•••🎵LANY - YOU🎵
Like water in the desert
Impossible to find
You found me when I was broken
Put me back together, gave me lifeLike a flower in the concrete
So beautiful and rare
You gave me hope when I was empty
Walked me through the fire, you were thereYou're the sun to the moon
You're my ocean, painted blue
You, I'm nothing without you
(Without you, without you)Like an angel in a nightmare
You opened up my eyes
Looking in all the wrong places
You're the one I needed this whole time•••
"Senin tlah tiba, Senin tlah tiba..hatiku tak gembira...."
Maura kini sedang berkaca, menyisiri rambutnya yang sebahu, dia memasangi jepit pitanya di rambut samping, uh cantik sekali
Tapi hari ini Maura tampak tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah, karena hari ini adalah hari sakral, yaa hari sakral. Maura malas sekali untuk mengikuti upacara bendera
Tapi demi pelajaran Biologi, ia mengurungkan niatnya untuk bermalas-malasan. Karena Hari Senin adalah jadwalnya pelajaran Biologi
"Ra turun yu, sarapannya udah siap"
"Iya Bu, ini udah siap kok"
Maura mengambil tas dan Hp nya ia berlari kecil menuju pintu, saat membuka pintu ia mendapatkan Ibu nya sedang berdiri tersenyum ke arahnya
"Uh, anak Ibu cantik banget, yu" ajak Fitri melangkah pergi
•••
Para kaum adam kini sedang duduk memutari meja makan. Tak asing bagi Bi Suti hanya untuk sekedar melihat pemandangan seperti ini
"Vian duluan ya, Hari Senin jadwalnya panas-panasan di lapang"
Davian berpamitan kepada semua yang sedang berada di meja makan, mereka hanya bisa geleng-geleng kepala
"Vian?" laki-laki bertubuh gagah itu memanggil Davian
Davian yang merasa dipanggil, menghentikan langkahnya, ia berbalik
"Cewe lu siapa namanya?" Haikal dengan senyum miringnya
Davian tau betul akan pertanyaan kakak nya ini, "elah, siapa sih? yang mana? Vian gak punya cewe kak" Davian mengelak
Pak Bromo dan Papahnya Davian tampak sedang berpikir, sepertinya mereka juga pernah melihat Davian membawa cewe
"Yang waktu ikut ke Stasiun jemput Papah?" tanya Reno
"Anjir!" gumam Davian
"Oh yang waktu itu kamu gandeng tagannya di sekolah? yang kamu ajak belajar bareng? yang jagain kamu selama di rumah sakit?" timpal Pak Bromo
"Shit!" Davian menegang, bisa-bisanya Opa nya ini tau semua itu
Davian melirik sekilas ke arah Haikal, ia tampak kesal pada kakaknya ini
"Udah di ajak ke makam bunda juga ko" sahut Haikal
Skak! Davian melotot
"Kalian ngadi-ngadi, Vian berangkat, Assalamualaikum..."
"Mau jemput cewe lu ya?" Haikal meneriaki Davian, tentu saja Davian mendengarnya
"Boleh juga" ucapnya dalam hati
•••
"Kok tumben semangat banget ke sekolahnya?" Maura angkat bicara
Kini keduanya sedang dalam perjalanan menuju sekolah, Davian melaju dengan kecepatan rata-rata
"Sekalian jemput pacar, emang dosa?" tanya Davian masih fokus mengendarai
Maura yang mendengar pertanyaan Davian hanya menggeleng, memang benar sih gak ada salahnya, tapi kan aneh aja gitu
Motor Davian sudah memasuki lapangan parkir, tidak aneh pasangan ini menjadi pusat perhatian. Davian yang selalu mengingtkan Maura, dirinya harus terbiasa dengan kondisi seperti ini
"Yuk" Davian berjalan dengan menuntun tangan Maura
Davian yang gercep, membuat Maura mau tak mau harus mengikuti langkahnya, bahkan menyamakan langkahnya tepat disamping Davian
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
My ICE [ ON GOING ]
Teen FictionKehilangan sosok ibu dalam hidupnya cukup membuat Davian terpuruk. Jika kalian bertanya, apa titik terlemah Davian? Jawabannya "Ibu" Tidak pandai bersosialisasi dan tidak mudah percaya kepada orang, membuat Maura menjadi orang yang pendiam dan pema...