Bagian 34

109K 15K 6.1K
                                    

Yuhuuuu aku datang, gimana kabar kalian?

Masih ada yang nunggu cerita ini? Cung!

Btw, makasih banyak untuk 2k vote sama 5k komentar😭gk nyangka banget sumpah😭❤

Sebelum baca, absen nama kota kalian dulu, yuk! Aku dari Bogor, kalian?




Happy reading!

Bacanya pelan-pelan aja biar gk gumoh😁

____

Seyra menghembuskan napas berat. Saat Mentari bertindak melukai dirinya sendiri untuk memfitnahnya, tentu saja ia sangat marah dan geram. Kenapa bisa Mentari si karakter utama di novel ini, yang digambarkan mempunyai hati malaikat saking baik dan tulusnya malah bertindak licik seperti itu.

Maka dari itu, saat diperjalanan pulang sekolah, Seyra sengaja menelpon kakeknya yang kebetulan masih berada di negara ini untuk datang ke rumahnya hari itu dengan alibi 'Rindu' padahal niatnya untuk menjebak keluarga munafik itu. Karena Seyra yakin jika di rumahnya pasti sudah berkumpul keluarga munafik itu untuk memaki dan menyalahkannya atas apa yang terjadi pada Mentari. Dan hasilnya sesuai dengan perkiraannya walaupun harus mengorbankan wajahnya untuk di tampar Papinya.

Tapi, Seyra cukup puas.

Seyra tahu kalau dia salah karena membohongi kakeknya untuk menjebak keluarganya. Tapi ia tidak punya pilihan lain, cara seperti itulah yang sangat cocok untuk sedikit memberi pelajaran pada mereka semua. Mereka adalah orang-orang licik, jika ia hanya diam, mereka malah akan senang dan semakin menjadi untuk menindasnya, terutama Mentari dan ibunya.

"Seyra!" seru Maddy saat baru saja tiba di kelas, mata Seyra mengerjap pelan. "Tumben banget jam segini udah datang, biasanya kan lo telat mulu," kata gadis itu sambil meletakan tasnya di meja dan duduk manghadap Seyra.

Belum sempat Seyra merespon perkataannya tadi, Maddy malah kambali bertanya saat menyadari Seyra menggunakan masker di wajahnya. "Lah ini juga, nggak biasanya lo pake masker. Sakit, Sey?" tanya Maddy heran.

Seyra sedikit berdehem, "Hm, gua lagi flu," jawabnya.

Kening Maddy mengerut, dia terdiam sebelum berkata. "Tapi suara lo biasa aja, nggak kaya orang lagi sakit atau flu."

"Emang nggak terlalu parah, gue pake masker buat jaga-jaga aja biar kalian nggak ketularan."

Mata Maddy menyipit, masih curiga. Dengan cepat dia menarik masker Seyra sambil berkata, "Jangan ngibul, ya. Gue tuh tau banget kalau lo sedikit aja kena flu, pasti suara lo langsung serak nggak kay-----" Ocehan gadis itu terhenti saat melihat wajah Seyra. "I-ini ... ini lo kenapa?" Maddy menyentuh wajah sahabatnya yang memiliki lebam di pipi dan luka di sudut bibirnya. Mata gadis itu memerah.

"Gue nggak papa, lo nggak usa---"

"APANYA YANG NGGAK PAPA!" sela Maddy dengan suara tinggi sehingga beberapa siswa di kelas ini ikut menoleh. "Muka lo udah kaya gini dan lo masih bilang nggak papa, siapa yang ngelakuin ini? Siapa orang brengsek yang tega ngelakuin ini sama lo!" geram Maddy dengan mata berkaca-kaca.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang