Eighteen

12K 1.6K 454
                                    


Happy Reading ❤️



Taeyong membuka menu makanan di restaurant itu. Matanya berbinar-binar melihat semua gambar makanan yang ada di menu. Namun kemudian dia mengerucutkan bibirnya sebal, karena bingung harus memilih makanan yang mana. Hampir sepuluh menit dia memilih makanan, dan membuarkan pelayan berdiri menunggu. David menopang dagu dengan kedua tangan kecilnya, menunggu ibunya selesai memilih makanan. Sedangkan Jaehyun, dia tersenyum melihat raut wajah Taeyong yang terlihat bingung. Dia memang sangat tahu kebiasaan Taeyong yang akan lama ketika memilih makanan.




Taeyong menghela nafasnya pelan, dan kemudian menoleh ke arah Jaehyun, "Sayang, mau makan apa?"




"Apa saja. Apapun yang kau pilihkan, aku pasti akan menyukainya." ucap Jaehyun.




Taeyong tersenyum mendengar jawaban dari Jaehyun, ia kemudian menoleh kepada anaknya, "Anak mommy yang tampan mau makan apa?"




"Apa saja. Apapun yang mommy pilihkan pasti David akan menyukainya." ucap David, mengikuti ucapan ayahnya. Ia menatap kepada Taeyong dengan tatapan yang berbinar-binar.




"Jaehyun kecil." ucap Taeyong terkekeh pelan. Ia kemudian menoleh ke arah pelayan yang sedari tadi menunggu disana, "Maaf ya menunggu lama. Aku pesan makanan yang spesial disini. 2 porsi orang dewasa dan 1 porsi untuk anak kecil. Minumannya, milkshake strawberry nya 2 dan jus jeruk nya 1."







Pelayan itu kemudian menuliskan pesanan Taeyong. Setelah itu membungkukkan badannya, dan kemudian berjalan pergi. Taeyong tersenyum ke arah depan, menatap kedua orang yang sangat berharga di hidupnya. Jaehyun meraih tangan Taeyong, dan menggenggamnya erat. Taeyong tahu, sangat tahu jika Jaehyun mencintainya, sebesar dia mencintai pria Jung itu. Dia tahu, sangat tahu bagaimana berharganya dia untuk Jaehyun.




Tapi, bagaimana jika suatu saat dia meninggalkan Jaehyun? Jaehyun pasti akan sangat terluka. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana terpuruknya Jaehyun.




"Dad, David mau pipis." ucap David. Mendongakan wajahnya kepada ayahnya.




"Iya sayang." Jaehyun melepaskan genggaman tangannya, dan kemudian mengangkat tubuh kecil anaknya. Ia menoleh kepada Taeyong, "Sayang sebentar ya." Dan Taeyong pun langsung mengangguk.




Taeyong menghela nafasnya pelan. Dia mengeluarkan ponselnya, dan kemudian membuka pesan dari Ten. Ia tersenyum membaca pesan dari Ten yang menanyakan apakah dia kembali kepada Jaehyun lagi. Dan bertanya apa dia tidak takut disakiti lagi. Dan Taeyong pun langsung mengetikan pesan balasan kepada Ten, jika dia memang sudah kembali kepada Jaehyun. Dan dia tidak takut untuk disakiti lagi, karena dia tahu jika Jaehyun tidak akan pernah lagi menyakitinya. Bahkan mungkin, dia yang akan menyakiti Jaehyun.




"Pendek."




Taeyong mendongakan wajahnya ketika mendengar suara seseorang yang dia kenali. Ia tersenyum. Pria mungil itu membuka mulutnya hendak berbicara, namun dengan cepat tangannya ditarik oleh Mingyu. Dan tubuhnya langsung dipeluk dengan cukup erat. Taeyong sontak melebarkan matanya, kaget akan tindakan Mingyu yang tiba-tiba memeluknya. Ia dengan cepat melepaskan dirinya dari pelukan Mingyu.




"Kau sendirian disini? Aigoo, aku temani ya." Ucap Mingyu sambil menggenggam erat tangan Taeyong.



"Tidak Mingyu. Aku—-"



"NO!! DON'T TOUCH MY MOM!!!"



Mingyu dan Taeyong menoleh ke sumber suara. Mereka melihat David berlari dengan cukup cepat menghampiri mereka. Di belakang David ada Jaehyun yang kini menatap tajam kepada Mingyu. David mencoba untuk mendorong Mingyu, anak kecil itu mendorong paha Mingyu. Setelh itu David, memeluk pinggang ibunya, sambil menatap tajam kepada Mingyu.
"Don't touch my mom! Dasar pria cabul!"


President Jung IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang