Bab 4: Belum Kembali

33 9 0
                                    

Aku berhenti berpikir, mengenyahkan ingatan yang sudah lalu itu.

~~~

GIO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GIO

Shopie belum juga kembali, aku sampai bosan menunggu di kamarnya. Lalu, bagaimana aku bisa berada di kamar ini? Seingatku, karena keinginanku untuk bertemu dengannya membawaku untuk berkunjung ke rumah ini. Hanya berkunjung, bukan untuk masuk ke kamar.

Ketika sampai, aku berteriak dan tidak ada yang menjawab. Kupikir pintu terkunci, tetapi tidak. Aku masuk begitu saja. Ruang tamu di rumah ini cukup luas karena termasuk rumah mewah. TV LED layar lebar menyatu dengan dinding.

Awalnya, aku tidak tahu lokasi kamar Shopie. Aku mondar-mandir di ruang tamu menunggu seseorang yang datang, tetapi nihil. Suasana sepi itu membuatku bingung, rumah yang begitu besar tidak ada seorang pun yang melintas. Cukup aneh, bukan?

Ke mana Shopie? Ke mana orangtuanya? Pembantu?

Aku pun tidak tahu.

Karena jenuh semakin melanda, saat itu aku menyusuri setiap sudut rumah. Tidak ada petunjuk mengenai keberadaan kamar Shopie, aku pun naik ke lantai atas. Naik tangga yang melengkung dan panjang itu tidak membuatku lelah. Aku cukup menikmati suasana rumah yang estetik.

Sampai di ujung lantai dua, baru aku menemukan kamar yang terdapat pajangan ukiran bernama Shopie. Aku panggil namanya berulang kali, tetapi tidak ada yang menyahut. Aku pun masuk karena pintu tidak  terkunci. Tidak ada tanda-tanda keberadaan orang di dalam ruangan.

Hening.

Mulai dari situ, aku merasakan kecemasan yang bergumul dalam dada. Aku pikir Shopie akan segera pulang, sehingga aku melihat-lihat koleksi parfumnya. Ternyata sampai aku selesai mengitari seluruh isi kamar, tidak ada tanda-tanda Shopie datang.

Karena tidak sanggup lagi menunggu, aku keluar dari kamarnya. Ketika hendak turun tangga, aku mendengar suara laki-laki dan perempuan sedang mengobrol. Menambah kecepatan, aku menyusuri tangga menuju lantai bawah.

Suara mereka semakin jelas. Arahnya terdengar dari ruang tamu, sehingga aku langsung melenggang ke sana. Benar saja, ada laki-laki dan perempuan sedang duduk di sofa. Aku tahu mereka. Laki-laki itu papa Shopie sedang merangkul perempuan yang sudah pasti itu mama Shopie.

"Om. Tante," sapaku menghampiri mereka, tetapi tidak ikut duduk. Aku dapat melihat kalau mama Shopie  sedang bersedih. Apa ini berhubungan dengan Shopie?

Papa Shopie sempat melirikku, tetapi tidak berkata apa-apa. Apa karena beliau tahu aku teman Shopie, jadi tidak keberatan aku berada di sini? Atau karena mereka sedang bersedih, jadi tidak ada tenaga untuk meladeniku?

"Pa, kapan Shopie kembali?" tanya sang Mama.

"Mama tenang saja. Shopie pasti baik-baik saja. Shopie anak yang kuat." Papa Shopie menepuk-nepuk bahu mama Shopie.

Finding Unknown Fragrance ✅ (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang