Nineteen

14.5K 1.7K 453
                                    

Happy Reading :)


Tap Tap Tap


Suara derap langkah kaki memenuhi ruangan yang pengap itu. Disana terlihat seorang pria yang tubuhnya diikat di sebuah kursi. Wajahnya lebam, darah terlihat di wajah orang itu. Semua pria bertubuh besar langsung membungkukkan badan mereka ketika seorang pria masuk ke dalam ruangan itu.



"Aku tahu ini semua adalah ulahmu Jung Jaehyun!" ucap Vernon, tersenyum sinis. Wajahnya penuh dengan luka lebam.



Jaehyun tertawa terbahak-bahak. Ia memasukan kedua tangannya ke saku celannya, "Tentu saja aku. Memangnya musuhmu siapa lagi selain aku? Atau musuhmu memang sanggat banyak karena kau adalah orang yang menyebalkan."



"Kau membalas dendam karena aku menembak anakmu kan?" Tanya Vernon, menatap tajam kepada Jaehyun. Dan kemudian dia terkekeh pelan, "Apa dia sudah dikuburkan? Seharusnya kau senang karena aku melenyapkan satu monster di dunia ini. Karena aku tahu, dia akan menjadi monster sepertimu jika dia sudah dewasa."



"Monster? Malaikat kecilku akan menjadi monster? Ide bagus. Aku akan membuat Jung David menjadi seorang monster yang sangat kuat dan hebat sehingga tidak ada yang bisa menyakitinya." Jaehyun tertawa. Ia kemudian menatap tajam kepada Vernon, "Anakku sekarang sedang ada di rumah, sedang bermain dengan mainan-mainan mahalnya. Jika kau berfikir kau sudah berhasil melenyapkan anakku, kau salah besar. Kau tidak akan pernah bisa melukai anakku lagi."



Vernon tertawa terbahak-bahak, menatap kepada Jaehyun dengan tatapan meremehkan, " Kau tahu bagaimana rasa bahagianya ketika melihat anakmu itu kesakitan? Sungguh tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Hahahaa.. aku merasa sangat puas ketika menembak anakmu."



Jaehyun tersenyum tipis. Ia menoleh ke arah bodyguardnya berdiri tak jauh darinya. Bodygurad itu kemudian berjalan menghampiri Jaehyun sambil menyerahkan pistol. Jaehyun mengarahkan pistol itu ke Vernon, "Dan sekarang aku yang akan melakukannya kepadamu." ucapnya. 



Dorr




Vernon berteriak kesakitan ketika timah panas itu mengenai lengannya. Tubuhnya bergetar, menahan rasa sakit yang teramat sangat. Jaehyun tersenyum meremehkan, menatap kepada Vernon, "Bagaimana rasanya? sakit kan? Anakku juga merasakan sakit saat kau menembaknya"



"Kau gila!!! Kau monster!!!" pekik Vernon. Ia meringis, menahan rasa sakit di lengannya. 



"Ya, kau benar. Aku memang monster. Aku akan menjadi monster yang sangat menakutkan untuk siapapun yang berani mengusik keluargaku." ucap Jaehyun, tersenyum sinis. Ia kembali menembak Vernon, kini mengenai perutnya, membuat Vernon langsung berteriak kesakitan. Seorang bodyguard datang membawa air garam, dan kemudian menyiramkannya ke luka tembak Vernon.



Jaehyun tertawa terbahak-bahak melihat bagaimana Vernon yang kesakitan seperti itu. Dia sedikit merasa puas, tapi sebenarnya ini tidak sebanding dengan perlakuan Vernon kepada David. Dia harus melakukan lebih. 



Ponselnya berbunyi, dan tentu saja dia langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Senyuman terlihat di wajah tampannya ketika melihat siapa yang menelopannya. Ia kemudian menoleh ke arah para bodyguardnya, "Tutup mulutnya." perintahnya. Dan salah satu bodyguardnya langsung membekap mulut Vernon dengan kertas-kertas.



"Hallo sayang." ucapnya, setelah dia mengangkat teleponnya.



"Daddy...."




"Iya sayang. Kenapa?" 



"Dad.. mommy memasak sup ayam. Mommy bilang daddy juga suka sup ayam. Daddy dimana? Ayo cepat pulang. David sudah lapar."




President Jung IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang