Hallo apa kabar?
Maaf aku baru up, lagi sibuk banget soalnya.
Teman-teman makasih ya sarannya. Aku masih lanjutin cerita ini kok, tapi kalian harus sabar ya nunggu aku up soalnya aku mau UAS dan yang pasti tugas numpuk jadi suka gk sempet buka wp.
Oh iya, makasih banget untuk komen 15k nya, seneng bngt sumpah! jari kalian masih ada kan?😭👍
Happy reading
Tandai typo juga
_____
"Udah gue bilang kan, mana punya malu dia."
Suara sindiran itu terdengar jelas di telinga Seyra ketika dirinya baru saja memasuki kelas.
"Biasalah bekingannya kuat, mana berani sekolah ngeluarin dia."
"Tapi skandal dia benar-benar udah bikin nama sekolah kita jadi jelek."
Hampir semua mata yang ada di kelas ini menyorot Seyra dengan pandangan cemooh. Mereka merasa benar-benar geram kepada pihak sekolah karena membiarkan kriminal seperti Seyra tidak dikeluarkan dan parahnya masih diperbolehkan masuk sekolah.
Seyra duduk di kursi kemudian menyumpal telinganya dengan earpods. Di situasi seperti ini, percuma membela diri karena mereka hanya akan mempercayai apa yang mereka lihat, tidak peduli kebenarannya seperti apa.
"Lo kenapa sih nggak keluar aja, malu-maluin sekolah kita tau nggak!" Salah satu dari mereka menatap Seyra sinis, dia bernama ... Iris.
"Krimanal kaya lo ini nggak pantes ada di sekolah kita!" Yang lainnya ikut menyahut.
Seyra menghela nafas, meskipun sudah memakai earpods suara mereka masih terdengar jelas. Ia memutar kepalanya mengarah pada mereka. "Gih ngomong sama pihak sekolah, kenapa mereka masih pertahanin gue," ujar Seyra, nada suaranya terdengar malas.
"Ya mana bisa! Keluarga lo pasti bayar mereka supaya lo masih tetap sekolah disini!"
"Terus kenapa nggak lo bayar balik? Atau kenapa orang tua lo nggak protes aja ke sekolah karena mereka nggak bisa ngeluarin gue." Seyra membuka permen susu lalu mengisapnya sembari memperhatikan gadis itu.
Iris menatap Seyra geram. "Kan udah gue bilang tadi! Keluarga lo pasti bayar duit gede kan, makanya kita nggak bisa berbuat apapun, harusnya lo sadar diri kal----"
"Sttt...," Seyra menyela dengan menaruh telunjuk di depan bibirnya. "Miskin, mendingan nggak usah banyak bacot. Sadar diri aja, nggak bisa berbuat apapun kan? Yaudah, diam!" ucapnya masih dengan ekspresi tenang.
"Lo...!" Gadis itu menunjuk Seyra kesal dan merasa terhina.
"Apa?" Seyra manaikan sebelah alisnya, wajahnya terlihat songong. "Udah lah, bacotan lo nggak berguna di sini! Mendingan sana lo cari cuan buat ngeluarin gue, kalau udah dapet baru sini hadepin gue lagi!" ketusnya sembari beranjak dari duduknya dan pergi keluar kelas.
Dasar orang-orang bersumbu pendek, bikin moodnya turun saja. Jika sudah turun begini ia akan mudah lelah dan lapar. Seyra berjalan menuju taman belakang sekolahnya yang sangat rindang karena dipenuhi oleh berbagai pohon yang ukurannya cukup besar.
"Ah, enak banget," gumamnya ketika memejamkan mata sembari menyandarkan tubuhnya di salah satu pohon di sana.
Ini benar-benar sejuk ditambah dengan angin sepoi-sepoi yang menerpa kulitnya hingga menimbulkan sensasi yang sangat menenangkan. Setidaknya bisa mendinginkan kepalanya yang lumayan berasap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another Seyra! Antagonist Girl [End]
Teen FictionSEGERA TERBIT! _____ Kana Nadhira adalah seorang mahasiswa hukum semester lima yang dikenal sebagai gadis pemalas, jutek, nyeplos dan bodo amatan. Suatu hari kajadian aneh menimpanya, semua ini bermula ketika Kana mengalami kecelakaan tragis dan tib...