Ti pu de

56 9 0
                                    


.

"Ra, pengumuman soal kantin yang pindah itu kapan ya?"

Ara meledakkan tawanya, mendengar bisikan Fiza barusan. "Oh, waktu itu pernah. Mungkin lo yang kurang update informasi aja, hihi," balas Ara berbisik.

Fiza terkekeh kecil, mencolek pinggang Ara.

"Weh! Ngapain nih bisik-bisik?"

Tak terkecuali Fiza atau Ara keduanya sama langsung berhenti tergelak, seketika ekspresinya berubah kaku.

Usai bertanya barusan, Rozi langsung menarik satu kursi di bilik sebelah duduk bersisian dengan Ara.

Raka tak se ribet Rozi, ia duduk di samping Fiza.

"Kalau Fiza mah sakit sampai dijengukin anak kelas sebelah." Fauzan menjitak dahi Risa, beralasan karena mulutnya asal ceplos saja. Cowok itu niatnya ingin menjemput--lebih ke memaksa agar Risa tak doyan buat masalah mengingat mereka sudah kelas akhir. Kelas yang di terkenal waktunya tobat siswi dan siswa.

Risa memutar bola matanya jengah.

Fiza tersenyum kikuk.

"Bang, ternyata rajin juga lo. Jam segini ngapel?" Sepertinya Fiza perlu ucapkan terimakasih pada Rozi si penyelamat situasi.

Fauzan memilih duduk dulu di samping Risa. "Bukan gitu konsepnya, ni anak satu dalam mode badung. Makanya gue ikutin sampai sini," jawab Fauzan melirik Risa.

Sontak Rozi tertawa.

"Heh, adik-adikku tercinta. Setelah lulus nanti tolong jangan jadikan contoh atau pembelaan ke guru tentang kelakuan gue." Risa berpetuah seolah esok adalah hari pelulusan. Ia merasa perlu berkata demikian, karena perilakunya memang tidak patut jadi acuan.

"Tenang aman kok!" ujar Raka meyakinkan. Pertama kali menanggapi, sebagai kesanggupan menjaga rahasia.

"Wih, paketu nih bos!" Rozi menyikut Raka. Membuat empunya bergeser dan bersentuhan sesama bahu dengan Fiza.

Ara berdeham pelan. "Rak, tau nggak? Kalau sakit perutnya Fiza udah literally hilang sekarang?" Ia hobi sangat mendukung kelanjutan hubungan keduanya.

"Oh, Ra, couple baru ternyata?" Risa nekat nyemplung gabung dalam topik pembicaraan baru.

"Dari lama mah mereka, Sa," balas Fauzan.

"Sayang, masih pada jago nyimpen," celetuk Rozi.

Ara dan Rozi adalah perpaduan yang saling mendukung untuk mengolok-olok teman. Serasi kali. Dan niat sekali menjodoh-jodohkan.

"Araaa ...." Fiza melafalkan nama Ara dengan penuh penekanan. Sedangkan si pemilik nama nyengir ketagihan.

"Sudah official sebenarnya cuman belum sepakat mempublikasikan."

Untuk Raka yang berkata enteng barusan, Fiza akan memperkarainya nanti setelah keluar dari uks.

"Anjir! Fauzan kalah ma adkel." Entah kenapa Risa refleks saja berkata demikian.

RANKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang