Misi gue masih lama.
Gue sebenarnya belum memulai apa-apa.
Nembak Shilla bukan salah satu dari rencana gue.
Bisa dibilang itu hanya sebuah game buat gue.Setiap game punya goal sendiri, bukan?
Begitu juga dengan game ini.Membunuh Shilla bukan urusan yang sulit buat gue.
Tapi setelah mengetahui adek gue, Rio, punya perasaan sama Shilla, rencana gue seperti hilang sekejap.
Gue tau ini tugas yang harus gue lakukan. Dengan senang hati, gue bisa bunuh Shilla secepat yang gue mau.Namun, membunuh perasaan adik yang paling gue sayangi? gue gak bisa.
so the goal is : gue harus bisa bikin Rio membenci Shilla terlebih dahulu.
Dengan begitu, gue gak perlu nyakitin perasaan adek gue.
Dengan begitu, misi gue cepet selesai.menjadikan Shilla jadi pacar gue, nembak dia di depan Rio, gue rasa udah cukup bikin Rio membenci Shilla.
Gue hanya perlu menunggu, kapan Rio benar-benar bisa melepaskan Shilla.
Kapan waktu itu datang.
Ya, waktu dimana gue bisa menghabisi nyawa cewe tengik itu.****
Pagi yang buruk. Benar-benar buruk. Gue ngerasa harga diri gue jatuh sejatuh-jatuhnya.
Gue baru turun dari mobil dan ternyata Shilla udah nungguin gue di pos satpam.
Bukan hanya 'nungguin' tapi juga 'malu-maluin' .
Gimana ngga?
Dia ngumpulin temen-temennya di pos, seolah-olah ngasih pengumuman penting ke mereka.
"ANNOUNCEMENT! KEMARIN GUE RESMI JADIAN SAMA COWO GANTENG YANG BARU DATENG KE SEKOLAH KITA, ITU LHO DAVE WILLIAM! LO SEMUA IRI KAN SAMA GUE? HAHAHA MAKASIH MAKASIH, GUE TAU KOK. GUE GAK NYANGKA BAKAL JADIAN SAMA DIA!! EH OMAIGAT, DIA DATENGG!! MISI MISI GUE MAU LEWAT, JEMPUT PANGERAN GUEE"
hai readers,
Sekarang gue jadi mikir...
Mungkin gue yang seharusnya dibunuh?
Gue gak tahan betapa malunya gue akibat tindakan bodoh cewe tengik ini.Dia kira dia siapa?
Dia pikir gue serius sama dia?
Dia pikir gue tulus nembak dia?
Cih. Gue sendiri jijik memikirkannya.Gue gak tau harus ngapain.
Sekarang anak-anak udah neriakin "ciee" dengan berbagai nada.Rio lewat.
Ah, ini kesempatan gue!
Gue harus buat sesuatu yang bikin Rio panas dan semakin membenci Shilla.
I know!
Gue langsung merangkul bahu Shilla dan mendekapnya-seperti yang sinetron biasa tayangkan.
Gue bisa melihat betapa tajamnya tatapan Rio.
Bukan ke gue.
Tapi ke Shilla.Gue merasa sangat menang. Artinya, gue bisa segera menyelesaikan drama menjijikan ini, toh Rio udah benci banget sama Shilla? Hahaha
Gue rasa merangkul dia seperti ini kurang haha
"Sayang, ke kelas yuk?"
Gue bisa liat sekeliling gue berteriak histeris. Rio memalingkan wajahnya sambil meludah.
Gue rasa ini benar-benar cara yang ampuh.
Maafin gue, Rio.
Lo gak pantes buat Shilla.Gue gak mau adek gue jatuh ke tangan yang salah.
Shil, terus saja seperti ini.
Biar gue semakin mudah buat ngancurin hidup lo.Sama seperti lo ngancurin keluarga gue.
****
"kamu pacar pertama aku lho" bisik Shilla setelah sampai di kelas.
