ASUPAN
***
"
Waahh.. Lucunya.." Felly menatap berbinar pada bekal yang dibawa Amora.
Bekal itu sangat berbeda sekali dengan miliknya yang hanya di susun dan di hias alakadarnya. Tidak seperti milik Amora yang disusun juga dihias sedemikian rupa sehingga tampilannya terlihat begitu cantik dan lucu. Membuatnya sayang untuk dimakan.Amora mengangguk tersenyum. "Uhm. Mommy yang buat," jawab Amora lalu menyumpitkan gumpalan nasi berbentuk kepala kelinci itu ke dalam mulutnya.
Lucas tersenyum geli melihat pipi Amora yang menggembung sebab nasi yang ia masukan terlalu besar. Bahkan raut wajah bahagianya terlihat sangat kentara saat Felly memuji bekalnya.
Jika dilihat-lihat bentuk bekal itu lebih cocok untuk anak sekolah dasar dibanding dengan sekolah menengah atas. Meski begitu Amora tidak terlihat malu sama sekali. Justru temannya itu terlihat sangat senang.
Mengenai temannya itu, Lucas jadi penasaran bagaimana keluarga Poulsen membesarkan Amora. Dilihat bagaimanapun Amora terlihat sangat sopan dan tidak terlihat seperti remaja pada umumnya. Yakni cenderung polos dengan sikapnya yang kekanak-kanakan.
"Oh ya, Moya. Saat belajar tadi, kamu tidak terlihat bersemangat. Kenapa?"
"Eeemm.. Itu karena Moya masih mengantuk. Soalnya Moya tidurnya lewat," ujar Amora menjawab pertanyaan Edward.
"Memang semalam kau tidur jam berapa Moya?" Sahut Felly. Dia juga tadi kerap melihat kepala Amora terangguk dengan mata terpejam. Dan untungnya Miss. Athena yang dikenal sebagai guru killer itu mengacuhkan Amora yang tidak fokus.
"Moya tidak tahu. Tapi biasanya Moya tidur jam delapan," jelas Amora. Dimana jawaban gadis itu sukses membuat ketiga temannya membuka bibir tak percaya.
Yang benar saja. Bukankah Amora sudah besar? bahkan Amora sudah memasuki tingkat akhir sekolah. Tapi jam tidurnya masih pukul delapan malam? sulit dipercaya. Sungguh berbanding terbalik dengan mereka yang akan tidur apabila sudah tengah malam ataupun dini hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora
Teen FictionAmora Queen Poulsen Polos, cerewet, manja, ceria dan juga kekanakan. Namun karena sikap dan sifatnya itulah yang membuat semua orang menyayanginya. Meski hanya anak angkat, gadis itu laksana matahari dalam keluarga Poulsen. Yang mana hadirnya menjad...