ASUPAN
Note : cerita sudah lengkap. Yang mau baca duluan boleh melipir ke karyakarsa.
Bagi Amora bermain masak-masakan adalah salah satu kegiatan favoritnya diantara banyaknya permainan yang ia sukai. Meskipun hanya bisa bermain sendiri, sebab anak dari Kakaknya itu enggan untuk ikut bermain.
"Molly, ini Moya buatkan pizza untuk Molly." Amora meletakan pizza mainan yang suda buat pada meja kecil, yang mana di sebrang meja kecil tersebut terdapat sebuah boneka kelinci berbulu putih. Kemudian Amora kembali menyibukkan dirinya dengan berbagai alat memasaknya.
"Daripada kau bermain masak-masakan tidak jelas seperti itu, lebih baik kau memasak sungguhan di dapur Amora."
Suara itu, Amora menghentikan gerakan tangannya yang menyentuh spatula mainan miliknya. Ia mendongak dan mendapati dua orang di ambang pintu kamarnya.
"Bi-bibi sejak kapan datang?" tanya Amora gugup. tangannya beralih memilin ujung dress-nya dengan kepala tertunduk.
"Kenapa? tidak boleh?"
Amora menggeleng keras. Bukan, bukan itu maksud Amora. Ia hanya terkejut dan juga heran, sebab Amora tidak tahu sejak kapan wanita itu datang.
"Mau sampai kapan berkelakuan seperti anak-anak, Amora. Kamu itu sudah dewasa dan sudah seharusnya pula kamu bersikap selayaknya usiamu."
"Mo-Moya... Moya..." Amora melarikan matanya gusar. Ia tidak tahu harus menjawab apa, sebab ia tidak paham akan yang dimaksud adik Daddy-nya itu. Bersikap selayaknya usia? apa maksudnya? Amora tidak paham.
"Ma, sudahlah." Luna yang menyadari akan kegelisahan Amora lantas mengusap bahu Ibunya. Lalu menghampiri Amora yang masih menundukan kepalanya.
"Hai," sapa Luna menghampiri Amora lalu berjongkok dan menempatkan dirinya di samping Molly, si boneka kelinci. "Waah.. Moya sedang main masak-masak ya, dulu Kak Luna juga sering lho, main masak-masak seperti Moya," ujar Luna setelah mengamati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amora
Teen FictionAmora Queen Poulsen Polos, cerewet, manja, ceria dan juga kekanakan. Namun karena sikap dan sifatnya itulah yang membuat semua orang menyayanginya. Meski hanya anak angkat, gadis itu laksana matahari dalam keluarga Poulsen. Yang mana hadirnya menjad...