How Could You? #3

935 36 2
                                    

Hari ini, hari Senin. Hari dimana gue sama junior lainnya resmi jadi siswa/i SMA Pancasila Bogor.
akhirnya lepas dari siksaan cabe-cabe dan terong yang merajalela, batin gue.

Kepala Sekolah tampak sudah berdiri di podium, siap memberikan amanat. Gue ngeliat dari kejauhan, raut wajahnya seperti sedang marah.
jangan-jangan gara-gara gue dan Rio ngelawan senior, gue merinding. Masalahnya hari ini hari pertama gue dan masa iya gue harus dikeluarin dari sekolah? Gue berkeringat.

"nggggggg......." mic dihidupkan. gue mau pingsan

"Tes... Tes..." kaki gue gemetar.

"Baik, Selamat pagi anak-anakku sekalian" Sapanya ramah, tapi mukanya asem. Semua menjawab, kecuali gue.

"Baik, mengenai MOS tahun ini... benar-benar hancur." siswa berbisik satu sama lain, bertanya-tanya siapa penyebab masalahnya. Gue pasrah waktu itu.

"Hari ini juga saya tetapkan Shinta dan Ronald dari kelas 12 IPS 6 keluar dari sekolah ini." Fix, semua ricuh. Tampak kak Ronald menggepalkan tangannya , sedangkan kak Shinta tampak tak peduli, seolah-olah keluar dari sekolah merupakan impian terbesarnya. emang dasar cabe.

Gue mencari dimana Rio. Dia gak keliatan dari tadi.

"Rio disekap di gudang..."

siapa itu? Tidak. bukan itu masalahnya sekarang, gue harus nyelamatin dia. Gue keluar dari barisan dan lari menuju gudang sekolah.

kampret, gue anak baru disini.. ya mana gue tau gudang sekolah dimana! Gue menepuk jidat.

"Pergi ke kamar mandi, gudang tepat berada di seberangnya..."

gue gak peduli suara darimana itu. Yang gue harus lakukan cuma satu : Nemuin Rio dan selamatin dia.

Gue bergegas ke gudang. Got it.

Fortunately, gudangnya cuma di engsel. Gue gak perlu capek-capek dobrak pintu.

Rio duduk terkulai di sudut gudang. Wajahnya memar dan penuh darah. Gue mau muntah ngeliat darahnya yang berlumuran gitu.

Inget, Shil. Dia nyelamatin lo waktu itu. Suara batin gue mengganggu.

Gue melingkarkan tangannya ke bahu dan leher gue dan memapah dia ke luar dari gudang.

"How could you find me...?"

dia berusaha untuk mengatakan sesuatu tetapi dia keburu pingsan lagi.

Gue bawa Rio ke lapangan, ke depan kepala sekolah tepatnya. Semua siswa berteriak histeris melihatnya.

"Ada apa ini?" kepala sekolah membentak gue.
Gue yang nyelamatin dia kok gue yang dibentak.

" Ada yang nyekap Rio di gudang, Pak."

Tatapan Kepsek langsung mengarah ke kak Ronald. Gue bisa lihat, kak Ronald ingin melarikan diri.

Benar. Kak Ronald melarikan diri. Ia berlari sekencang mungkin ke arah gerbang sekolah. Untungnya, para satpam dengan sigap menutup gerbangnya dan menangkap Ronald.

Such a fucking worst day.

Kak Ronald ditangkap dan dibawa ke kantor polisi oleh satpam dan beberapa guru di sana.

Gue mengalihkan pandangan ke Kak Shinta. Dia nangis. Gila, nangisnya membabi buta. Kayak istri kehilangan suami tercinta.. cih.

Pak Kepsek menghampiri gue.

"Terima kasih sudah membantu."

tunggu. kenapa tatapannya begitu?

gue bisa membaca matanya. ada sesuatu yang dia pendam terhadap gue. Dia gak benar-benar ingin berterima kasih.

Dia seperti... membenci gue. sangat membenci gue

Ada apa ini?

How Could You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang