Bagian 46

106K 13K 17.2K
                                    

Seluruh tubuh Regan dan Mentari sontak menegang melihat mereka, terutama ketika pandangannya mengarah pada Gara yang terlihat seperti pembunuh bayaran.

Seyra hanya mendengus pelan, tanpa sengaja tatapannya turun melirik ayam goreng di atas meja yang sepertinya belum di sentuh oleh Regan dan Mentari, dia menelan ludah, kemudian dengan santai mengambil ayam itu lalu memakannya sebelum menoleh ke belakang.

Ternyata marah-marah sangat menguras tenaganya.

"Mati lo anjing!"

Suara geraman Gara membuat siapapun yang mendengar meremang ngeri, dengan langkah penuh emosi cowok itu menarik lengan Seyra ke belakang tubuhnya kemudian mengambil kursi secara acak dan melemparkan kursi itu ke arah Regan.

BRAK!

Spontan Regan berbalik hingga kursi itu mengenai punggungnya, sedetik kemudian dia mengerang kesakitan, tangannya memegang pinggiran meja untuk menopang tubuhnya yang hampir ambruk.

"Astaga!"

Seyra dan Maddy membekap mulutnya kaget, begitupun para pengunjung cafe memekik heboh melihat kejadian itu, satu-satu persatu mereka mulai menyingkir. Sedangkan Brian, Kevin, dan Bimo hanya melihat santai.

Gara menarik kerah baju Regan. "Lo berani ngusik Seyra, Gan!" desisnya membuat Regan sedikit gemetar. "Sebelum lo balesin dendam cewek sialan itu, langkahin dulu gue sialan!" Gara melayangkan tinjunya ke wajah Regan hingga cowok itu tersungkur menyentuh lantai cafe.

"Uhukk!" Saking kerasnya pukulan Gara, sampai membuat beberapa bagian wajah Regan berdarah.

Mentari berteriak saat melihat betapa ganasnya Gara memukuli Regan, tubuhnya gemetar, dia menggeleng dan berangsur mundur ketakutan.

Regan berusaha berdiri, mengangkat tangannya untuk membalas pukulan Gara. Namun, Gara menahan kepalan tangannya, memberi tonjokan berulang kali di perut cowok itu sebelum kemudian melemparkan tubuh Regan hingga menabrak kursi dan meja.

BRUKK!

"Seyra," panggil Maddy, menarik sahabatnya agar berdiri di sampingnya. "Gara serem banget anjir!" Dia bergedik ngeri melihat tatapan bringas Gara, tapi kemudian Maddy tercengang ketika menoleh pada Seyra.

"Sumpah, Sey! Lo masih bisa makan disituasi kaya gini?" Maddy menggeleng tak habis pikir. Bisa-bisanya Seyra sibuk memakan ayam goreng padahal di depan sana sendang terjadi perkelahian yang menegangkan.

"Bisalah, yang berantem 'kan bukan gue," sahutnya santai.

"Iya, tapi kan---udah lah, terserah lo aja." Bingung juga harus bagaimana, Seyra kalau sudah berurusan dengan makanan sangat sulit dikendalikan.

Seyra mengendik cuek, masih dalam keadaan mengunyah dia bertanya. "Omong-omong sejak kapan kalian di sini?"

"Sejak lo nangis-nangis tadi! Tapi gila sih, Sey. Gue pikir lo beneran sepatah hati itu dibohongin sama Regan, sampe gue ikutan nangis nggak tega ngeliat lo kaya gitu dan ... ternyata zonk, sialan!"

Melihat wajah kesal Maddy membuat Seyra tertawa.

"Bisa banget ya lo nangis-nangis kaya gitu, gampang banget tuh air mata keluarnya," heran Maddy.

Seyra menarik sudut bibirnya. "Gampang, tinggal cabe bawang cabe bawang aja dalam hati, nanti juga tuh air mata meleber sendiri."

Maddy tercengang, "Masa sih?"

Bimo yang berdiri di dekat mereka ikut mengeluarkan suara. "Bri, tante lo bukannya sutradara ya, ajak tuh si Seyra buat casting, kayanya cocok peranin sinetron azab," celetuk Bimo, dia juga hampir tertipu dengan tangisan penuh drama Seyra.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang