Bagian 20

132K 17.5K 3.3K
                                    

Jangan lupa vote dan komennya!

~Happy reading~

Love u

_____

Seyra mengambil buku di rak dengan asal. Lalu duduk di tempat paling ujung yang minim pencahayaan. Ia menempelkan kepalanya di meja, menutupinya dengan buku. Setelah itu, memejamkan mata. Sedari tadi tempat dan suasana seperti ini yang ia butuhkan. Tujuannya datang ke perpustakaan bukan untuk membaca buku, big no! Ia tidak serajin itu.

Di kehidupannya dulu pun ia sudah hatam buku-buku pelajaran SMA pada umumnya, ia sudah menguasai itu semua. Jadi, saat ini Seyra hanya akan menikmati sekolah dengan santai tanpa perlu capek-capek belajar untuk lulus dengan nilai terbaik. Karena tanpa seperti itu pun, sangat yakin akan lulus dengan hasil yang memuaskan.

Namun, baru beberapa menit memejamkan mata, Seyra merasakan ada yang aneh. Tidak tahu kenapa ia merasa ada seseorang yang tengah menatapnya. Mungkin ini hanya perasaannya, tetapi lama-kelamaan membuatnya tidak nyaman. Seyra membuka mata lalu menyingkirkan buku yang menutupi kepalanya. Saat mendongak ia sangat terkejut ketika melihat Gara sedang duduk di depannya dengan tenang sambil memainkan ponsel yang ada di tangannya.

Pada akhirnya Seyra menegakkan tubuhnya, ia menghela napas pelan. "Lo ngapain disini?" tanya Seyra dengan nada tidak suka.

Gara tidak menjawab, masih sibuk memainkan ponselnya.

"Gara!" desis Seyra dengan suara tertahan, berusaha tidak meninggikan suara karena mereka sedang berada di perpustakaan

Jari-jari tangan Gara yang sedang bergerak di layar ponsel berhenti, cowok itu mengangkat kepalanya. "Kenapa?"

Mata Seyra mendelik sinis mendengar respon Gara. "Ngapain lo disini."

"Gue nggak ngelihat kalau ada tulisan atau perintah yang ngelarang gue disini."

Seyra menipiskan bibirnya menahan kesal. "Emang nggak ada larangan. Tapi, nggak duduk di tempat gue juga. Itu lihat masih banyak tempat kosong." Ia menunjuk sekelilingnya yang memang masih banyak tersedia tempat kosong.

Gara hanya mengangkat bahu cuek. Dia kembali sibuk memainkan ponselnya tanpa memperdulikan raut wajah Seyra yang langsung berubah masam.

Seyra menghembuskan napas kasar. Ia menatap Gara jengkel, kantuknya sudah menghilang entah kemana sejak kehadiran cowok itu. "Pergi." usir Seyra jengah.

Seperti tadi, cowok itu sama sekali tidak mengindahkannya.

Tangan Seyra terkepal menahan segala keinginan untuk mengacak-ngacak wajah datar Gara yang sangat-sangat terlihat tidak tahu diri. Ia belum sepenuhnya menghilangkan segala kemarahannya terhadap cowok itu. Berani-beraninya dia muncul di hadapannya dengan raut wajah seperti itu seolah tindakannya beberapa hari lalu membentak dirinya di depan umum bukan sebuah kesalahan.

"Lo ... Terserah!" Seyra membuang muka, mencoba menahan emosi. Menghela napas panjang, ia mengambil bukunya dengan kasar lalu bangkit berdiri.

Namun, belum sempat melangkah pergi tiba-tiba Seyra merasakan ada yang menahan pergelangan tangannya. Seyra merapatkan bibir sebelum membalikkan tubuhnya. Ia menunduk melihat tangan besar Gara mencekram pergelangan tangannya.
Jika cowok itu sedikit saja memakai tenaga, mungkin pergelangan tangannya akan patah.

Seyra mencoba menariknya, tetapi tidak bisa. Ia mendongak menatap Gara yang ternyata juga sedang menatapnya. "Lepas." ucap Seyra dingin.

Gara masih bergeming. Sedikitpun tidak melonggarkan cengkramannya. "Lepasin tangan gue." ucap Seyra lagi dengan sisa-sisa kesabaran yang sudah menipis.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang