Langit yang suram menemani kesendirian Jinhwan sore ini. Gumpalan kapas langit telah rapi membuat formasi dan siap menumpahkan tangisan alam. Kuatnya hembusan angin mampu membuat serakan dedaunan kering melayang bebas meninggalkan tempat dimana mereka jatuh. Tak ada sedikitpun niat untuk meninggalkan tempat di mana ia berpijak sekarang,
Jinhwan termangu.
Tetesan air mulai menghujam tanah seiring dengan langkah tungkainya. Jinhwan terus berjalan menerobos serangan bertubi-tubi yang menimpa tubuhnya. Tak ia hiraukan pandangan orang terhadapnya sepanjang jalan. Ia hanya ingin menuju tempat dimana ia merasa tenang.
Lynn, aku menyesal..
Sumpah mati bukan akhir seperti ini yang ia inginkan.
Jujur saja seluruh jiwa raganya mengiyakan bahwa apa
yang terjadi padanya merupakan balasan atas apa yang
telah ia lakukan terhadap -mantan kekasihnya- Lynn.
Tapi tak ada sekelebat pikiranpun dalam tempurung
kepalanya yang menyimpulkan bahwa ia akan berakhir
seperti ini, sungguh.
“Selamat kehilangan cintamu yang paling besar, Kim
Jinhwan.“Ia menghentikan langkah kakinya di telepon umum samping halte bus. Kau kira ia hendak menelpon Lynn? Jika iya, kau salah. Ia tak masuk untuk sekedar menekan beberapa nomor dan menempelkan ujung gagang telepon yang memiliki rongga itu ke telinganya. Tidak. Ia hanya bersandar di sana. Membuat orang-orang berpikiran aneh terhadapnya dan Jinhwan tak peduli akan hal Itu.
Melihat rambu untuk para pejalan kaki menyebrang menyala, ia seret langkahnya. Berjalan antara kerumunan orang yang searah maupun sebaliknya.
Semua bergerak cepat menghindari hantaman air hujan, tapi berbanding terbalik dengannya. Baru separuh jalan ia tempuh, rambu kembali pada para pengemudi untuk melanjutkan perjalanan yang tertunda oleh para pejalan kaki yang hendak menyebrang.
Jinhwan diam. Membuat beberapa klakson mobil berbunyi nyaring. Seperti orang bodoh, ia hanya menoleh ke kanan dan ke kiri. Tak peduli akan cacian para pengemudi yang melontarkan sumpah serapah kepadanya untuk menyingkir dari tengah jalan. Ia kembali merajut langkah.
Sesuatu dari sisi kirinya begitu silau. Ia menoleh, sepasang maniknya refleks mengecil sebab sinar yang menyilaukan.
“Aku akan menyusulmu, Lynn.”
-fin
KAMU SEDANG MEMBACA
iKON Fanfiction
FanfictionOneshoot series of YG's new boygroup, iKON. Written in Bahasa. Buka aja dulu siapa tau nyantol