MI. 17 [ Jumat bersama Bunda ]

82 7 0
                                    

•••

🎵Because of you -  moon taeil romani🎵

amu maldo haji mothago
keudael baraboneun na
bureugo tto bulleo boado
deulliji anhneun keudaeui moksori

meomchul su eopneun sarang
nareul salge haejun saram
nae moksumboda sojunghan
keudael bonaeji mothae

apado kwaenchana saranghagi ttaemune
ijeuryeo doraseo bwado
gaseumi neol chajaga
ureodo kwaenchana keudael saranghanikka
apado kidaril nae majimak sarang
geudaeraseo

nae saengae dan han saram
nae salme jeonbuin saram
nunmuri nae apeul garyeodo
bonaeji mothae

apado kwaenchana saranghagi ttaemune
ijeuryeo doraseo bwado
gaseumi neol chajaga
ureodo kwaenchana keudael saranghanikka
apado kidaril nae majimak sarang
geudaeraseo

gateun haneul arae isseodo
keudaereul chaja hemaeineun na
gaseumi apaseo nunmuri heulleoseo
harudo keudae eopsi sal su eopneunde

yeongwonhi saranghae naega jukneun nalkkaji
neomudo gomaun saram
nae gaseume saraga
ureodo kwaenchana keudael saranghanikka
apado kidaril nae majimak sarang
geudaeraseo

•••


Usai melaksanakan sholat jumat, Davian dan Kaesang menuju kantin. Mereka pikir, perutnya butuh asupan siang ini

Sepanjang perjalanan dari mesjid menuju kantin, mereka bercerita apa saja yang menurutnya akan sangat lucu untuk diceritakan

Kaesang teringat perkataan Kanin, katanya Davian resmi jadian dengan Maura. Ya, meskipun itu Davian yang tiba-tiba meng-claim Maura untuk dijadikan pacar

"Eh Dav, bener ya lo jadian sama Maura?" to the point sekali bambwang

Davian yang mendengar pertanyaan Kaesang hanya memberikan jawaban dengan menaikkan bahunya

"Gila, lo dipelet apaan sama dia?" celetuk Kaesang

Saat Davian akan menjawab, pesanan mereka datang. Keduanya sedang fokus pada makanannya masing-masing

Setelah menyelesaikan makan siangnya, mereka pergi menuju kelas

•••

"Ra, aku pulang duluan ya" pamit Kanin

"Eh, gak bareng sama Kaesang?"

Kanin menggeleng cepat, seperti sedang terburu. Maura yanga melihat itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, selalu saja begitu jika Kanin sedang dalam keadaan buru-buru

Maura duduk didepan kelasnya, ia sedang menunggu seseorang yang tadi pagi mengirimnya pesan

*flasback on*

-Davian
Pulang bareng gue, tunggu depan kelas lo.

-Maura
Ya

-Davian
Sarapan!

Read.

*flashback off*

Saat Maura sedang asik memainkan hp nya, suara bass itu mengagetkan dirinya

Maura yang reflek langsung melirik ke arah sumber suara itu, dan tepat sekali wajah Davian dekat sekali dengan kepalanya

degdeg...degdeg..

Maura yang buru-buru menyadari semuanya, kini ia terlihat malu, ia berusaha mengalihkan wajahnya dari pandangan Davian

"sorry, lama ya?", dan hanya anggukan yang didapat Davian

Kini keduanya sedang di atas motor, Davian hari ini dengan motor ninja nya. Beberapa hari ini, hubungan Maura dan Davian berjalan cukup mulus, memang tidak lepas dari wara-wiri warga sekolah termasuk guru yang kenal dekat dengan keduanya

"Maura kok mau sama Davian? dia kan bandel banget?"

"Oh Davian sama Maura jadian? gak papalah ya, semoga aja sesudah jadi pacarnya Maura, Davian tidak bolos-bolosan lagi"

"Wah, Maura jadi cucu nya Pak Bromo dong"

"Kalian pacarannya jaga batas ya, jangan sampe kelewat batas"

"Ra?!!" panggil Davian, "Kenapa ngelamun?" Davian berhasil membuyarkan lamunan Maura, lebih tepatnya Maura sedang memikirkan perkataan mereka-mereka yang gak tau awal mula hubungannya dengan Davian

"Maaf, udah sampe? kok cepet?" tapi tunggu, kok mereka ada di pemakaman? apa yang mau Davian lakukan kesini? eh sorry, maksudnya dia mau ziarah ke makam siapa?

"Kok kesini?" Maura bingung

•••

My ICE [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang