MI. 26 [ Penjelasan ]

28 7 0
                                    


●●●

Dua orang gadis sedang duduk di tribun, mereka mengamati masing-masing dari pasangannya

Kanin yang sedang fokus mengamati Kaesang, betapa beruntungnya dia bisa bersama dengan Kaesang yang terkenal akan ketampanannya, sama halnya dengan

Maura yang sedang fokus mengamati Davian, ia sedang mengingat bagaimana Davian menyatakan rasa sayangnya kepada Maura, bagaimana proses pendekatan antara keduanya.

Maura tidak tahu harus dengan cara apa memberi tahu soal ia dan keluarganya akan pindah. Jujur, Maura sangat berat untuk mengambil keputusan ini.

Ia melihat sekilas ke arah sahabatnya ini, Maura tidak tahu bagaimana jadinya jika disekolah barunya iu ia tidak mendapatkan teman, mengingat dirinya adalah orang yang sangat sulit untuk percaya dengan orang baru.

Maura duduk mendekat ke arah Kanin, ia memeluk Kanin

Kanin yang kaget Maura tiba-tiba memeluk dirinya

"Ra, kamu gak papa?"

Maura hanya menjawab dengan gelengan kepala, Kanin membalas pelukan Maura, ia menangis dalam pelukan Kanin

Kanin yang merasa aneh dengan Maura, mencoba bertanya lagi

"Ra, kamu gak papa kan?"

Kini Maura melepas pelukannya, ia menatap Kanin dengan mata sembab nya

Kanin yang kaget, "Ra, ih kok kamu nangis? kenapa? sini cerita" ajak Kanin supaya Maura bererita

Maura kembali menatap ke depan, lebih tepatnya kembali memfokuskan dirinya untuk melihat Davian

"Kanin, aku titip Davian ya. Kalo dia genit sama cewe lain, jewer aja kuping nya" ucap Maura sedikit tersenyum

Kanin mengerutkan kening, ia belum paham dengan apa yang dikatakan Maura

"Hah? apa sii, gimana maksudnya Ra?"

Maura menatap Kanin, "Aku gak bisa bareng kamu lagi, aku gak bisa bareng Davian lagi. Aku bakal pisah sama kalian, tapi kalian kalo kangen aku boleh kok main ke rumah yaa" jelas Maura

"Kamu mau pindah?" tanya Kanin memastikan

Maura menghembuskan nafas, "ini soal kerjaan Papah aku, jadi kita sekeluarga harus ikut pindah"

Kanin mencoba menenangkan Maura, "Davian tahu soal ini?"

Maura menggeleng

"Kasi tau dong Ra, dia berhak tahu soal ini" ucap Kanin

"Ak-" ucap Maura terpotong

"Serius banget sii, ngomongin apa?"

"Kepo!" ucap Maura, ia menyodorkan botol minum kepada Davian

"Yauda, aku samperin dulu Kaesang ya, bye!"

●●●

Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30. Maura ingat, kalo dirinya tidak boleh pulang larut malam

Ia melirik ke arah Davian yang masih sibuk dengan nasi goreng nya

"Dav, cepetan makan nya" ucap Maura

Davian hanya menganggukan kepala menandakan iyaa

Setelah dirasa sudah selesai, keduanya memutuskan untuk segera pulang

"Tunggu didepan, gue bayar dulu" perintah Davian, yang dijawab dengan anggukan oleh Maura

●●●

Angin di malam hari menyibak rambut Maura yang tergerai, sedari tadi Maura tidak melepaskan pelukannya dari tubuh Davian, malah ia mengeratkan pelukannya seolah dia tidak mau jauh dari kekasihnya itu

Sepanjang perjalanan Maura memikirkan bagaimana caranya dia menjelaskan kepada Davian, mau tidak mau dirinya harus memberitahu kepada Davian dan Davian berhak tahu

"Dav!" panggilnya

"Hmm, kenapa?"

"Kalo aku gak ada, kamu jangan genit genit ke cewe lain ya!"

Davian tersenyum dibalik helm fullface nya, "emang kenapa kalo gue genit?"

Mendengar jawaban Davian, Maura reflek mencubit perut Davian

"GAK BOLEH!!!" teriak Maura

"Kok ngomongnya gitu? emang lo mau kemana?" tanya Davian

"Aku mau pindah" ucap Maura

cittttttt.

Mendengar ucapan Maura, membuat Davian mengerem mendadak

"Davian!!!! kalo mau rem jangan mendadak gini dong, kejedot lagi kan aku nya. Sakit tau!!" rengek Maura

"Lo tadi bilang apa?"

"Apa? kalo mau rem jang-" ucap Maura terpotong

"Engga, sebelumnya lo bilang apa?" Tanya Davian kekeh

"Aku mau pindah, Dav" ucap Maura

Davian melirik ke arah Maura seakan dirinya meminta penjelasan

●●●

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ICE [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang