Bagian 31

112K 15.1K 7.1K
                                    


Hallo apa kabar?

Absen dulu yuk! Siapa yang dari awal baca gk pernah vote dan komen? Cung! Hayo ngaku😁




Happy reading

Baca pelan-pelan aja, ini lumayan panjang.

Tolong tandai typo ya!

____

"Gue mau semua ini berakhir."

Mentari yang saat ini tengah menunduk dengan seulas senyum malu-malu di wajahnya langsung membeku seketika. Beberapa saat kemudian, dia memberanikan diri mendongak menatap cowok yang berdiri menjulang di hadapannya.

"M-Maksud kak Gara?"

Gara balas menatap gadis itu dengan mata hitamnya yang terasa sangat dingin. "Perjanjian kita, gue mau semua itu berakhir sampai disini," jelas cowok itu yang membuat mata gadis itu bergetar.

Tangan Mentari menjadi dingin, senyuman malu yang terukir di wajahnya langsung luntur tak tersisa.

Sebisa mungkin Mentari meredam gumpalan cairan di matanya yang menyerbu ingin keluar. "K-Kenapa?" tanya gadis itu dengan suara bergetar.

Gara menghela napas pelan, menolehkan kepalanya ke arah beberapa orang yang sedang bemain, berlarian, atau menikmati sore di sekitar taman yang saat ini mereka tempatin. Dia lalu berkata, "Karena gue nggak punya alasan lagi buat ngelanjutin perjanjian ini."

Mentari terdiam membisu setelah berhasil mencerna ucapan itu, udara segar dari taman yang saat ini mereka tempati sama sekali tidak bisa meredam panas dari dalam hatinya. Rasanya sesak seolah ada yang merebut paksa pasokan udara dari hidupnya.

Ada apa? Kenapa semuanya menjadi seperti ini. Dia pikir Gara mengajaknya berbicara untuk menyatakan cinta dan meresmikan hubungan mereka agar terbebas dari embel-embel perjanjian sialan itu.

Tapi, mengapa semuanya malah seperti ini.

Mentari manarik napas lalu menghembuskannya dengan perlahan, berusaha untuk tetap tenang diantara gemelut hatinya yang meradang, "Gimana sama kak Seyra? Kakak buat perjanjian ini supaya dia ngejauh dan nggak ganggu kakak lagi. Aku masih bisa bantu, kakak tenang aj---"

"Mentari," panggil Gara menyela ucapan gadis itu, dia menoleh lalu kembali berkata. "Gue udah bilang 'kan gue nggak punya alasan apapun lagi buat ngelanjutin perjanjian itu," kata Gara tegas.

Alasan?

Satu-satunya alasan Gara membuat kesepakatan dengannya karena ingin menghindari Seyra dan belakangan ini gadis itu terlihat berhenti mengejar-ngejar Gara. Apakah karena itu, Gara menyudahi perjanjian mereka sebab cowok itu tidak lagi membutuhkannya untuk menjadi tameng dari kejaran Seyra.

Mentari meremas tangannya. "Apa semua ini karena kak Seyra udah nyerah buat dapetin kakak? Tapi aku yakin, dia pasti cuma---"

"Bukan," sela cowok itu lagi, kali ini entah kenapa sinar matanya tiba-tiba berkilat tajam.

Mentari termangu dengan wajah pucat. Jika bukan karena itu apakah karena---dia kemudian menggeleng kuat menampik dugaan yang tidak masuk akal tersebut. Tidak, tidak, tidak mungkin Gara menyukai Seyra, mustahil.

"Terus kenapa? Kenapa kak Gara mau ini berakhir?" cerca Mentari tanpa sadar.

Gara menghembuskan napas berat, memandang gadis ini dengan ekspresi rumit. "Apapun alasannya, gue nggak ada tanggung jawab buat ngasih tau lo 'kan," jawabnya dingin.

Another Seyra! Antagonist Girl [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang