Bab 6: Kesepian

35 7 0
                                    

Alam sepertinya sedang tidak berpihak kepadaku.

~~~

GIO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GIO

Aku melangkah mendekati gerbang kampus yang hampir setiap hari kulalui. Langkahku hanya sampai dinding dekat gerbang, tidak melanjutkan masuk ke dalam. Di dekat dinding, aku bersandar. Banyak mahasiswa melintas di depanku, tetapi tidak seorang pun datang menyapaku. Sebagian aku kenal wajah-wajahnya karena merupakan teman seangkatan, sisanya aku tidak kenal sama sekali.

Pandanganku tertuju pada setiap kendaraan yang berhenti. Bisa saja Shopie yang keluar dari kendaraan tersebut. Tujuanku datang ke kampus memang untuk mencari Shopie. Namun setelah lama berdiri, seseorang yang aku tunggu tidak muncul. Aku pun mulai cemas.

Aku memandangi gerbang, tempat biasa aku bertemu dengan Shopie saat hendak masuk ke dalam kawasan kampus. Aku tiba-tiba teringat saat-saat itu.

Shopie turun dari mobil, tubuh mungilnya sangat lincah berjalan. Ia langsung menghampiriku yang sudah berdiri menunggunya di depan gerbang. Wangi jeruk segar yang ia pakai membuatku ikut bersemangat.

"Kamu sudah lama menunggu?" tanyanya sambil tersenyum ramah.

"Enggak terlalu lama," jawabku santai.

"Zaki dan Ista? Katanya mereka mau nungguin aku juga."

"Ista tidak betah lama-lama berdiri, jadi Zaki anterin Ista ke dalam duluan."

Shopie mengangguk sambil menggembungkan pipi. Pemandangan itu, membuatku gemas ingin mencubit pipinya.

"Ya sudah, ayo masuk," ajaknya buru-buru menarik lenganku.

Karena ingatan itu, aku mengikuti arah Shopie dan diriku yang berjalan ke dalam gedung sesuai ingatan. Gerakan langkahku menyesuaikan kenangan-kenangan yang berputar. Ketika dalam ingatanku Shopie dan diriku berhenti di tangga, aku pun berhenti.

Aku ingat.

Shopie sedang menggerutu, "Kamu jangat cepat-cepat jalannya, Gio. Gak perlu buru-buru."

"Aku enggak buru-buru, Shopie. Kamu aja yang lambat," ledekku sambil tersenyum.

"Kamu yang kecepetan. Pelan sedikit dong." Shopie terlihat lelah menaiki tangga. Ia memegang dinding tangga.

Saat itu memang bukan Shopie yang lambat, tetapi aku yang melangkah lebih cepat.

Aku kembali tersenyum mengingat kejadian itu.

Ingatan-ingatan itu kembali bergulir hingga membawaku sampai ke kelas. Kenanganku menghilang seketika saat melihat ruang kelas sudah ramai, dan dosen sudah duduk pada tempatnya. Aku pun masuk tanpa permisi, bersamaan dengan beberapa mahasiswa yang baru datang.

Aku tidak kebagian kursi di depan karena sudah penuh. Di dekat Zaki juga tidak ada yang kosong. Aku merasa heran saat melihat Ista tidak ada di sebelah Zaki. Begitu aku melangkah semakin ke tengah, Ista duduk di dekat dinding. Ia tampak murung. Ista dan Zaki berjauhan. Apa mereka sedang bertengkar?

Finding Unknown Fragrance ✅ (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang