Chapter 10🐙

20 3 7
                                    

"Ckiitttt!!"

Edo segera memarkirkan mobilnya dengan hati-hati, belum lagi ramainya orang yang berlalu-lalang disekitar parkiran rumah sakit Yang terbilang Mewah itu membuatnya sedikit kesulitan untuk memarkir kendaraan roda empat kesayangannya itu.

"Hup!! Udahan mainnya." Algi segera merebut ponsel Reza dari tangan Vino

"Yahh.. Kakak!!! Emang udah nyampe ya? Padahal bentar lagi jagoan Vino menang tuh."omel Vino

"Mainnya bisa nanti, sekarang kita masuk dulu ya." ajak Edo

"Oke deh, Kak Dodo." ucap Vino seraya menggerakan jarinya membentuk huruf O dengan lihai

"Hahaha..." Mereka semua tertawa sambil segera turun dari mobil dan segera melangkah memasuki area rumah sakit

"Eh, tunggu bentar. Gue telpon mamah dulu." Ucap Algi kemudian segera merogoh saku celananya.

"Kakak... Vino haus banget. Beli minuman dulu yuk." rengek Vino

"Aduh... Kenapa haus sekarang sih. Nanti aja ya." Omel Reza

"Lo lagi, Za. Udah lo anter Vino dulu beli minum, biar gue sama Edo yang cari ruangannya." ucap Algi

"Oh, iya deh. Oh iya, uangnya mana?" goda Reza seraya mengadahkan tangan kanannya

"Hahaha... Gue kira lo lupa, Bentar- bentar." Algi segera merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan selembar uang 50 ribuan

"Asikkk..." Vino dan Reza melonjak bahagia

"Sebenernya ini uang jajan gue, tapi... Yaudahlah gpp. Nih!!" ucap Algi menimbang-nimbang yang kemudian langsung menyerahkan uang sakunya untuk Vino

"Makasih kak. Yuk kak Eza, kita jajan." Ajak Vino tidak sabar

"Let's Go!!" Ucap Reza

Setelah itu Vino dan Reza segera menuju sebuah Caffe yang tidak jauh dari rumah sakit itu.

"Kenapa lo senyum-senyum?" Tanya Edo

"Gue baru sadar kenapa Vino ganteng."

"Hah? Emang kenapa?"

"Nurun dari kakaknya, jadi dia ikutan ganteng kaya gue." narsis Algi seraya menunjukkan cengiran andalannya

"Ck, masih sempet-sempetnya lo becanda." Ucap Edo ikut tersenyum "Eh, BTW uang tadi uang jajan lo sebulan."

"Enak ajaa.. Setahun. Puas lo!!"

"Hahahah..." kemudian mereka berdua tertawa renyah

"Udah cepet lo telpon." Ucap Edo mengingatkan

"Oh iya."

Algi kembali menatap layar ponselnya dan segera menelpon mamahnya. Selang beberapa detik panggilan tersambung

"Halo mah?"

"......"

"Ruang UGD?"

"......"

"Yaudah yaudah.. Mamah tenang dulu, Algi langsung kesana ya. Mamah tenang."

Tut!

"UGD? Sebenernya siapa yang sakit sih."

"Kita langsung tanya Receptionist aja ya."

Tanpa pikir panjang mereka segera menuju meja Receptionist

"Selamat sore, mas. Ada yang bisa saya bantu." tanyanya

"Oh iya mbak, ruang UGD dimana ya?" tanya Algi

"Oh, Dari sini tinggal lurus terus belok kiri mas."

ALGISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang