ASUPAN
Note : cerita sudah lengkap. Yang mau baca duluan boleh melipir ke karyakarsa.
Amora mengerjap pelan menyesuaikan cahaya, mata berpendar mengenali ruangan di mana ia berada sekarang.
"Uh, Moya di mana?" Amora menyentuh kepalanya yang masih terasa pusing.
"Baby, kamu sudah bangun sayang." dari ambang pintu Hellena berlari kecil. Raut kelegaan terlihat dari wajah nyonya Poulsen itu.
"Apa ada yang sakit baby?" Hellena mendudukan diri di samping Amora. Ia mengulurkan tangannya mengelus pipi Amora yang masih terlihat pucat.
"Pusing Mom," jawab Amora kembali memejamkan matanya. "Mommy, Moya di mana?"
"Di rumah sakit sayang. Mommy sangat khawatir saat tahu kamu pingsan di sekolah."
Sekolah,
Toilet,
Casandra,
"Anak pungut."
"Mereka tidak menyayangimu, mereka hanya kasihan padamu Amora.""Tidak!" Amora menepis tangan Hellena dari pipinya. Ia menatap kecewa wanita di depannya itu.
"Sayang ada apa?!" tanya Hellena khawatir saat tiba-tiba Amora menepis kasar tangannya dibarengi dengan tangis gadis itu.
"Jangan sentuh Moya!" Amora kembali menepis tangan Hellena yang hendak menyentuhnya.
"Baby kamu kenapa sayang?"
"Pergi! pergi! Moya tidak mau!"
"Ini Mommy."
"Tidak! Moya tidak punya Mommy! Moya cuma punya Mama!"
Tubuh Hellena terpaku, ia tidak salah dengarkan?
"B-baby kamu bicara apa? Mom tidak mengerti sayang."
"Tidak usah panggil Moya sayang! Kalian semua tidak menyayangi Moya! Kalian hanya kasihan pada Moya!"
Plak
Wajah Amora tertoleh ke kanan dengan paksa. Ia mengangkat tangannya menyentuh pipinya yang terasa panas. Amora tidak menyangka wanita yang selalu lemah lembut terhadapnya itu menampar dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora
Teen FictionAmora Queen Poulsen Polos, cerewet, manja, ceria dan juga kekanakan. Namun karena sikap dan sifatnya itulah yang membuat semua orang menyayanginya. Meski hanya anak angkat, gadis itu laksana matahari dalam keluarga Poulsen. Yang mana hadirnya menjad...