Chapter 11🐙

17 2 0
                                        

***
Mentari kembali bersinar, tak terasa pagi sudah kembali menyapa dan menggantikan tugas sang malam.

Namun, semuanya tak lagi berarti bagi Bram, mengingat kondisi Putrinya yang masih belum membaik.

Ia hanya bisa melangitkan harapan bahwa Tissa cepat sadar dan kembali sembuh seperti sebelumnya.

Tid Tid Tid..

Denting alat Defibrillator memenuhi seluruh penjuru rumah sakit, Jantung Tissa yang kian melemah membuat alat itu semakin berbunyi tak beraturan.

Tissa masih belum sadarkan diri, Alat Infus dan pernafasan masih terpatri ditubuhnya.

"Sa, lo harus bangun ya. Gue kangen banget sama lo." Lirih Hanna seraya menggenggam erat lengan Tissa

Reza, kakak Hanna hanya mengelus bahu Hanna berusaha menenangkan adiknya itu

"Kita do'ain aja ya. Lo gausah nangis terus didepan Tissa, kalo lo rapuh Tissa juga ikut rapuh." ucap Reza

"Gue takut Tissa kenapa-kenapa kak." Lirih Hanna lagi disusul dengan bulir air mata yang semakin deras dipipinya

Kreeekk...

Hanna dan Reza segera menengok kearah pintu masuk, tampak wajah lesu nan lemah tergambar jelas diwajah Bram, ia terlihat putus asa mendengar kabar bahwa kondisi Tissa semakin memburuk.

"Om..." Lirih Hanna kemudian mereka berdua segera menghampiri Bram dan membantunya duduk KeSoffa

"Gimana keadaan Tissa, Han." lirihnya

Hanna hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Hiiks..." Bram sangat rapuh, air matanya jatuh begitu saja, harapan bahwa Tissa akan sadar setelah kedatangan Hanna pupus.

"Om.. Om harus kuat, gaboleh lemah. Siapa yang akan nguatin Tissa kalo Om kaya gini." Timpa Reza

"Om cuma takut kalo Tissa-"

"Stttt... Tissa pasti baik-baik aja." Sergap Reza lagi

Hanna ikut mengangguk berusaha meyakinkan Bram bahwa Tissa pasti baik-baik saja.

Setelah itu mereka bertiga kembali menatap kearah Tissa.

"Oh iya om, Hanna sama kak Reza kesekolah dulu ya. Om gpp kan jagain Tissa sendiri? Hanna janji, pulang sekolah nanti Hanna pasti kesini buat jagain Tissa." ucap Hanna seraya tersenyum

Bram hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Hanna "Gpp, yaudah kalian hati-hati ya."

"Iya om. Oh iya Hanna udah bawain sarapan buat om, pokonya Om harus sarapan, harus makan."

"Iya, Hanna. Nanti om makan ya."

"Oke om, kalo gitu kita berdua permisi ya. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam.."

Mereka berdua segera bersalaman dan segera menuju sekolah masing-masing karna jam sudah menunjukan pukul 07.15

***
Ckiiittt....

Reza segera menghentikan motornya tepat didepan sekolah Hanna, Hanna segera turun dan bersalaman.

"Kak, pulang sekolah nanti gak usah jemput aku ya."

"Kenapa?"

"Hanna mau kerumah sakit dulu, Hanna mau jagain Tissa. Kasian Om Bram, kayaknya semalem dia gak Tidur."

"Oh.. Yaudah, tapi kamu hati-hati ya. Nanti kalo udah mau pulang telpon kakak biar nanti kakak yang jemput kamu."

"Iya siap kak."

ALGISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang