***
Beberapa minggu kemudian..."Pah... " Lirih Tissa yang berusaha membangunkan Bram yang tidur sambil terus memegang lengannya
Tidak ada pergerakan, Bram masih tertidur pulas. Tissa mengurungkan niatnya, ia menatap Intens wajah lelah itu dan berusaha mengelusnya dengan tangan yang masih terpacu alat Infus.
"Aww!! " lirihnya lagi
Bram langsung terbangun mendengar hal itu. Ia mengicik matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa ia tidak sedang bermimpi, yaps putrinya benar-benar sadar dari Koma.
"Tissa, sayang! Kamu sudah sadar nak! " tanya Bram dengan raut wajah bahagia
Tissa hanya tersenyum tipis.
"DOKTER!!! DOKTER!!! " teriak Bram
Tak sampai satu menit, Dokter dan seorang suster sudah tiba dan langsung memeriksa keadaan Tissa.
"Syukurlah, pasien sudah berhasil melewati masa kritisnya, sekarang ia hanya perlu beristirahat agar kondisinya kembali pulih." ucap Dokter
"Syukurlah." ucap Bram kemudian langsung mengecup kening putri satu-satunya itu.
Dokter dan suster ikut tersenyum melihat kebahagian ayah dan anak itu, mengingat keadaan Bram beberapa hari yang lalu saat Tissa belum sadar.
"Baiklah kalau begitu, saya tinggal dulu ya pak, saya masih ada pasien. " pamit Dokter
"Baik dok, silahkan. Terimakasih. " ucap Bram
"Baik pak, sama-sama. " Ucap Dokter itu sambil berlalu meninggalkan ruangan.
"Papah seneng banget, akhirnya kamu sembuh. " Ucap Bram
Tissa mengusap lembut pipi Bram, ia menatap lekat mata Panda Bram.
"Papah kurusan.. Papah ga makan ya semenjak aku sakit?" Ucap Tissa
"Makan kok, jatah makan kamu dirumah sakit ini juga papah yang abisin. " ucap Bram sambil tersenyum begitupun Tissa
"Pah.. Maafin Tissa ya. Udah bikin papah khawatir." Lirih Tissa
"Sayang... Kamu gausah pikirin itu ya. Yang penting kamu sembuh, itu udah lebih dari cukup buat ganti rasa lelah papah." ucap Bram
Tissa hanya tersenyum menanggapi ucapan Bram. Ia melihat kesekeliling ruang rawatnya, tampak banyak sekali buah-buahan dan bunga.
Bram yang mengikuti arah pandangan Tissa langsung mengerti.
"Itu semua dari temen-temen kamu." ucap Bram
"Temen-temen Tissa kesini Pah? " mata Tissa berbinar, ia sangat bahagia
"Ga semua sih, perwakilan kelas aja. Tapi mereka semua titip salam buat kamu, katanya cepet sembuh dan cepet balik lagi kesekolah." jelas Bram
"Oh iya, Hanna titip ini buat kamu. Katanya dari musuh bebuyutan kamu dikelas." Ucap Bram
"Hah? Musuh bebuyutan." Tissa Heran
Bram hanya mengangguk mengiyakan. Beberapa detik kemudian.
"Kamu punya musuh dikelas? Siapa? Ko papah gatau?"
Tissa memutar otaknya, tak sampai satu menit ia langsung mengerti
"Oh!! " ucap Tissa ia langsung teringat seseorang
"Siapa? " tanya Bram
"Ada deh. Hhe.. " ucap Tissa sambil membuka kotak itu.
Bram hanya tersenyum tipis melihat tingkah putrinya, ia sangat bahagia bisa melihat kembali senyum indah Tissa dihidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGISSA
Teen Fiction"Hallo.. " "Hai.. " Jawab seorang pria disebrang sana "Siapa? " "A-L-G-I-N-O" Algi sengaja mengejakan namanya "Oh." Tissa memasang wajah malas setelah mengetahui pemilik suara itu adalah Algi, pria menyebalkan yang slalu mengganggunya. "Oh aja...