Bab 2: Rose De Amor

57 12 2
                                    

Hobi memang sesuatu yang menarik dan menyenangkan.

~~~

GIO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GIO

Tidak ada udara dingin di kamar yang luas ini. AC pun tidak menyala. Namun, aku tidak merasakan hawa panas sama sekali, padahal pintu dan jendela tertutup rapat. Yang bisa kurasakan hanya kenyamanan. Sudah beberapa hari aku merindukan Shopie, sehingga diri ini sampai mengunjungi kamarnya. Beberapa hari tidak merasakan aroma yang menyebar dari Shopie, membuatku merasa kehilangan sosok perempuan itu.

Aku memperhatikan dinding kamar Shopie yang terdapat rak-rak berwarna-warni menyatu dengan dinding, ada yang hitam, putih, merah, dan biru. Di setiap rak terdapat parfum dengan botol kaca serta memiliki bentuk yang unik. Warna parfum juga bermacam-macam memberi keindahan yang menghiasi dinding.

Tidak hanya parfum yang menarik perhatianku. Di samping benda yang bisa mengeluarkan bau harum tersebut, terdapat stoples kaca yang di dalamnya terdapat sesuatu. Aku mendekatkan kepala ke salah satu stoples agar bisa melihat lebih jelas. Mawar merah, besar, mekar dan segar. Sudah berapa lama Shopie menaruh bunga yang banyak dikenal tersebut di dalam stoples? Aku sendiri tidak begitu mengerti penyebab bunga itu masih terlihat segar dan tidak layu.

Rose Grand Gala.

Tulisan kecil yang tertempel di tutup stoples.

Pandanganku kemudian beralih ke botol parfum yang ditaruh miring. Bentuk botolnya mirip seperti bunga mawar, dengan penutup botol silver sebagai tangkai. Cairan dari parfum tersebut berwarna merah muda, tetapi lebih ke merah pastel dan bening. Samar-samar aku teringat Shopie yang pernah membawa parfum ini ke kampus.

Waktu itu selesai materi ada jam kosong, aku menghampiri Shopie yang sedang memandang ke luar jendela. Sebelumnya, ia sedang menelepon seseorang. Jadi, aku menunggu agak jauh di belakangnya. Sementara Ista dan Zaki meninggalkan kami lebih dulu ke kantin.

"Hei Shopie," ucapku dengan nada seperti "Hey Tayo" untuk menyadarkan dari lamunan panjangnya. "Ayo ke kantin," ajakku kemudian.

Senyum tiba-tiba mengembang dari bibir mungilnya. Aku harus sedikit menunduk agar dapat melihat wajahnya.

"Ayo," ucapnya yang sudah kembali ceria.

Shopie memang perempuan mungil yang luar biasa aktif dan penuh semangat. Jika ada masalah, tanpa harus kami tanya terlebih dahulu, ia akan menceritakannya dengan sukarela.

Aku berusaha menyeimbangkan langkah Shopie karena meskipun kecil, langkahnya cepat. Sambil berjalan, ia menceritakan banyak hal termasuk mengenai parfum terbarunya.

"Parfum ini gak semahal parfum lain yang aku beli, tapi ternyata wanginya enak juga. Aku lebih seneng beli parfum mahal sedikit, tapi awet. Ini aja dari pagi tadi wanginya gak hilang-hilang," jelas Shopie.

Finding Unknown Fragrance ✅ (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang