Du pu du

106 16 0
                                    

"Kenapa, lo ngerokok?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa, lo ngerokok?"

"Karena gue pengen di tanyakan, seperti pertanyaan lo barusan."

Itu jawaban spontan sekagus ter-klise yang Fiza dapatkan. Ketika mengajukan tanyanya tempo hari yang lalu kepada si putra tunggal Adiwijaya.

Raka benar-benar menjatuhkan puntung rokoknya, lalu diinjaknya hingga apinya tak lagi menyala. Ia menghela napas pelan. "Itu aja sih Za, alasannya. Kurang atau lebihnya, nanti gue cari jawaban tambahan lagi," lanjutnya.

Fiza meraup wajahnya pelan. Dengan mata terpejam, ia menarik dan hembuskan napas pelan.

"Dan thanks, udah penuhin satu keinginan gue. Ya, meski dari hanya sebatas rasa penasaran kan?"

Jam menunjukkan pukul 20.00.

Netra Fiza terbuka kembali, ia masih mendapati meja belajarnya, berhiaskan buku dan alat-alat sekolah yang lain, berantakan.

Setiap kali ia bertemu, mengobrol, dengan Raka selalu banyak pikiran yang memenuhi kepalanya. Seolah jika diabaikan, ia akan tetap berusaha menggerogoti dan menghasut fokus Fiza yang tengah belajar mata pelajaran ujian besok.

Ibarat sebagai bentuk sebuah pengalihan, benda pipih yang setia menemaninya itu berdenting, menandakan adanya sebuah pesan yang menyelinap ke salah satu aplikasi.

Ara: Gue udah di rumah mbak:)

Fiza mengerlingkan bola matanya jengah. Lihat saja siapa yang butuh lagi, sama chat Ara yang siang tadi dibalas ketika malam.

Fiza: T.A.I

Jika dibayangkan mungkin saja Ara sedang cekikikan di tempat sana. Karena tidak butuh membuang waktu lama, chat dari Ara kembali masuk.

Ara: Aih, kok, mbak Piz ngomongnya gini ....

Ara: Yakin, nih pasti hpnya lagi di bajak.

Fiza: Nggak kok ini dengan Fiza yang ORIGINAL!

Ara: Salahku apa mbak?

Fiza: Tadi kenapa chat gue di baca doang dek?

Fiza: Mbak tanya???

Ara: Ini di balesss ....

Fiza: Yang perlu tadi, bukan sekarang:)

RANKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang