Menyelamatkan Penjahat || Shigaraki Tomura x Reader

10/10

Entah berapa banyak alur yang telah aku ubah di manga ini, yang pasti kejadian disini sudah berbanding balik dengan manga yang pernah aku baca di dunia asalku.

Karena aku berhasil mencegah Tenko menjadi penjahat, aku tidak tahu kalau hal itu juga artinya merubah nasib karakter lain yang ada di sini. Siapa yang tahu bahwa Liga Penjahat akan tetap ada? Yang menjadi perbedaannya hanya siapa orang yang mengisi posisi "Shigaraki" saat ini.

Kalian tidak akan percaya jika aku mengatakan bahwa Midoriya Izuku lah yang menggantikan Tenko menjadi 'alat' nya All For One. Aku tidak bohong. Memang itu kenyataannya. Maafkan aku, para penggemar Midoriya. Aku benar-benar tidak bermaksud menjadikan idola kalian sebagai tumbal untuk menyelamatkan Tenko dari nasib buruk yang akan menimpanya di masa depan.

"[Name], kenapa melamun?"

Aku sedikit tersentak saat Tenko melambaikan tangannya tepat di depan wajahku. Ah, aku bahkan lupa dengan eksistensinya yang kini berada di rumahku.

"Maaf." Hanya itu yang bisa aku katakan.

Bisa kulihat Tenko menghela napas sebelum menyentuh kepalaku agar aku bersandar di bahunya. "Ada yang mengganggu pikiranmu, 'kan? Kau tau kau selalu bisa menceritakan apapun padaku, [Name]."

Senyum kecil terbit di bibirku mendengar kata-kata penuh perhatian itu. "Aku hanya sedang berpikir, kenapa kau tidak pernah memanggilku dengan sebutan 'Kakak' lagi sejak kita bertemu kembali," bohongku padanya.

Maafkan aku, Tenko. Aku belum bisa menceritakan apa yang selalu mengganggu pikiranku akhir-akhir ini padamu sekarang.

"Untuk apa aku memanggilmu Kakak? Aku kan bukan adikmu," ucapnya datar dan tanpa emosi.

"Apa-apaan itu?" Aku menatap Tenko sengit yang dibalas tak kalah sengit olehnya.

"Apa? Memang itu kenyataannya."

"Cih. Kadang aku merindukan Tenko-ku yang manis dan menggemaskan."

"Aku ada di sini. Masih rindu juga?" tanya Tenko dengan senyum menggoda.

Sialan. Kenapa aku malah tersipu seperti gadis remaja? Inget umur, hey! Jangan mau digombalin sama anak bau kencur!

Eh? Tapi gak bau kencur juga sih. Sekarang Tenko sudah remaja, atau dewasa (?) karena dia sudah lulus sekolah menengah tahun lalu. Dia juga sudah mendapatkan Lisensi Pahlawannya.

Ya, Tenko adalah seorang pahlawan sekarang.

"Lama kelamaan kau jadi semakin mirip dengan Touya, kau tahu?"

"Jangan samakan aku dengan orang itu. Aku tidak sudi!"

Aku hanya bisa tertawa melihatnya kesal seperti itu. Tenko berkata seolah membencinya, tapi aku tahu itu hanya penyangkalan. Aku tahu dengan sangat jelas bahwa Tenko menganggap Touya sebagai teman baiknya. Yah, meski mereka sering kali bertengkar 'sih.

Selain tidak ada 'Shigaraki', di dunia ini juga tidak ada 'Dabi'. Yang ada hanya Touya Todoroki.

"Kadang aku bertanya-tanya tentang dirimu," ucap Tenko tiba-tiba.

Aku lantas mendongak untuk menatapnya, "Eh? Kenapa?"

Tenko tersenyum tipis. Tangannya yang bersarung tangan terangkat untuk menyelipkan rambutku ke belakang telinga. "Kadang aku bertanya-tanya, 'Kau ini siapa?' karena entah bagaimana aku merasa hadirnya dirimu telah berhasil merubah hidupku. Aku tidak tahu dari mana pemikiran itu berasal. Aku hanya merasa kehadiranmu telah menyelamatkanku dari entah apa yang mungkin terjadi padaku di masa depan jika aku tidak bertemu denganmu."

Aku masih terpaku saat Tenko meraih sesuatu dari saku kemejanya dan menunjukkannya padaku. Benda itu kecil, bulat, dan berkilau.

Sebelum aku bisa membuka mulutku, Tenko kembali berkata. "Aku merasa kau adalah Pahlawan-ku, [Name]. Penyelamat hidupku. Sebuah keberuntungan bagiku bisa bertemu denganmu."

Tenko terdiam sesaat. Aku melihat ada sedikit keraguan di wajahnya sebelum akhirnya mata itu kembali menatap mataku dengan sorot penuh keyakinan.

"Aku tahu ini terlalu cepat. Tapi ... maukah kau menikah denganku, [Name]?"