Click-Clack!

3.4K 116 30
                                    

Dua kakak beradik bermarga Song yang kedua orang tuanya sedang menjalankan bisnis ke luar negeri memutuskan untuk berlibur saat akhir pekan. Song Yunhyeong dan adiknya Song Eunjin memilih menghabiskan<em> weekend </em>mereka di sebuah villa dekat danau pinggir hutan di mana keduanya terbiasa menghabisakan waktu kecil mereka di sana saat kedua orang tuanya tengah libur dari pekerjaan.

Memerlukan waktu tempuh 2 jam dari Seoul untuk sampai ke sana. Yunhyeong menyetir sedangkan Eunjin sibuk membaca novel. Sesekali ekor mata Yunhyeong menilik adiknya yang sangat serius membaca novel yang covernya terlihat creepy. Tak biasanya Eunjin membaca hal semacam itu. Yang sering Yunhyeong lihat, Eunjin selalu membawa novel romansa kemana saja ia pergi.

"Eunjin.."

"Apa?" jawab Eunjin tanpa mengalihkan fokusnya dari rentetan kalimat yang kelihatannya sangat menghipnotis.

"Kau sedang apa? Serius sekali kelihatannya. Kau baik-baik-baik saja, kan?"

"Kakak tidak lihat? Aku sedang membaca. Memangnya aku kenapa?" Eunjin melirik sebentar sesaat setelah Yunhyeong mengatupkan bibirnya. Kemudian atensinya kembali pada novel itu.

"Tidak apa-apa, sih. Hanya saja aneh melihat kau membaca novel yang kelihatannya sedikit horror."

Eunjin tertawa dengan apa yang kakaknya ucapkan, "Kenapa? Kakak takut?"

"Mana ada! Enak saja! Tidak ada sejarahnya Song Yunhyeong lelaki perkasa takut dengan hal seperti itu."

"Cih, percaya diri sekali. Sudahlah, fokus saja menyetir."

"Astaga, apakah aku supirmu, nona?" ledek Yunhyeong tidak suka.

Eunjin terkekeh, sesudahnya disusul oleh senyuman manis milik Yunhyeong. Tak ada percakapan antara keduanya setelah itu. Mereka sampai di tempat tujuan pukul 3 sore. Yunhyeong memarkir mobil dan Eunjin membawa perlengkapan mereka ke dalam villa.

Selesainya merapikan semua hal, mereka berdua melangkahkan tungkai menuju danau. Eunjin masih tetap membawa novelnya. Bahkan ia jalan sambil membaca. Yunhyeong agak khawatir, karena seakan-akan Eunjin tak peduli dengan hal lain selain novel itu. Tapi kemudian ia mengabaikan rasa khawatirnya tersebut, mungkin hanya perasaannya saja.

Sampai di pinggir danau keduanya duduk dengan lutut tertekuk. Yunhyeong menatap lurus ke depan di mana terlihat pinggiran hutan di seberang sana. Ia menoleh, Eunjin masih sibuk dengan bacaannya. Saat membalik halaman, Yunhyeong melihat cover novel tersebut melalui sela jari Eunjin. Urband legend.

Mengingat kata itu Yunhyeong ingat akan satu hal, di mana saat kecil dulu ia ingat dengan perkataan penduduk di sekitar villa tentang cerita rakyat yang hingga kini masih diragukan kebenarannya. Tentang seorang tentara yang kehilangan sebelah kakinya saat berperang dan menggantikan kakinya dengan besi tiruan. Banyak yang mengatakan tentara tersebut kabur dari rumahnya karena depresi akan dirinya yang tidak lagi sempurna sebagaimana manusia yang utuh. Ia melarikan diri ke hutan, di seberang sana. Hutan yang tak berujung, katanya.

Dikabarkan tentara tersebut juga seorang psikopat, yang hobinya merobek dan mencincang daging manusia. Ia gemar menculik anak kecil yang keluyuran di sore hari. Para orang tua memesan agar anak mereka tidak pulang lewat dari pukul enam sore. Karena bisa saja si psikopat itu muncul dan menculik mereka. Itu sebabnya di kawasan sekitar villa suasana malam sangat sepi, seperti tidak ada kehidupan. Karena setiap rumah akan mengunci pintu saat gelap mulai mendominasi langit.

Terbesit niatan jahil di benak Yunhyeong untuk menakuti adiknya dengan cerita tersebut agar eksistensinya disadari adiknya yang sedari tadi sibuk itu.

"Eunjin.."

"Hm..?"

"Kau tau tentang urban legend yang beredar di daerah ini?"

iKON FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang