•••Senin pagi, cuaca mendukung sekali bagi para pelajar untuk lebih semangat berangkat ke sekolah, begitu pun dengan Maura
"Kak Eyon jam berapa sampe sini?"
"Jam 10an, kamu nya udah tidur Ra"
Maura mengangguk
Valeron Albir panggil saja dia Eyon, sepupu Maura dari keluarga ibu nya, ia baru saja pulang dari Garut
"Kamu di antar aja sama Eyon ya, Ra" ucap Yanto
"Oke yah, yu Kak aku udah beres kok makan nya" ajak Maura
"Minum dulu Ra" ucap Fitri mengingatkan anaknya
Maura masih saja selalu lupa minum, padahal Fitri selalu menyimpan gelas di pinggir piringnya
Maura hanya memperlihatkan senyumnya
•••
"Kelas berapa Ra?" tanya Eyon
"Kelas 11 Kak"
"Mau lanjut kuliah?"
"Mau dong kak, doain aja ya" ucap Maura
Eyon mengangguk, kembali fokus ke jalanan, udaranya sejuk
"Pegangan Ra"
Eyon melajukan motornya agak ngebut
Sampailah Maura di sekolahnya, "Makasi Kak Eyon, aku masuk dulu ya, hati-hati Kak"
"Oke Ra, jangan nakal disekolah"
Maura memberikan dua jempol pada Eyon
Eyon menyalakan motornya, dan pergi secepat kilat
Maura berjalan memasuki gerbang sekolah, melalui kooridor yang sudah lumayan ramai, ingat! ini Hari Senin, sudah pasti pagi-pagi ramai, karena murid-murid lebih pagi berangkat ke sekolah
Saat akan menaiki tangga, Maura mrlihat pemandangan didepannya terlihat dua orang sedang berdiri di antara anak tangga
"Kanin? lagi ngapain disitu, inget loh ini masih area sekolah jangan berbuat macam-macam"
Kanin hanya meresponnya dengan cengiran, ia tidak sedang berbuat apa-apa, hanya sedang mengobrol biasa
"Hai, Maura ya?" sapa seorang laki-laki yang bersama Kanin
Maura tau dia siapa, pasti Kaesang temannya si Davian
Maura hanya memberikan senyum, "yaudah aku duluan ya"
Maura menaiki tangga, melewati Kanin dan Kaesang
Setelah tidak mendapati lagi Maura, Kaesang melihat lagi ke arah Kanin
"Jadi, kamu jangan deket-deket sama cowo lain, kalo ada apa-apa kasih tau aku" ucap Kaesang
Kanin tersenyum, ia memberi hormat pada Kaesang
"Thar?" panggil Kanin
Yang dipanggik menoleh, menaikkan sebelah keduanya alisnya
"Kita combalangin Maura sama Davian aja" ajak Kanin
Kaesang tersenyum, "ide bagus girlfriend"
Kanin memanggil Kaesang dengan nama belakangnya Kaesang Athair, kata Kanin ia ingin memiliki nama panggilan trsendiri, berbeda dari yang lainnya yang biasa memanggil "Kaesang", tapi lain dengan Kanin "Athar"
•••
Pelajaran Biologi baru saja selesai, kemudian disambut dengan bel istirahat, hari ini Maura benar-benar senang sekali karena mendapat nilai bagus di pelajaran Biologinya
"Keren Ra, nilai kamu sempurna" ucap Kanin
Maura mengangguk seraya tersenyum, "itu hasil kerja keras aku semalem Nin"
Kanin memberi dua jempol pada Maura, "Kantin yu"
Maura menyetujui ajakan Kanin. Mereka berdua melewati kooridor menuju kantin
"Eh Ra, kamu masih inget ga sama kejadian yang waktu itu?" tanya Kanin
Alis Maura hampir menyatu, menggambarkan kerutan di dahinya
"Kejadian yang mana?" Maura sepertinya lupa
"Itu loh, yang kamu nabrak si Davian sampe minuman fanta tumpah ke bajunya" jelas Kanin
Maura mengacungkan jari telunjuknya, "oh yang itu, iya-iya itu detik-detik aku harus berurusan sama yang namanya Davian"
"Waktu itu si Davian ngikutin kamu kan sampe ke toilet? dia gak ngapa-ngapain kamu kan?"
Maura menggeleng, "engga kok, dia cuma minta pertanggung jawaban"
"Terus kamu setuju?" tanya Kanin kepo
"Aku bilang aja, aku mau nurutin semua kemauan dia, dan..." Maura terdiam
"Dan apa?" Kanin masih menunggu lanjutannya
"Dan aku nyesel, liat dia sekarang seenakya sama aku"
Kanin menepuk pundak Maura, "gak papa Ra, untung Davian cakep"
Karena keasikan bercerita, mereka berdua sudah sampai di kantin
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
My ICE [ ON GOING ]
Teen FictionKehilangan sosok ibu dalam hidupnya cukup membuat Davian terpuruk. Jika kalian bertanya, apa titik terlemah Davian? Jawabannya "Ibu" Tidak pandai bersosialisasi dan tidak mudah percaya kepada orang, membuat Maura menjadi orang yang pendiam dan pema...