Siwon POV
Setelah Yoona keluar dari rumah sakit, aku tidak pernah pulang ke rumah lagi, penyakit ku sudah mulai beraksi, aku takut jika Yoona melihat ku dia akan semakin khawatir. Aku tidak mau dia menangis lagi.
Ahjumma Kim mengatakan bahwa Yoona tidak mau makan, aku semakin merasa bersalah, apa yang harus aku pilih? Bersama dengan Yoona atau membiarkan nya bahagia, bagaimana jika aku akan mati?
Kyuhyun dan Sehun membujuk ku untuk pulang dan melihat keadaan Yoona, akhirnya aku pulang ke rumah dan membawa makanan kesukaan Yoona.
Dokter Lee sudah memberikan obat penenang untuk ku, jadi jika aku kembali merasa sesak maka aku akan meminum obat itu.
Setelah aku membuka pintu, ahjumma langsung menyambut ku dengan hangat, aku sangat merindukan rumah ini.
"Tuan, silahkan masuk, nona Yoona ada di dalam kamarnya, sedari tadi dia tidak mau makan tuan" ujar ahjumma Kim.
"Biar aku yang meminta nya untuk makan, oh iya ini ada makanan juga untuk ahjumma"
"Terima kasih tuan,,"
Setelah itu aku langsung masuk ke dalam kamar dan melihat Yoona sedang menangis di pinggir ranjang sambil memegang perutnya. Perlahan aku menghampiri nya dan duduk di samping nya.
"Wae? Mengapa kamu menangis?" tanyaku, air mataku juga menetes, inilah kelemahan ku jika melihat Yoona menangis.
"Bayi ini sudah pergi, lalu kamu juga akan pergi meninggalkan ku, mengapa semuanya begitu kejam" ujar nya sambil memukul perutnya berkali-kali, aku mencoba menahannya dengan memeluk tubuh nya yang sangat kurus, ia terlihat berbeda, tidak seperti dulu lagi.
"Jangan begini Yoong, jangan menyakiti dirimu seperti ini"
"Kamu pergi meninggalkan ku, bayi ku juga sudah pergi, lalu apa lagi? Siapa lagi yang nantinya akan pergi?"
Aku semakin mengeratkan pelukannya dan menghapus air matanya.
"Jangan menangis, tidak akan ada yang meninggalkan mu lagi"
"Oppa, mengapa kamu ingin menceraikan ku? Apa alasanmu?" tanya nya dan aku terdiam. Tidak mungkin aku mengatakan jika aku sakit, jika aku mengatakan hal itu dia pasti akan semakin menangis.
"Oppa, kamu memiliki wanita lain?" tanya Yoona dan aku masih tetap diam. Kemudian ia menghapus air matanya dan tersenyum padaku.
"Jika begitu tunjukkan lah wanita yang kamu cintai itu, perlihatkan di hadapan ku, aku ingin memberinya pesan untuk selalu melindungi mu dari wanita yang lainya, apakah wanita itu Tifanny?"
"Yoong,,"
"Selama ini kamu pernah mencintai ku kah oppa?"
"Tentu, oppa sangat mencintaimu,,"
"Jika begitu mengapa kamu meninggalkan ku?"
"Aku,,"
Tiba-tiba saja kepala ku terasa pusing dan perutku sangat mual, penyakit sialan ini kambuh lagi, mengapa harus sekarang, mengapa penyakit sialan ini kambuh di saat aku sedang bersama Yoona.
"Oppa,,"
Aku langsung keluar dari kamar dan masuk ke dalam kamar tamu. Setelah mengunci pintunya, aku berlari ke arah kamar mandi dan memuntahkan semua isi yang ada di dalam perutku. Untung saja kamar ini kedap suara, jadi Yoona tidak bisa mendengar suara ku yang menjijikan ini.
Sialan, mengapa harus aku yang merasakan nya? Mengapa? Apa tidak ada cara lain selain ini? Jika memang sudah ajal nya mengapa tidak mati saja, mengapa harus merasakan proses seperti ini lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me
RomanceAku mencintaimu sampai aku tidak bisa hidup tanpamu. Jika aku memiliki satu pilihan, aku harus memilih hidup tanpamu atau pergi dari dunia ini, maka aku akan lebih memilih pergi di dunia ini dari pada aku harus hidup tanpa melihat dirimu. Berbahagi...