Nine

14.6K 1.9K 1.4K
                                    

Happy Reading ❤

"Taeyong, kau benar. Sikap dan sifat David memang benar-benar seperti ayahnya."

Jaehyun tersenyum tipis setelah berkata seperti itu. Ia menatap ke wajah Taeyong yang kini menatapnya dengan tatapan kebingungan, "Aku pergi dulu. Sampai berjumpa besok." ucap Jaehyun kepada Taeyong. Dan setelah itu membalikan badannya, berjalan pergi keluar dari restaurant itu.

"Tsk, mengapa dia tidak berpamitan kepadaku sih. Menyebalkan sekali." gerutu Naeun. Seharusnya Jaehyun juga berpamitan kepadanya, bukan hanya kepada Rowoon dan Taeyong saja.

"Jaehyun kan memang pria yang dingin. Sudah jangan diambil hati. Aku itu teman sekolahnya dulu. Dia pasti akan dingin walaupun kepada kekasihnya juga." Rowoon terkekeh pelan.


Taeyong tersenyum mendengar semua itu, ia menghela nafasnya pelan, "Tidak. Jaehyun memang sangat dingin kepada orang lain, tapi tidak kepada orang yang dicintainya. Dia akan bersikap sangat hangat kepada orang yang dicintainya." ucapnya.

Rowoon tentu saja mengerti apa yang Taeyong ucapkan. Pria itu menatap Taeyong dengan tatapan dingin. Cara Taeyong berbicara, dan raut wajah Taeyong jelas menyiratkan jika Taeyong masih mempunyai perasaan kepada Jaehyun. Dan sungguh, Rowoon sama sekali tidak menyukainya.

"Darimana kau tahu?" Tanya Naeun, menatap kepada Taeyong dengan tatapan meremehkan, "Aku sangat mengenalnya. Dan dia memang sangat dingin kepada siapapun juga."

'Aku pernah menjadi orang yang sangat dicintainya.'

Taeyong tidak menjawab pertanyaan Naeun, dia hanya tersenyum tipis sambil kembali fokus untuk makan. Ponsel Naeun berbunyi, membuat gadis itu langsung membuka pesan masuk di ponselnya. Ia pun menoleh ke arah Rowoon dan Taeyong, "Aku harus segera pergi. Ayahku memintaku untuk menemuinya." ucapnya sambil beranjak berdiri.

"Tidak habiskan dulu makannya?" Tanya Rowoon, menatap kepada Naeun.

"Maaf tapi aku harus segera pergi. Maaf ya, lain kali kita double date. Aku bersama Jaehyun, dan kalian jangan mengajak David. Hehe..." Naeun terkekeh pelan, "Terimakasih untuk makan siangnya. Selamat menikmati quality time kalian."

"Baiklah. Hati-hati di jalan."

David terdiam, menatap tajam kepada Naeun. Anak kecil itu memang selalu menunjukkan tatapan matanya yang tajam kepada Naeun, menunjukkan raut wajah dinginnya. Taeyong menoleh ke arah David, dan kemudian tersenyum, "Kau kenapa sayang?"

"I don't like her mom."

"Mengapa? Naeun auntie kan baik." Taeyong tersenyum, mengusap lembut rambut David. Ia pun beranjak berdiri, dan menoleh ke arah Rowoon, "Aku ke toilet sebentar ya."

Rowoon sama sekali tidak menjawab ucapan Taeyong. Dia masih cukup kesal. Ia kemudian menoleh ke arah David yang ada di sampingnya, "David. Jika kau menginginkan sesuatu. Bilang kepada daddy ya."

"Iya dad." ucap David, dengan nada yang menggemaskan.

"Dan juga jangan menerima apapun yang Jaehyun berikan kepadamu?"

"Mengapa Dad?"

"Dia bukan ayahmu, dia hanya orang asing. Bukankah mommy mu juga pernah bilang jika jangan menerima apapun yang diberikan oleh orang asing?" Rowoon menatap kepada David dengan tatapan tajam. Berharap jika anak kecil itu akan mengerti.

"Tapi paman tampan bukan orang asing. Paman tampan temannya David." ucap David, kini mengerucutkan bibirnya sebal.

Rowoon menghela nafasnya pelan. Dia harus berbicara dengan lembut kepada David agar anak itu mau mengerti.
"David, kau ingin mempunyai adik?"

President Jung IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang