Chapter 6

11.5K 613 4
                                    

ASUPAN

ASUPAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Nyonya." wanita yang rambutnya sudah beruban itu membungkuk hormat pada wanita yang lebih muda darinya.

Wanita yang dipanggil nyonya itu mengulas senyum, tangannya menepuk ringan bahu ringkih yang masih setia membungkuk itu.

"Sudah kubilang jangan seperti itu, kau lebih tua dariku Bibi Emma."

Emma menegakkan tubuhnya, mata tuanya menatap kagum pada sosok yang ada di hadapannya itu.

"Seharusnya Nyonya memberitahu kami dulu jika ingin kemari. Setidaknya kami akan menyambut anda dengan lebih layak," ucap Emma tanpa mengurangi rasa hormatnya.

Wanita itu terkekeh. "tidak perlu. Lagipula aku hanya kebetulan ada di kota ini, jadi sekalian saja aku mampir. Oh ya, apa ada sesuatu yang kalian butuhkan? Jika ada katakan saja."

Bibir Emma terbuka hendak menjawab, namun terintrupsi oleh suara nyaring yang memanggilnya.

Bruk!

Seorang gadis kecil menubruk kaki Emma untuk dipeluknya.

"Nenek kemana saja?" tanya gadis tersebut. Kepalanya mendongak, memperlihatkan maniknya yang bulat dan berembun. Siap tumpah.

Tangan Emma terulur mengelus kepala gadis kecil itu yang hampir menangis.

"Nenek tidak kemana-kemana sayang, Nenek hanya menyambut tamu," jawab Emma. "Ayo, kenalkan dirimu sayang pada nyonya itu," imbuhnya memutar tubuh yang lebih kecil darinya.

Mata bulat itu memperhatikan sosok yang ada di hadapannya sebelum membungkuk hormat memperkenalkan diri.

"Selamat sole Nyonya. Saya Amola Kueen, salam kenal."

Di tempatnya, wanita itu terpengkur melihat bagaimana gadis kecil tersebut.

"Ah iya, salam kenal juga manis," jawabnya setelah terdiam beberapa saat. Lutut wanita itu membumi guna mensejajarkan tinggi badannya dengan gadis kecil itu. Senyumnya mengembang sempurna dengan tangan terulur menyelipkan anak rambut di balik telinga. "Nama yang indah."

AmoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang