•••
🎵Because of you - moon taeil romani🎵
amu maldo haji mothago
keudael baraboneun na
bureugo tto bulleo boado
deulliji anhneun keudaeui moksorimeomchul su eopneun sarang
nareul salge haejun saram
nae moksumboda sojunghan
keudael bonaeji mothaeapado kwaenchana saranghagi ttaemune
ijeuryeo doraseo bwado
gaseumi neol chajaga
ureodo kwaenchana keudael saranghanikka
apado kidaril nae majimak sarang
geudaeraseonae saengae dan han saram
nae salme jeonbuin saram
nunmuri nae apeul garyeodo
bonaeji mothaeapado kwaenchana saranghagi ttaemune
ijeuryeo doraseo bwado
gaseumi neol chajaga
ureodo kwaenchana keudael saranghanikka
apado kidaril nae majimak sarang
geudaeraseogateun haneul arae isseodo
keudaereul chaja hemaeineun na
gaseumi apaseo nunmuri heulleoseo
harudo keudae eopsi sal su eopneundeyeongwonhi saranghae naega jukneun nalkkaji
neomudo gomaun saram
nae gaseume saraga
ureodo kwaenchana keudael saranghanikka
apado kidaril nae majimak sarang
geudaeraseo•••
Usai melaksanakan sholat jumat, Davian dan Kaesang menuju kantin. Mereka pikir, perutnya butuh asupan siang iniSepanjang perjalanan dari mesjid menuju kantin, mereka bercerita apa saja yang menurutnya akan sangat lucu untuk diceritakan
Kaesang teringat perkataan Kanin, katanya Davian resmi jadian dengan Maura. Ya, meskipun itu Davian yang tiba-tiba meng-claim Maura untuk dijadikan pacar
"Eh Dav, bener ya lo jadian sama Maura?" to the point sekali bambwang
Davian yang mendengar pertanyaan Kaesang hanya memberikan jawaban dengan menaikkan bahunya
"Gila, lo dipelet apaan sama dia?" celetuk Kaesang
Saat Davian akan menjawab, pesanan mereka datang. Keduanya sedang fokus pada makanannya masing-masing
Setelah menyelesaikan makan siangnya, mereka pergi menuju kelas
•••
"Ra, aku pulang duluan ya" pamit Kanin
"Eh, gak bareng sama Kaesang?"
Kanin menggeleng cepat, seperti sedang terburu. Maura yanga melihat itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, selalu saja begitu jika Kanin sedang dalam keadaan buru-buru
Maura duduk didepan kelasnya, ia sedang menunggu seseorang yang tadi pagi mengirimnya pesan
*flasback on*
-Davian
Pulang bareng gue, tunggu depan kelas lo.-Maura
Ya-Davian
Sarapan!Read.
*flashback off*
Saat Maura sedang asik memainkan hp nya, suara bass itu mengagetkan dirinya
Maura yang reflek langsung melirik ke arah sumber suara itu, dan tepat sekali wajah Davian dekat sekali dengan kepalanya
degdeg...degdeg..
Maura yang buru-buru menyadari semuanya, kini ia terlihat malu, ia berusaha mengalihkan wajahnya dari pandangan Davian
"sorry, lama ya?", dan hanya anggukan yang didapat Davian
Kini keduanya sedang di atas motor, Davian hari ini dengan motor ninja nya. Beberapa hari ini, hubungan Maura dan Davian berjalan cukup mulus, memang tidak lepas dari wara-wiri warga sekolah termasuk guru yang kenal dekat dengan keduanya
"Maura kok mau sama Davian? dia kan bandel banget?"
"Oh Davian sama Maura jadian? gak papalah ya, semoga aja sesudah jadi pacarnya Maura, Davian tidak bolos-bolosan lagi"
"Wah, Maura jadi cucu nya Pak Bromo dong"
"Kalian pacarannya jaga batas ya, jangan sampe kelewat batas"
"Ra?!!" panggil Davian, "Kenapa ngelamun?" Davian berhasil membuyarkan lamunan Maura, lebih tepatnya Maura sedang memikirkan perkataan mereka-mereka yang gak tau awal mula hubungannya dengan Davian
"Maaf, udah sampe? kok cepet?" tapi tunggu, kok mereka ada di pemakaman? apa yang mau Davian lakukan kesini? eh sorry, maksudnya dia mau ziarah ke makam siapa?
"Kok kesini?" Maura bingung
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
My ICE [ ON GOING ]
Teen FictionKehilangan sosok ibu dalam hidupnya cukup membuat Davian terpuruk. Jika kalian bertanya, apa titik terlemah Davian? Jawabannya "Ibu" Tidak pandai bersosialisasi dan tidak mudah percaya kepada orang, membuat Maura menjadi orang yang pendiam dan pema...