Pengen banget gue teriak,
LO PIKIR GUE PEDULI?!tenang, Dave... tenang.
"Hahaha, kamu juga"
Yang barusan gue bilang itu jujur.
Gue gak pernah pacaran sebelumnya.
Bahkan mikirinnya aja, gue gak pernah punya niat.
Dulu, gue punya prinsip : pacaran itu gak ada artinya.
Bener-bener useless.
Bahkan bodoh.
Apa yang bisa lo dapet dari status 'pacaran'?
Lo bisa sakit hati, kemudian senang dalam satu waktu.
Lo seolah-olah ngorbanin semuanya buat pacar lo--yang belum tentu bakal jadi pasangan hidup lo.
Lo cuma manis beberapa bulan, kemudian setelah itu? putus, jaga jarak sejauh-jauhnya, kemudian saling membenci.Apa yang penting dari itu semua?
Menurut gue, pacaran itu sama kayak lo jalanin suatu hubungan, tapi sambil nunggu kepastian kapan putusnya.Tapi demi misi ini, gue rela.
Benar-benar rela ngorbanin itu semua.
Dan setelah semua ini selesai, haha nama Shilla gak bakal gue masukin ke daftar pacar gue.Gue bakal nganggap dia gak pernah ada di kehidupan gue.
Mungkin saja, ketika dia sudah mati nanti...
Gue masih sangat membenci dia."Sayaangg, kamu ngelamunin apa sih?"
Haruskah gue dipanggil sayang terus-terusan?
Gue punya nama. Kenapa lo manggil gue dengan panggilan menjijikan begitu?!"Nothing. I have to go. See you, babe"
Cih. Potong mulut gue. Babe? Disgusting me.****
"So, you're the trending topic now. Congratulation"
Gue yang lagi bersantai ria di bawah pohon taman, tiba-tiba dikagetkan suara Rio dari belakang.
Keliatan banget dia pengen nonjok gue. Heran.
Kapan dia ganti haluan tonjokkan itu ke Shilla?"You should congratulate me because i did my plan so great" gue tersenyum puas.
"not yet. she isn't killed yet" jawabnya.
"Hahaha... no, killing her is the goal. My first plan is making you truly hate her. and... i did it" gue merasa sangat menang.
"wait what? Hahahaha" kenapa sekarang dia berbalik tertawa?
"Lo pikir dengan cara sampah lo kayak gini, gue langsung bisa membenci Shilla kayak yang lo harapkan? Cih, gue gak nyangka kakak gue ternyata lebih bodoh dari gue hahaha"
Apa-apaan ini?
"Dont hide it! Apa susahnya lo bilang ke gue kalo lo benci sama Shilla?"
this cant be happen!
"Guess what? ini yang bedain kita berdua.
Lo dengan mudahnya nyimpulin sesuatu, berpikir kalo lo adalah manusia yang paling bener, dan gue harus bilang kalo lo gak waras, just like our father... sorry, i mean your father. He isn't my father anymore""... sedangkan gue? i still have this... and this" Dave menunjuk kepala tepat di bagian otak dan dadanya.
Gue masih diem.
"Jadi, gak usah berlagak lo mau berlaku adil atas meninggalnya mama, kalo lo sendiri bahkan gak tau apa yang mama mau. Gak usah berlagak songong, kalo apa yang lo lakukan sekarang bisa bikin mama seneng disana. Mungkin yang ada... mama malu punya anak kayak lo."
Kata-kata itu...
Benarkah?
Did i make a mistake?

KAMU SEDANG MEMBACA
How Could You?
Mystery / Thrillermendengar kata 'indigo' apa yang muncul di pikiranmu? setan, penampakan, hantu, penglihatan? haha ya. Shilla ada salah satu dari mereka. terpisah dari ayahnya bertahun-tahun, membuatnya selalu ingin mencari, namun apa daya? ia harus dipertemukan de...