1/10

2.3K 348 16
                                    

Semua berawal dari chapter manga My Hero Academia yang aku baca, yang mana chapter itu berhasil membuatku termehek-mehek dan melayangkan sumpah serapah. Bagaimana tidak? Si tua bangka yang botak itu mengambil alih tubuh penjahat Favoritku, Shigaraki Tomura.

"ANJIM EMANG SI AFO! UDAH TUA BUKANNYA TOBAT MALAH TAMBAH BEJAT!" Kulayangkan sumpah pemuda, eh kok sumpah pemuda? Maaf, maksudku sumpah serapah untuk kesekian kalinya saat kubaca panel yang menampilkan aksi si bejat AFO yang kini mengendalikan tubuh Tomura.

AFO yang mengambil alih tubuh Tomura itu membobol Tartarus untuk membebaskan dirinya yang asli dan juga para penjahat lainnya. Entah apa tujuan tua bangka itu, hanya dia yang tau akhirnya.

Aku tidak tau kelanjutannya, karena manga itu baru sampai chapter 307. Aku berharap Midoriya bisa mengalahkan AFO, dan tentu saja bisa menyelamatkan Shigaraki juga. Karena bagaimanapun, aku tidak rela jika Shigaraki mati begitu saja. Aku tau kalau dia itu penjahat, pemeran antagonis. Tapi itu semua karena All For One! Jika saja si tua bangka itu tidak mencuci otak Shigaraki, mungkin Shimura Tenko tidak akan mati.

Shimura Tenko hanya anak kecil berumur 5 tahun yang tidak tau apa-apa. Yang dia tau hanyalah dia ingin menjadi pahlawan suatu hari nanti. Tidak peduli jika Ayahnya terus saja melarang Tenko kecil untuk berbicara tentang pahlawan, pria kecil itu tidak pernah melepas mimpinya. Bahkan saat pertama kali Quirk-nya terbentuk, dia ketakutan. Saat Mon-chan; anjing kesayangannya itu hancur di pelukannya, saat Hana; Kakak perempuannya juga hancur di genggaman tangannya, saat Ibu, Kakek, dan Neneknya hancur akibat Quirk miliknya, semua hal itu membuat Tenko ketakutan, apalagi saat Ayahnya mungkin berniat membunuhnya untuk menyelamatkan diri.

Tenko mungkin menyesal telah membunuh Ibu, Kakak, Kakek, Nenek, dan juga anjingnya. Tapi tidak dengan Kotaro, Tenko sama sekali tidak menyesal telah membunuh Ayah yang telah menyebabkan begitu banyak rasa sakit bagi tubuh maupun hatinya.

Saat itu lah, Shimura Tenko bertemu dengan DIA. Dari sekian banyaknya Pahlawan, kenapa harus All For One? Kenapa harus pria jahat itu yang menolong Tenko yang bingung dan ketakutan? Apakah jalan ceritanya memang harus seperti itu? Benar, tentu saja harus seperti itu 'kan? Harus ada yang akan menjadi penjahat agar si pemeran utama bisa menjadi Pahlawan yang sesungguhnya.

"Jika saja aku yang menolong Shimura Tenko, tidak akan aku biarkan dia tersesat di jalan yang salah."

Aku tau itu hanya omong kosong. Memangnya aku siapa? Pencipta manganya? Aku hanyalah pembaca, pembaca yang tidak rela jika karakter favoritnya mati dan diperlakukan tidak adil.

Sialan. Segala pemikiran ini membuatku sakit kepala. Lebih baik aku tidur sekarang, lagi pula besok aku harus lanjut kerja lembur bagai kuda.

Setelah mencuci kaki dan menggosok gigi, aku lantas mematikan lampu dan menghampiri pulau kapukku.

"Oke, mari tidur dan bermimpi untuk merubah nasib Tenko-ku yang malang."

Aku hanya asal bicara, tapi siapa yang tahu ketika aku bangun keesokan harinya, aku memiliki kesempatan itu?

Kesempatan untuk merubah nasib tragis Penjahat Favoritku.

Menyelamatkan Penjahat || Shigaraki Tomura x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang