa membuat alasan lagi.
"Kau pasti masih bingung dengan apa yang kau rasakan terhadap Hitoka. Namun cepat atau lambat kau akan mengetahuinya. Jadi, jalani saja dahulu. Santai saja."
Akiteru bangkit dari posisi berbaringnya, ia meregangkan tubuh lalu memandang sangat adik.
"Sudah malam, tidurlah."
Setelah berkata demikian, Akiteru keluar dari kamar Kei.
Kei mendengus kasar, pikirannya menerawang ke mana-mana. Sebenarnya Kei juga merasakan keanehan pada dirinya akhir-akhir ini. Ia tidak tahu apa yang saat ini dia rasakan, entahlah ini terlalu kompleks. Kala ia melihat Hitoka, ada sesuatu dari dalam dirinya yang mencoba untuk penasaran terhadap gadis itu. Perasaan penasaran yang semakin membuatnya dilema dan membawanya sedikit lebih dekat dengan Hitoka. Namun entah mengapa ia menyukai perasaan ini.
Ketika ia tahu bahwa Hitoka menyukai es krim rasa cokelat, ada bahagia pada dirinya. Lubuk hatinya berkata 'Gatcha! Gadis itu menyukai es krim rasa cokelat. Apa dia juga menyukai makanan dengan rasa cokelat?'
Kei tidak berbohong bahwa dirinyalah yang membeli dan memberikan cokelat batangan dengan mengatasnamakan Akiteru kepada Hitoka. Ia sempat merutuki dirinya yang mendadak menjadi lelaki pengecut. Mengapa dia tidak mengakui saja bahwa dirinya yang memberikan cokelat batangan kepada Hitoka?
Apa ini namanya rasa malu? Apa Kei memiliki harga diri yang besar? Mungkin saja.
"Masa aku mulai menyukai Yachi?"
Tak lama Kei menyeringai lalu berkata, "Bodoh. Perasaan ini sungguh bodoh, haha. Bahkan aku tidak tahu kapan perasaan ini datang."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
You (TsukiYachi)
FanfictionIni hanya tentang seorang gadis bernama Yachi Hitoka yang jatuh cinta dengan seorang lelaki yang menjadi teman sekelasnya, Tsukishima Kei.