"Hai, Shil!" Gue menegur Shilla yang kebetulan datang bersamaan sama gue. Jodoh kali ya heheheh...
"Eh, congek. Tumben dateng cepet?" Kata congek itu merusak segalanyaaaa
"Eh, lu stop dong panggil gue congek! Panggil gue ganteng atau sayang aja!" Gue menaikkan kerah seragam gue dan alis gue (tolong ampuni kenarsisan gue)
"Cih, si congek promot diri sendiri"
"Gue congek gini juga karna lo, tau!"
"Yee.. siapa suruh lo mau nolongin gue pas MOS? Lo digebukin sampe telinga lo rusak kan karena pilihan lo? Gue gak salah dong" Shilla bener-bener menjengkelkan pagi ini. Bagaimana mungkin dia gak berterima kasih sama gue, padahal gue udah bersusah payah nolongin dia sampe telinga gue digebukin dan rusak begini? Cewe emang nyebelin.
"Gue tau gue nyebelin." Shilla tiba-tiba berbalik dan menatap gue.
How Could she?
"Hah? Lo kaga nyebelin kok. Emang pilihan gue waktu itu mau nolongin lo. Hehehe" gue mencubit hidungnya yang pesek, mengacak rambutnya, berharap dia gak nyalahin dirinya sendiri.
"Makasih ya, Rio. Sorry telat bilang makasihnya hehehe.." gue padahal udah merinding bakal dijitak kayak di mimpi gue semalem, pas gue ngacak rambut Shilla. Untunglah... eh tapi tadi dia bilang terimakasih sama gue? Bagaimana lagi dia tau gue pengen denger 'makasih' dari dia? Aneeeeehhh
"Shil, ke taman yuk! Ada yang mau gue bicarain"
"Lo duluan aja kesana. Gue mau ke kantin dulu" oke deh. Gue rasa, di taman nanti gue bakal nanyain soal ayahnya. Gue harus memperjelas masalah ini.
Karena gue tau, Shilla itu cewek baik.
Gue ke kantin membeli minuman untuk kami berdua. Sekalian memikirkan kata-kata untuk menanyakan soal ayahnya. Gue takut gue salah ngomong. Setelah gue rasa gue udah yakin dengan pertanyaan gue yang satu ini, gue bergegas ke taman.
Gue menghampiri Shilla di taman dengan 2 minuman dingin di tangan gue. Ah, hue kenapa jadi grogi gini?
"Nih, ambil." Gue menyodorkan
Dia berbalik. Entahlah, ini kayak sinetron.
Gue pikir ini cuma terjadi di sinetron, saat sang cewe membalikkan kepalanya dan seketika angin menghembuskan rambutnya yang panjang itu, dia tersenyum.
Shilla cantik banget.
Detak jantung gue gak karuan sekarang.
Gue rasa... gue jatuh cinta sama Shilla.
Gue memberanikan diri untuk bertanya.
"Eh, Shil. Gue kok gak pernah liat bokap lu? Boleh tau kagak beliau gimana sih orangnya?" Semoga dia gak tersinggung...
Dia tersenyum. Lagi-lagi, gue terpesona.
Shilla itu jarang banget senyum apalagi ketawa.
Tak lama dia menjawab "gue gak pernah ketemu bokap gue... udah 7 tahun dia gak pernah nemuin gue" gue terkejut.
"Kenapa?"
"Entahlah. Yang gue tau, ayah selamat dari kecelakaan. Kemudian dia menghilang.."
Gue tercekat. Cerita ayah tadi pagi hampir mirip dengan apa yang diceritakan Shilla barusan. Hanya saja... gue gak denger ada 'pembunuhan'
Gue mulai bingung. Mau nanya apa lagi?
Sudahlah. Gue lanjutin besok aja nanya soal ini.
Gue mau menikmati senyuman Shilla yang gak ada habis-habisnya hari ini.
How could she be that so sweet?
KAMU SEDANG MEMBACA
How Could You?
Mystery / Thrillermendengar kata 'indigo' apa yang muncul di pikiranmu? setan, penampakan, hantu, penglihatan? haha ya. Shilla ada salah satu dari mereka. terpisah dari ayahnya bertahun-tahun, membuatnya selalu ingin mencari, namun apa daya? ia harus dipertemukan de...
