"Pagi, Shil."
"Kenapa muke lo?"
"Muka gue? Biasa aja... OH! LO MAU BILANG GUE GANTENG YA PAGI INI? HAHAHAHA"
"Rio, bawa pisau?" Kalau gini, gue diem aja deh. Takut diapa-apain sama monster stress yang suka main pisau di depan gue.
***
"Dasar bodoh! Papa suruh kamu supaya bales dendam sama cewe pembunuh itu! Kenapa kamu malah berteman sama dia! Kamu gak mikirin mama kamu yang mati ? IYA? KAMU SENENG MAMA KAMU MATI?" Buk! Gue ditonjok bokap.
Ini alasan kenapa wajah gue memar dan Shilla tau gue baru abis berantem.
Entah kenapa dia bisa tau segala hal.
Entah kenapa dia dibenci bokap gue
Entah kenapa dia dituduh membunuh nyokap gue
Entah kenapa gue gak bisa bales dendam walaupun ini menyangkut nyokap gue
Entah kenapa sekarang gue jadi mikirin dia! Sial.
***
"Woi, ngelamun lagi? Awas kesambet" Shilla ngangetin. Ketangkep basah lagi gue lagi melamun sambil natap dia.
Lo bego, Rio. Bego
"Hah? Gue kagak melamun, gue lagi mikir aja ntar ulangan gue bisa jawab gak yak?" Gue mengalihkan pembicaraan.
"APA? ULANGAN APA RIO?! KOK GUE GAK TAU?! DUH GUE BELUM BELAJAR! CATATAN LO MANA? PINJEM SEKARANG GUE MAU BELAJAR! KENAPA LO GAK BILANG DARI TAHUN LALU KALO HARI INI ULANGAN? JANGAN DIEM AJA RIO, CEPETAAN!!!!" gue nyesel kasihtau dia hari ini ulangan. Satu hal yang gue pelajari : jangan pernah bicara soal ulangan sama Shilla. Karena dalam selang waktu 0,3 detik dia akan berubah menjadi lebih bringas, sarkas dan menakutkan. Untungnya, ulangan yang tadi gue bicarain cuma joke supaya bisa ngalihin pembicaraan.
"hahaha, tenang tante.. hari ini kagak ulangan, gue becanda doang." Gue dijitak. KENAPAAA SEMUA YANG GUE LAKUKAN SALAAAHHH?
"DASAR KAMPRET." Terkutuklah cewek seperti dia
Bunyi bel masuk berdering. semua siswa masuk ke kelas masing-masing termasuk gue dan Shilla. Hari ini tumben ibu Vero, guru Fisika masuk cepet, biasanya juga molor.
"Baik anak-anak, pagi ini ulangan harian"
Saat itu juga, Shilla yang duduk di depan gue balik badan, natap gue dan bilang
"kayaknya hari ini hari lo terakhir hidup, Rio.."
MAMPUS. Kenapa jadi ulangan?!?!?
***
3 jam pelajaran ulangan, bener-bener bikin gue pusing. Rumus fisika yang bikn gue mau muntah gak ada satupun yang diinget. Gak ada passion di fisika, ya begini..
Lain sama Shilla. Dia yang tadinya rempong karna ulangan tiba-tiba, malah dapet nilai bagus. Tertinggi kedua setelah Nina-anak ibu Vero sendiri.
Ini bedanya kami berdua.
Dia otaknya encer. Gue otaknya mencret."35? Nilai apa itu? Perbaiki!" Shilla emang bener-bener kampret.
"Nilai gue kok lo yang sewot" gue mengacak rambutnya Shilla --karna menurut buku dan artikel yang gue baca, cewe paling suka kalau rambutnya diacak sama cowo. Apalagi yang ganteng kayak gue.
"NGAPAIN NGACAK-NGACAKIN RAMBUT GUE? LO GAK TAU NGERAPIINNYA ITU BUTUH WAKTU BERJAM-JAM DAN LO ENAK BANGET NGACAKINNYA" Gue dijitak. Lagi.
YA TUHAN... KENAPA AKU SELALU SALAH?
Gue diem aja. Takut disalah-salahin lagi.
"Lo perbaiki nilai lo, atau lo jangan deket gue lagi.." Gak. Gue harus deket lo.
"Apa hubungan nilai gue sama deket lo?"
"Gini ya.. gue alergi sama nilai jelek kayak gitu. Jadi ya, lo udah bisa nyimpulin sendiri kan maksud gue?"
Gue gak tahan lagi. Gue tarik punggung Shilla lalu mengecup keningnya. Gak ada reaksi langsung dari Shilla. Dia diem dan ngeliat gue bingung. Gue ngerti kenapa dia bingung, soalnya gue juga bingung kenapa gue nekat begini.
Dia berjalan mundur menjauhi gue, lalu membalikkan badan dan ninggalin gue.
Gue gak ngerti apa arti semua ini.
Gue mencoba menebak apa yang hati gue rasain.
Rasanya kaki gue bergetar, jantung gue berdetak semakin cepat.
Rio, lo suka Shilla.
Ngga. Gue gak suka Shilla.
Dia musuh gue dan gue harus membalaskan dendam ini.
Rio, lo sayang Shilla.
Apalagi itu? Mana mungkin!
Gue harusnya membenci dia.
Gue jadi tau satu hal.
Gue percaya, Shilla bukan pembunuh.
Shilla bukan musuh gue. Tapi Shilla adalah seseorang yang harus gue kejar. Apapun halangannya.
Rio, you know you liked her from the first both of you met.
Everyday you see her, everytime you fall for her.
You're in love with her. Admit it.Gue cuma bisa ngeliat punggung Shilla yang semakin lama semakin jauh dan tak tampak.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Could You?
Misteri / Thrillermendengar kata 'indigo' apa yang muncul di pikiranmu? setan, penampakan, hantu, penglihatan? haha ya. Shilla ada salah satu dari mereka. terpisah dari ayahnya bertahun-tahun, membuatnya selalu ingin mencari, namun apa daya? ia harus dipertemukan de...