Kau tidak bisa konsentrasi karena belum menentukan siapa yang akan kaupikirkan.
~~~
GIO
Rasanya mendebarkan bisa kembali ke kampus dengan suatu tujuan. Perasaanku yang sebelumnya cemas, berganti lebih semangat. Aku ingin segera bisa menemukan petunjuk baru yang akan menuntunku bertemu Shopie.
Matahari pagi menghangatkan raga, memberi asupan energi yang berkualitas untuk menjalani hari. Aku berjalan di samping Sandy, tentunya dengan senyum yang lebih segar dari kemarin.
Kami meninggalkan parkiran yang berada di belakang gedung. Kami masuk melalui jalur belakang yang biasa dilalui mahasiswa dan dosen karena membawa kendaraan.
Aku tidak menyangka jika Sandy bersedia mengantarku pagi ini, padahal dirinya ada kelas di jam siang. Ia benar-benar menunjukkan bukti dirinya bersedia membantuku.
"Ayo ke kantin dulu," ajakku.
"Kau lapar? Kaubilang tadi tidak ingin makan," ucap Sandy yang masih sejajar denganku.
"Aku ke kantin bukan karena ingin makan. Tapi aku ingin menunggu Zaki dan Ista di sana. Kami sering berkumpul di kantin, jadi kupikir bisa menemui mereka untuk bertanya tentang keberadaan Shopie."
"Kaupikir mereka akan memberitahumu?"
"Tentu saja, kami kan sudah berteman lama. Kalau bukan bertanya sama mereka, aku akan bertanya sama siapa lagi. Mereka pasti tahu di mana Shopie."
"Kalau begitu, beritahu aku kalau nanti Zaki dan Ista datang ke kantin. Aku akan bicara dengan mereka."
"Kenapa harus kamu yang bicara? Aku yang akan bertanya langsung dengan mereka. Kamu temani aku saja."
Kulirik Sandy, dan ia tidak berdebat lagi. Ia masih tampak tenang. Aku masih tidak mengerti alasan ia bersedia membantu orang asing sepertiku. Hanya karena kemampuannya membaca pikiran, tidak seharusnya ia terlibat dalam urusanku.
Sepanjang jalan, banyak yang menyapa Sandy. Sepertinya ia cukup terkenal, tetapi aku sama sekali tidak mengenalnya. Tentu saja seperti itu, kami jelas beda angkatan.
Selagi berjalan, aku melirik sana-sini, sesekali menengok ke belakang. Kuincar sosok Zaki, Ista, ataupun Shopie. Mungkin saja mereka berada di sekitarku. Namun saat sampai di kantin, aku tidak berpapasan dengan mereka.
Aku berjalan ke meja yang berada di tengah. Meski kantin ramai, kebetulan sekali meja tempat biasa aku dan yang lain berkumpul tidak ada yang menempati. Aku pun duduk, dan disusul Sandy di depanku.
"Kau ingat sesuatu di tempat ini?" tanyanya tiba-tiba membuatku memikirkan tentang insting.
Aku belum bersiap untuk menggali memori lebih jauh lagi. "Aku belum terpikirkan apa pun."
"Kau coba saja melihat-lihat ke segala arah. Kau pasti akan teringat sesuatu."
"Aku akan coba." Aku pun memandang ke depan agak lama, lalu ke kiri, ke kanan, sampai kutengok ke belakang. Aku tidak teringat apa pun.
"Sudah berhasil?" tanya Sandy menghentikan kegiatanku.
Aku menggeleng. "Aneh. Kenapa aku tidak ingat apa pun? Sebelumnya mudah sekali mengingat kejadian bersama Shopie."
Sandy menyunggingkan senyum yang terkesan ia sudah tahu bahwa aku tidak bisa melakukannya. "Pikiranmu sudah terpecah antara bertemu Shopie dengan Zaki dan Ista. Kau tidak bisa konsentrasi karena belum menentukan siapa yang akan kaupikirkan. Kau lupakan dulu Zaki dan Isti, lalu pikirkan tentang Shopie. Hanya Shopie."
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Unknown Fragrance ✅ (Terbit)
Misterio / SuspensoCERITA INI DIIKUTSERTAKAN DALAM 1ST ANNIVERSARY ANFIGHT BATCH 8 Blurb: Shopie begitu menyukai parfum hingga mengoleksi berbagai bahan dasar parfum yang ia taruh di stoples kaca. Namun, kegiatannya itu membuat Opi dan Sonia, orangtua Shopie merasa an...