Bab 8: Bantuan

19 6 0
                                    

Kenangan itu mampu meningkatkan kerinduan dalam hati.

~~~

GIO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

GIO

Puluhan mahasiswa berlalu lalang. Koridor hampir tidak pernah sepi. Sudah sejak aku kehilangan jejak Zaki dan Ista, aku masih enggan untuk beranjak dari dekat jendela.

Tidak ada yang menarik dari pemandangan di luar jendela. Hanya terlihat bangunan serta hiruk pikuk kehidupan. Salah satu yang menarik bagiku, ini adalah tempat yang biasa Shopie gunakan untuk merenung.

Sudah berulang kali aku mengamati Shopie dari kejauhan saat sedang memandangi ke luar jendela. Di saat merenung, Shopie tampak tenang dan menikmati kedamaian sendirian.

Aku hanya bisa melihat dari jauh.

Ketika aku mendekati Shopie, ia segera kembali memunculkan keceriaan yang menghangatkan hati. Sikapnya cepat sekali berubah, bagai mendung yang bergilir diterangi cahaya matahari.

Senyumnya yang mendatangkan kebahagiaan, menyimpan berbagai misteri. Tidak sembarangan orang bisa memasuki hidupnya, kecuali ia sendiri yang akan mengungkapkan kebenaran.

Kenangan itu mampu meningkatkan kerinduan dalam hati. Namun, rasa itu tidak akan bisa berhenti sampai perjumpaan terjadi. Aku masih berusaha untuk bertemu Shopie, meski ketidaktahuan menyulitkan proses pencarian ini.

Aku tidak akan menyerah begitu saja.

Waktu berlalu. Di antara mahasiswa yang datang dan pergi tidak terlihat lagi sosok Zaki ataupun Ista. Kecewa pasti, sebab mereka bisa memberiku petunjuk mengenai keberadaan Shopie dan aku ditinggalkan mereka begitu saja.

Kuputuskan untuk meninggalkan tempat yang mengingatkanku akan kenangan indah dengan Shopie ini. Kususuri koridor menuju tangga.

Kuinjak satu per satu anak tangga mengarah ke bawah.

Lambat. Tak bersemangat.

Bunyi klakson dan suara kendaraan melintas menyambut kehadiranku saat mencapai depan kampus. Suara-suara yang jarang sekali aku hiraukan. Kini, alunan musik alami itu terdengar begitu nyaring.

Aku berjalan di trotoar. Kubuat jarak semakin jauh dari bangunan kampus. Terik di siang ini, tidak menghentikan langkahku. Aku juga tidak ingin bersembunyi seperti kelelawar yang berteduh di kala panas terik menyinari bumi.

Dari belakangku, klakson berbunyi berulang kali. Aku tidak menghiraukan. Klakson itu bisa saja sedang didendangkan untuk orang lain, meski aku sedikit terganggu mendengarnya.

Aku terus berjalan.

Tiba-tiba aku menyadari mobil sudah sejajar denganku, dekat trotoar. Sambil berjalan, kulirik mobil sedan hitam itu hingga terdengar kembali suara klakson yang memekakkan telinga. Langkahku terhenti.

Finding Unknown Fragrance ✅ (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang