XXXII

167 28 8
                                    

Ada pertemuan maka akan ada perpisahan . Itu mutlak dan tak terelakkan .

Seperti halnya keluarga Kwon yang bertemu dengan seorang bayi gembul bernama Kim Jinhwan yang akrab mereka panggil dengan sebutan In . Awalnya anak laki-laki dikeluarga itu hanya ada enam orang , lalu bertambah satu menjadi tujuh setelah kedatangan si manis yang amat disayangi dan dicintai oleh keenam pria dewasa dirumah tersebut . Tapi , pernahkah terlintas dalam benak mereka jika selalu ada tebusan untuk suatu hadiah berharga ?

Jika In adalah hadiah berharga itu , lalu apa tebusannya ?

"Yungg"

"Hm?"

"Kenapa Yungg menangis ? apa In nakal dan buat salah ?"

Hanbin berlutut mensejajarkan tingginya dengan Jinhwan yang duduk pada sebuah kursi tungggu pada lorong yang sedikit mencekam pada tengah malam seperti ini . Ia mengelus lembut pipi bulat itu lalu merengkuhnya dalam pelukan hangat yang kontras dengan keadaan bangunan serba putih tempat tersebut
"Hyung hanya tidak ingin berpisah dari Nani . Sayang , berjanjilah untuk tidak akan pernah meninggalkan hyung" ungkap Hanbin dengan sepenuh hati bermohon

Sementara In hanya mengangguk polos tanpa tahu apa maksud hyungnya itu . Yang ia tahu , bahwa rumah Hyung adalah rumahnya juga jadi kenapa In harus meninggalkan hyungnya ?

Nanti yang bermain dengan Chan Yungg siapa

Yang akan menganggu Jun Yungg siapa

Yang makan cake terenak buatan Yun Yungg siapa

Yang akan diciumi terus menerus oleh Dong Yungg siapa

Terus yang nanti main kejar kejaran sama Bi Yungg siapa

Kan itu semua sama In , jadi kenapa In harus pergi .

Oh seakan ingat sesuatu penting , In menggesek gesekkan puncuk hidungnya pada dada Hanbin yang masih memeluknya erat . Itu adalah tanda bahwa In minta dilepaskan . Jadi Hanbin menuruti walau enggan karena sejujurnya ia saat ini sangat butuh pelukan , ia butuh tempat bersandar . Ini terlalu sulit dan sakit .

" Yungg , ayo pulang . In tidak suka disini , tidak ada Yung yang lain . Kemarin Yun Yungg janji buat cake untuk In . Ayo Yungg pulang~ "

Air mata Hanbin meluruh , ia sungguh tidak bisa menghadapi ini . Kembali ia rengkuh tubuh gembul In dengan sesak yang melingkupi hatinya , mengabaikan rengekan In yang minta dilepaskan
"Nani , jangan tinggalkan Hyung hum ? Jangan pergi . Jangan ada yang pergi lagi hiks hiks"

Jika tadi hanya tetasan air mata , kini pertahanan Hanbin telah runtuh . Ia terisak cukup keras masih dengan memeluk Jinhwan

Sementara anak kecil itu wajahnya sudah mulai memerah karena sesak akan pelukan Hanbin yang semakin erat
"pa-paman" ucapnya terbata pada seorang berpakaian putih melintas didekat lorong

Meski sangat pelan namun karena keadaan tempat yang sangat sepi sehingga orang tersebut mendengar panggilan itu dan mencari asal suara . Saat matanya bersibobok dengan hazel hitam yang menatapnya seolah memohon , orang itu seketika sadar akan situasi anak itu . Ia berjalan cepat kearahnya lalu berusaha memisahkan pelukan dua orang berbeda usia tersebut
"Tuan , anak anda bisa kehilangan kesadarannya jika anda memeluknya terlalu erat seperti itu . Ia kesulitan bernafas"
Orang tersebut tidak perlu bertanya apalagi curiga pada sosok dewasa itu karena dari wajah kedua saja orang yang datang menolong In jelas tahu jika keduanya adalah ayah dan anak

Seolah tersadar dengan perbuatannya , Hanbin membelalakkan matanya dan mengambil alih Jinhwan dari gendongan orang itu
"Maafkan saya Dokter dan terima kasih telah menyadarkan saya"

BABY KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang