•••Kini keduanya sedang menikmati angin sore, tadi saat perjalanan pulang cuaca mendung dan benar saja turun hujan yang membuat keduanya memutuskan untuk berteduh dulu
Maura merasa canggung, dia masih berpikir keras apa maksud Davian tadi pagi? tiba-tiba meng-claim dirinya menjadi pacar
Davian dengan pikirannya sendiri, tapi ia tetap fokus ke jalanan. Ia juga tidak tau kenapa dirinya bisa tiba-tiba meng-claim gadis di belakangnya ini, diluar dugaan sih
Maura tiba-tiba ingin membeli ice cream saat motor vespa milik Davian melewati toko ice cream yang waktu itu pernah dibelinya
"Dav?!"
Davian menoleh ke arah samping, "Hmm"
"Aku mau ice cream, stop disini biar aku yang ke tokonya"
Tanpa berlama-lama Davian mengarahkan motornya ke toko ice cream dan parkir tepat didepannya, keduanya turun dari motor
Davian melepas helm nya, Maura masih menunggu Davian, saat Davian sudah melepas helmnya, tiba-tiba tangan Davian lagi yang Maura dapatkan
Maura asik memilih ice cream apa saja yang akan dibelinya, sedangkan Davian sibuk memperhatikan Maura
"Lucu" satu kata yang Davian ucapkan tapi tidak dapat didengar oleh Maura
Setelah diarasa cukup, Maura mengajak Davian ke arah kasir, mbak kasirnya melotot
"Alamak, banyak kali mas beli ice cream nya" ucap mbak kasir itu
Maura menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "hehe itu punya aku mbak"
Mbak kasir itu melirik ke arah Maura, "oh punya adek nya mas"
Maura dan Davian saling menatap, dan Davian buru-buru meluruskan perkataan mbak kasir itu
"Dia bukan adik saya mbak" ucap Davian
Maura mengangguk antusias, memang benar ia bukan adiknya Davian, "iya mbak ak-"
"Dia pacar saya mbak" Davian melirik ke arah Maura, mengedipkan sebelah matanya
Mbak kasir hanya manggut-manggut mengerti
•••
Keduanya sudah sampai di halaman rumah Maura, untung tidak ke maghriban di jalan
"Mau langsung pulang atau maghrib dulu disini?" Maura yang masih menenteng kantong plastik berisi ice cream
"Langsung pulang, gak enak sama orang rumah"
Saat Davian hendak melaju, Maura tiba-tiba mencekal lengan Davian, reflek Davian menoleh ke arah Maura
Dengan senyum mansinya, "makasih ice cream nya"
Davian tersenyum, "sama-sama pacar" ia mengacak rambut Maura
"Assaalamualaikum..."
"Waalaikumsalam..."
Davian melenggang pergi dengan motor vespanya, dan Maura beranjak meninggalkan halaman rumah
Saat membalikkan badan, Maura kaget dengan seseorang yang ada di ambang pintu, "Kak Eyon?"
Valeron berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dada, dengan mengenakkan baju kaos warna hitam dan color warna ijo
"Sibuk pacaran, sampe lupa waktu" ucap Eyon
Maura berkacak pinggang, "apaan sih kak, orang gak pacaran juga"
Eyon tersenyum devil, "halah, jangan di ilangin, ntar ilang beneran, tau rasa lu Ra"
Eyon melihat kanton plastik yang dibawa oleh Maura, "itu apaan sih?"
Maura dengan sigap melindungi kantong plastik itu dari Eyon, "tadi ngomel-ngomel, fitnah aku juga, sekarang mau minta ini?"
Eyon menggelengkan kepala, kenapa denga anak ini, emang apa sih yang ada di dalam kantong plastik itu
"Jangan harap kakak mau ice cream ini, pemberian dari orang loh ini, khusus buat aku, kakak gaboleh minta"
Maura pergi meninggalkan Eyon yang masih menetap di ambang pintu, ia kembali geleng-geleng kepala, ada-ada saja Maura ini
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
My ICE [ ON GOING ]
Teen FictionKehilangan sosok ibu dalam hidupnya cukup membuat Davian terpuruk. Jika kalian bertanya, apa titik terlemah Davian? Jawabannya "Ibu" Tidak pandai bersosialisasi dan tidak mudah percaya kepada orang, membuat Maura menjadi orang yang pendiam dan pema...